Baca judulnya serem ya, lah kok arwah pakai disambut segala kedatangannya hiyy...
Hobi saya kalau hari libur adalah jalan-jalan ke home center, sekalian belanja sabun cuci bisa juga melipir melihat lihat bunga-bunga yang cantik di jual. Nah hari itu, suasana agak lain, saat baru masuk gedungnya, waduuh sudah heboh rak pas di depan pintu masuknya dengan printilan benda-benda untuk perayaan obon yang jatuh pada pertengahan Agustus nanti.Â
Perayaan o-bon adalah salah satu tradisi di Jepang untuk menyambut kedatangan arwah leluhur ke bumi. Perayaan O-bon ini dilakukan sekitaran tanggal 15 agustus. Sama seperti perayaan tahun baru di Jepang, saat perayaan O-bon ini pun, banyak masyarakat jepang yang mudik ke kampung halaman, apalagi pas sekali anak-anak sekolahpun sudah masuk liburan musim panas.Â
Ada ritual yang biasa dilakukan oleh orang-orang Jepang dalam perayaan O-bon ini. Bagi yang kangen dengan orang tua atau kakek nenek, atau saudara yang sudah meninggal, konon katanya momen seperti ini lah kemungkinan mereka bisa bertemu. Saya ingat dulu waktu O-bon main ke rumah mertua melihat ada kupu-kupu besar masuk dan seketika Otousan, bapak mertua saya langsung menutup jendelanya.
Ternyata ada kepercayaan kalau ada kupu-kupu yang masuk ke rumah saat hari O-bon adalah jelmaan arwah keluarga dan kerabat yang ingin mengunjungi keluarganya yang masih hidup. Terlihat gimana senangnya otousan melihat ada kupu-kupu yang hinggap di hordeng jendelanya. Saya langsung berfikir, mungkin Otousan berharap kupu-kupu itu adalah jelmaan dari ayahnya yang meninggal tenggelam bersama kapal Musashi yang hilang saat perang dulu.Â
Saya paling merinding kalau sudah malam tiba, gimana gak takut, katanya saat itulah para arwah akan kembali ke rumahnya. Ada tradisi unik  dimana setiap daerah itu berbeda beda pelaksanaannya dalam menyambut arwah-arwah yang datang. Misalnya saja, dengan menghanyutkan lentera disungai, membakar sesuatu atau menggantungkan lampion di depan rumah, yang ini semua dimaksudkan sebagai tanda penyambutan arwah agar segera bisa menemukan jalan pulang ke rumah sanak saudaranya yang masih hidup.Â
Bagi orang asing yang ngerti tentang perayaan O-bon ini mungkin akan sedikit terkesan seram, tapi lucunya, acara O-bon ini justru menjadi perayaan yang ditunggu oleh warga Jepang sendiri. Musim O-bon adalah hari-hari orang-orang jepang mudik kampung halaman berkumpul bersama keluarga dan kerabat, bahkan bisa diartikan juga berkumpul bersama saudara-saudara yang sudah meninggal!!Â
Dulu saya pernah nyengir ngeri saat melihat mertua saya sibuk menyusun sajen menyambut kedatangan arwah leluhur mereka, kok gak takut ya? Eh dengan entengnya mereka menjawab, kenapa mesti takut kan yang datang arwah-arwah yang kita kenal...hahahaha iya juga sih ya...kalau arwah modelan suketi, sundel bolong, kuntilanak sama gunduruwo ngibritt yang ada :D
Saat berkunjung ke rumah-rumah Jepang, biasanya rumah kakek nenek kita bisa merasakan suasana yang berbeda saat perayaan o-bon. ada benda-benda yang unik yang bisa kita temukan disana, seperti :Â
Butsudan
Kata bapak mertua saya, butsudan itu semacam kuburan mini nya orang Jepang, kita tidak perlu nyekar ke makam karena biasanya dalam butsudan itu diletakkan keramik kecil yang berisi debu tulang orang-orang yang meninggal. Butsudan ukurannya beraneka ragam, ada yang lemari besar, ada juga yang bentuknya kecil.Â
Chouchin
Chouchin bisa ditemukan dimana mana gak perlu nunggu saat musim O-bon tiba, karena warung jepang tradisional atau tempat minum sejenis Izakaya kadang ada juga yang memasang chouchin atau lampion kertas begini, bukan karena mereka ngarep arwah pada dateng loh hiyyy tapi untuk kasus ini tentu saja pertanda agar customer bisa segera melihat keberadaan warung-warung yang bisa disinggahi untuk melepas lelahD
Osonae
Di rumah mertua saya selalu terlihat sajian osonae berupa dango, monaka, yokan, senbe bahkan mikan/jeruk, untuk minumannya ada ocha yang disajikan dalam gelas. Sajen itu akan disajikan selama kurang lebih 3 hari, untuk makanan dan minuman yang tidak tahan lama biasanya mereka ganti setiap hari.Â
Nah ceritanya, waktu anak-anak masih kecil dulu, paling girang deh lihat banyak makanan dan cemilan manis terpampang di deket butsudan di rumah kakek neneknya. Habis mereka berdoa mendoakan buyut buyutnya, diserbulah itu makanan menggugah selera sama dua bocah sampe berebutan. Sambil mulut masih ngunyah makanan, si sulung bilang sama kakeknya, Ojiichan oishii ne, makasih ya sudah menyiapkan kue-kue enak ini untuk dimakan setelah selesai berdoa. Kita yang ngedenger ngakak, idiihhh GR dotkom bener yak, papanya nyengir sambil nyeletuk, loh kata siapa itu makanannya buat kalian, itu kan OSONAE atau sajen yang diperuntukan untuk menyambut arwah-arwah saudara-saudara kita yang datang menjenguk nanti.Â
Belum habis papanya menjelaskan, buru-buru ini krucils naruh jeruk dan bungkusin kue yang belum habis dimakan taruh di nampan terus ngibrit kabur ketakutan. Hayoo yang tadi ngembatin osonae/sajen siapa? siap-siap nanti malem digerayangin loh hahahaha...mamanya bertanduk jahil godain krucils :D :DÂ
Hiasan O-bon
Bon Odori
Katanya, saat bon odori itulah hari terakhir kita melepas musim o-bon dan bersama sama dengan para arwah yang turun ke bumi merayakannya dengan menari bersama. Gak usah ngebayangin suasana mencekam mengerikan saat bon odori tapi sebaliknya, hebohh, meriahh dengan suara gelak tawa, hangat suasananya penuh keakraban. Jadi gak perlu takut. Kalau lihat ada bon odori sedang berlangsung, langsung melipir ikut joget aja, bebas kok, cowok cewek semuanya menyatu menari bersama.Â
Bon odori biasanya dijadikan satu acaranya dengan Natsu Matsuri, Summer Festival. Di Summer festival, ada juga parade orang-orang yang mengenakan baju Jepang bergaya macam-macam, konvoi menari dan menyanyi dan tak lupa banyak tukang makanan di pinggir jalan.Â
Jadi sudah bisa bayangin kan gimana suasana saat upacara O-bon, tradisi penyambutan arwah leluhur yang akan datang menjenguk keluarganya yang masih hidup di Jepang? Masih terlihat menyeramkan?Â
Salam Hangat, wk
Foto dok. pribadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H