Mohon tunggu...
Weedy Koshino
Weedy Koshino Mohon Tunggu... Lainnya - Weedy Koshino

Konnichiwa! Ibu 2 anak yang hidup di Jepang. Ingin membagi pengalaman selama hidup di Jepang. Penulis Buku Unbelievable Japan 1,2,3 dan Amazing Japan. Yoroshiku Onegaishimasu.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Budaya di Jepang Cegah Corona Menyebar Luas dengan Cepat

5 April 2020   13:25 Diperbarui: 6 April 2020   10:18 3026
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
tempat cuci tangan di SD Jepang| Dokumentasi pribadi

Tiap hari berita di TV dan koran isinya sudah tentu apa lagi kalau bukan tentang si corona virus. Bosen ya, tapi apa boleh buat perlu juga kita tetep update berita tentang wabah ini untuk jaga diri dan melihat situasi paling akhir. 

Wabah yang sudah melanda dunia, banyak korban yang terkena dan bahkan tidak sedikit yang meninggal dunia. 

Terus-terusan melihat berita yang menyedihkan begini secara tidak langsung terimbas sama keadaan mental kita, kalau sudah down begini, biasanya saya langsung buka youtube, lihat video Mr. Bean untuk menetralisir perasaan, film yang gak perlu kita ngerti bahasa inggris pun lihat gerak badannya sudah ngakak guling-guling hahaha.

Alhamdulillah habis itu perasaan kembali tenang lagi dan tetap positif kalau kita akan baik-baik saja.

Beberapa teman menanyakan tentang keadaan di Jepang. Mbak Weedy apakah Jepang sudah lockdown? Bagaimana keadaan Jepang mbak? Berapa orang yang sudah terkena? Masker masih ada yang jual mbak? Dan pertanyaan lainnya.

Untuk Masker, waduh jadi barang langka sekali, tiap berangkat kerja saya selalu lewat drugstore yang jual masker, tapi masih ada itu tulisan gede yang artinya, STOCK MASKER MASIH KOSONG, walah! 

Dan dimanapun juga sudah jarang yang jual masker, makanya kita masyarakat Jepang sudah give up nyari-nyari toko yang jual masker, jadinya ya banyak yang bikin masker sendiri, dan ada juga yang cuci ulang kayak saya hahaha!

Lihat berita dan koran hari ini (5/4/2020), Tokyo termasuk yang paling banyak terpapar virus corona dibanding dengan kota lain di Jepang, katanya Sabtu kemarin ini dalam satu hari ada 118 orang yang kena virus corona! 

Padahal Gubernur Tokyo, Ibu Koike sudah mengimbau masyarakat untuk tidak keluar rumah saat weekend, gimana kalo gak ada imbauan yah udah berapa ratus orang kali yang kena.

Jadi inget saat awal wabah kasus corona ini mulai mewabah, dari Wuhan China, lalu kena ke Jepang (awal kasusnya dari kapal Diamond Princess) dan Korea. 

Saat ada beberapa lansia Jepang yang terkena corona dan meninggal dunia, Jepang mulai panik, saat itu Hokkaido adalah yang paling banyak terkena virus ini. Ditambah adanya rush orang-orang mulai panik membeli dan menimbun bahan makanan karena adanya rumor yang mengatakan kalau ada barang-barang diproduksi di China dan tidak bisa masuk ke Jepang lagi. 

Akhirnya masyarakat Jepang ketakutan dan mulai membeli bahan-bahan makanan dan kebutuhan pokok, toilet paper, tissue, beras, makanan instan, dan lain sebagainya. 

Supermarket kosong melompong, akhirnya orang-orang yang bener-bener butuh jadi kesusahan dan menderita, tapi lambat laun keadaan kembali normal dan stabil hingga saat ini karena pemerintah menenangkan dan menjamin untuk kebutuhan sehari hari kita tidak perlu khawatir.

Namun sekarang coba lihat, bukan hanya China, Korea, dan Jepang saja yang banyak terkena corona virus ini, tapi sudah menjarah ke seluruh dunia! Bahkan kalau dibandingkan dengan negara lain, saat ini kok Jepang termasuk yang sedikit jumlah jadinya, tapi kita jangan bernafas lega dulu, tetap kita harus selalu waspada!

Baru saja lihat berita di koran Jepang disebutkan negara-negara yang banyak terpapar corona adalah sebagai berikut Amerika Serikat 278,458 orang, Spanyol 124,736 orang, Italia 119,827 orang, Jerman 91,159 orang, Prancis 83,029 orang, China 82,543 orang, Iran 55,743 orang, Inggris 38,698 orang dan Jepang 3,402 orang. 

Amerika menduduki negara yang paling banyak terpapar virus corona dan katanya penyebarannya sangat cepat sekali di sana, khususnya di kota New York. Kenapa ya?

Di mana-mana saya jadi sering ngobrol tentang masalah ini, bersama dengan teman-teman Indonesia yang tinggal di Jepang dan dengan orang asing teman kerja. 

Yang menarik adalah kok yao pikiran kita sama tentang satu hal alasan kenapa di Jepang penyebaran virus corona tidak cepat dan semakin meluas dibandingkan dengan negara-negara lain di dunia.

1. Gak Ngeyel! Bagi yang tinggal di Jepang, mungkin terasa suasana yang bersih aman dan nyaman, kenapa? Karena masyarakat Jepang kebanyakan tidak ngeyel dan penurut. 

Jadi apa-apa yang dianjurkan diimbau ya nunut ajaa, gak mau mereka beda sendiri/ngeyel sendiri karena takut dikucilkan dan dijauhkan dari lingkungan. 

Contoh yang gampang terlihat dari budaya bersih mereka, anak-anak kecil dari TK-SD dan SMP ada bersih bersih kelas dan sekolahnya, budaya buang sampah pada tempatnya, dan lain sebagainya. Budaya bersih itulah yang membuat lingkungan jadi bersih dan sehat.

2. Budaya pakai masker, aneh kan kok pakai masker jadi budaya di Jepang yah? 

Nah itu, saya aja bingung kok di sini orang-orangnya seneng banget loh pakai masker, tapi pas lama tinggal disini, saya jadi ikutan suka pakai masker, apalagi saat mau buang sampah keluar apartemen terus saya belum sikat gigi, belum gincu an dan dan bedakan, buru-buru deh pakai masker buat nutupin muka bantal saya yang kucel hahaha (rahasia emak-emak Jepang!). 

Anak-anak sekolah juga wajib pakai masker saat mereka jadi petugas kyushoku, yang bagikan makan siang di sekolah. Dan tentu saja ada manner yang gak perlu pemerintahnya berkoar-koar lagi tentang pemakaian masker saat kita sedang sakit flu, kenapa? 

Soalnya saya pernah loh dipelototin bapak-bapak di bus pas batuk kecil dan saat itu saya lupa gak pakai masker! Sanksi sosialnya syereemm...jadi biasa banget lihat orang-orang Jepang pakai masker walaupun kadang ada juga yang alasannya bukan karena sedang sakit

saat event bikin kue di SD| Dokumentasi pribadi
saat event bikin kue di SD| Dokumentasi pribadi
3. Budaya Ugai, kumur-kumur, cuci tangan dan bawa selampe sejak kecil.

Anak-anak kecil di sini pinter-pinter banget jaga kesehatannya. Dulu waktu masih TK, saya sering undang temannya anak-anak main di rumah, nah sebelum duduk di ruang tamu, mereka bererot otomatis menuju kamar mandi, cuci tangan dan lucunya lagi mereka kumur-kumur sambil mendongakkan kepalanya kumur-kumur sampe bunyi gok gok gok gok gok gok hahahaha bocah-bocah ini kumurnya bukan dalam mulut aja tapi sampe kumur di rongga tenggorokan loh! 

Pas saya tanya, kata ibu guru kumannya juga suka ada yang nyangkut di tenggorokan jadi harus kumurnya begini hahahaha pinter ibu gurunya! Jadi anak-anak kecil ini sudah biasa yah proteksi dirinya dari kuman, karena memang awalnya sudah ada edukasi dari sekolah. 

Waktu saya ikut acara orang tua di sekolah TK pun, saya lihat dalam setiap kelas mereka ada tempat cuci tangan yang panjang, jadi anak-anak bisa cuci tangan dan sabunan serta kumur-kumur kapan saja, tanpa perlu ke kamar mandi, hebat yah! 

Dan habis cuci tangan lap tangannya pakai tissue atau sapu tangan yang ada dalam tasnya dan habit itu sampai anak-anak ini sekarang sudah SD loh. 

Dulu waktu kelas 1-3 SD si bungsu cewek suka pakai kantong kecil yang diberi peniti di rok/celananya, dalamnya tissue dan selampe katanya biar ga ribet pas cuci tangan bolak balik ambil ke tas, yo wes kantong kecilnya dipenitiin di bajunya hahaha!

tempat cuci tangan di SD Jepang| Dokumentasi pribadi
tempat cuci tangan di SD Jepang| Dokumentasi pribadi
4. Ojigi, cara salam ala Jepang.

Cara salam dengan membungkukkan badan, nah saat wabah corona kayanya cara yang paling tepat agar kita tak tertular atau menularkan ya dengan tidak kontak badan dan terlalu dekat dengan orang.

Kebayang lagi heboh corona begini, kita mengucapkan salamnya tetap keukeuh harus jabat erat tangan dan cipika cipiki bahkan pelukan hadeeehhhh...

5. Menjaga jarak dengan orang lain. 

Kalau untuk social distancing mah Jepang kayaknya gak susah-susah banget ngejalaninnya, wong masyarakatnya khususnya di perkotaan sudah individualis kok. 

Misalnya saja nih saya tinggal di apartemen, saya baru tahu penampakan orang yang tinggal di sebelah kiri saya itu setelah ada sirine gempa bumi saat weekend kita harus segera keluar.

Nah saat itu saya dan suami saya baru hajimemashite-an (kenalan) sama tetangga saya pas menuju tangga darurat hahaha! 

Jarang tetangga sowan-sowanan ke rumah, kalaupun mau sowan juga wajib ada janji dulu loh, kalau mendadak main ping pong bel rumah ya siap-siap aja bakalan gak dibukakan pintu dan adanya piring kecil atau tray khusus di dekat mesin kasir saat kita membeli sesuatu, jadi uangnya di taruh di piring itu, selain agar uang tidak bececeran jatuh, juga untuk agar tidak adanya kontak tangan!

Melihat hal itu semua saya yakin mungkin inilah kenapa penyebaran corona di Jepang tidak begitu naik cepat seperti negara-negara lainnya di dunia, karena dari kecil sudah ada budaya pakai masker, budaya kumur, budaya cuci tangan, dan lain-lain yang sekarang ini semua orang di seluruh dunia dianjurkan untuk melakukan itu semua sebagai cara memproteksi diri agar tidak tertular dan menularkan orang lain.

Karena Jepang sudah terbiasa dan menjadi gaya hidup mereka sehari-hari jadi pemerintah juga sangat terbantu karena dengan kesadaran sendiri mereka sudah melakukannya tanpa merasa ada tekanan karena adanya wabah corona ini. 

Namun begitu, kita masyarakat di Jepang tetap harus selalu waspada dan terus memproteksi diri dengan menjauhi keramaian dan menjaga ketahanan tubuh, agar tidak terpapar virus ini. Semoga wabah ini cepat berlalu dan dunia kembali normal seperti sedia kala. Amin.

Salam Hangat, WK

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun