Mohon tunggu...
Weedy Koshino
Weedy Koshino Mohon Tunggu... Lainnya - Weedy Koshino

Konnichiwa! Ibu 2 anak yang hidup di Jepang. Ingin membagi pengalaman selama hidup di Jepang. Penulis Buku Unbelievable Japan 1,2,3 dan Amazing Japan. Yoroshiku Onegaishimasu.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dihimbau Jadi Baik, Kenapa Dicaci Maki?

18 Januari 2019   11:31 Diperbarui: 18 Januari 2019   11:59 2078
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tadi malam saya barubaca tentang berita dimana salah satu gerai ayam goreng di Indonesia sudah mulai mengkampanyekan para pelanggannya untuk membereskan tray  dan sampah makanannya, entah kenapa kok saya senang sekali mendengarnya, alhamdulillah Indonesia mulai sadar akan hal ini. 

Namun, sayangnya justru ada juga sebagian orang yang tidak suka bahkan seperti kesal atas anjuran itu, padahal saya rasa itu adalah himbauan untuk mengajak kebaikan. Lah kok malah pada kesel? Aneh!

Budaya Bersih dan Membereskan Makanan.

Dulu, saat anak-anak masih duduk di TK, ada beberapa kejadian yang saya jadi bingung menjelaskan kepada anak-anak. 

1. Dianggap aneh saat membereskkan makanan di salah satu restoran fast food.

Setiap kami habis makan di  warung fastfood, anak saya sering bertanya, Ma nande minna katazuke shinai no? Ma, kenapa kok habis makan tidak dibereskan ya? Lalu saya jawab, karena di sini masih belum ada budaya bereskan makanan saat makan di restoran, masih ada mbak mas pelayan yang akan mengerjakannya. 

Anak-anak hanya manggut manggut saja, entah deh mereka ngerti apa ngga yang saya jelaskan, karena saya sebagai Orang indonesia juga tidak mau menjelek jelekan negeri sendiri, walau saat mereka bertanya begitu kok dada berasa sesek banget. (Dalem hati)Naakk...dulu mama juga gak pernah bereskan tray dan buang sampah habis makanan di restoran, hikss maluu. 

2.  Budaya membereskan piring dan gelas sehabis makan.

Saat mudik anak-anak suka bingung kalau lihat banyak  yang disuapi makannya baik itu oleh orang tua atau oleh mbak atau bibiknya. Sudah gitu makannya diluar rumah, sambil pada lari-larian, kejar-kejaran, nasi pada tumpah bececeran kemana mana. 

Yang nyuapin juga kasihan ngos-ngosan, belum lagi kalau ada anak yang jatuh, nangis kejer, makaannya di lepeh, tangan kotor, dan sebagainya, makanya gak heran anak-anak akan bawel tanya sama saya, Ma, nande minna gohan soto de taberuno? Kenapa makannya diluar, lari-larian? Ma, nande jibun de tabenai no? Kenapa ga makan sendiri? Nande, Nande, Nande...?? Haduh pusing kalau saya mulai dibombardir sama si nande nande ini hahahaha! 

Kenapa anak-anak ini heran melihat banyak kebiasaan di Indonesia yang mereka jarang bahan hampir tidak pernah lihat di Jepang. Tapi jujur saja saya juga dulu sangat kaget saat pindahke Negeri Shincan ini dan melihat begitu mandirinya anak-anak kecil di sini, bahkan dimulai saat mereka baru belajar mulai makan! 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun