Mohon tunggu...
Weedy Koshino
Weedy Koshino Mohon Tunggu... Lainnya - Weedy Koshino

Konnichiwa! Ibu 2 anak yang hidup di Jepang. Ingin membagi pengalaman selama hidup di Jepang. Penulis Buku Unbelievable Japan 1,2,3 dan Amazing Japan. Yoroshiku Onegaishimasu.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Kerja Part Time, Gaji 11 Juta di Kantor Pos Jepang!

3 Juli 2017   19:18 Diperbarui: 10 September 2017   20:36 7719
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: businessinsider.com

Mendengar si bapak ngomong berasa hujan turun deras di tengah gurun yang gersang dan panas, sejukk ademmm. Saya langsung semangat bilang, HAIK GANBARIMASU.  Setiap satu orangnya beberapa pertanyaan dilontarkan, sampai akhirnya selesai. Keluar ruangan, berasa no hope. Masih kebayang muka si bapak yang nyecer tadi bilang kalau gak bisa kanji ga bisa kerja, terus terngiang ngiang. Buka pintu mobil, langsung pakai kaca mata hitam menutup mata yang sudah tumpah deras dengan airmata. Ya, Allah susah sekali ya kerja di Jepang, akhirnya balik nyalahin diri sendiri yang males-malesan belajar bahasa Jepang dan kanji. Nyeseel-nyeseel minta ampun. 

Malemnya curhat sama suami, dia malah support babe-babe yang saya pikir kejam banget nyecer dan bilang begitu, loh itulah interview kerja yang benar, apalagi kantor pos kan dulu pernah punya pemerintah walau sekarang bukan tapi sistemnya mungkin masih sama begitu prosedur perekrutannya. Mereka harus pastiin dong pegawai yang direkrutnya bisa bekerja dengan baik nanti, itu bukan kejam atau jahat tapi mereka menjalankan prosedur interview yang sudah benar. Hmm..iya kali ya. dasar nih emak mellow :D

Besoknya saya sudah melupakan dan berusaha untuk move on cari lagi lowongan. Tapi tak lama, ada surat dari kantor pos. Saya robek dan buka wuih banyak sekali surat-surat. Saya buru-buru gabrugin ke paha suami, haha. "Pa, tolong ini apaan sih banyak banget isinya, saya keterima apa nggak ya?"

Suami baca satu satu semua suratnya. Habis itu dia menatap saya kayak gak percaya. "Ma, kamu keterima tuh." JEGEERR... ya Allah rasanee kaya mau jingkrak jingkak sambil ngejerit kaya anak kecil. "Yang bener pa? Dimana tulisan yang bilang diterimanya?" Ditunjukin jari, saya nggak ngerti juga, haha. sumpimpe bahasa formal sekali. 

Habis anak-anak tidur saya ditatar suami dijelasin satu-satu, surat yang harus saya tandatangani, kontrak kerja, jadwal kenshuu, latihan kerja, dan ketebelece lainnya. Banyak yang harus ditulis tangan, dan saya jewantahkan sama suami, haha. Kalau saya yang nulis bisa seminggu baru kelar. 

Akhirnya saya mulai latihan kerja selama 2 hari full day. Capeknya gak nahan, isi kepala kaya diperes kayak santen! Kelas diklat kira-kira berisi 30 orangan, bermacam-macam isinya ada yang customer service staff, hotline staff, delivery surat, dan petugas paket. Kami semua dapet dua diktat yang menjelaskan sejarah kantor pos Jepang, prosedur kerja, sistem penghitungan gaji, cuti, cara kerja, macem-macem. Dari cara mengucapkan salam atau ketemu dengan customer semua diajarkan dengan detil. Kadang ngantuk saat pemberian materi dalam kelas. Tapi saat tahu kalau setiap akhir pelajaran ada tes tulisnya, mata langsung melotot kuping buka lebar-lebar biar gak ketinggalan saat gurunya kasih kisi-kisi soal ujian yang akan diberikan. 

Alhamdulillah sebelah saya ada ibu-ibu yang baikkkk banget. Dia tahu saya gak bisa nulis kanji dan gak mudeng apa yang ada dalam diktat, karena dia juga katanya pusing membaca kata-kata yang kaku dan formal begitu. Dengan sabar habis dikasih kisi-kisi soal ujian, dia kembali mejelaskan sama saya dengan bahasa yang mudah dimengerti. Kata dia jangan takut, ujian ini katanya hanya formalitas saja kok, tidak ada gagalnya. Fiuhh lega. 2 hari latihan kerja akhirnya bisa dijalani dengan baik. 

Esoknya saya langsung masuk kerja di kantor pos besar di kota saya. Dan saya shock sekali dengan gaya kerja di Jepang. Pengalaman pertama tak terlupakan. Saat kita mulai masuk kerja, ya kita bener-bener bekerja! Walau banyak yang membantu, lumayan pusing juga melihat begitu banyak paket yang datang dari seluruh Jepang yang harus dibagikan ke semua kota-kota dalam Chiba Prefecture.

Melihat dimana-mana daftar kodepos setiap wilayah dan kota. Mengecek satu-satu setiap paket yang datang dan memilahnya sesuai dengan kodepos dan menaruhnya di tempat yang akan dibawa oleh pak pos ke kantor-kantor pos kecil untuk nanti dibagikan. Hari pertama kerja, kepala nyut-nyutan pening 7 keliling.

Hari-hari selanjutnya, mulai diminta ngebantu para senior atau senpai mengecek ulang paket yang akan dikirim. "Tolong cek dengan cermat ya, karena kalau salah paket itu akan terkirim jauh ke kota lain, jangan bengong," haha. Tauk baget ya saya suka plenga plengo saking takjub lihat cara kerja orang Jepang yang cepeeettt banget! 

Ada senior cewek yang baik hati sekali namanya Nishida san dan Sachiko san, mereka membuat fotokopi daftar seluruh kota-kota yang ada di prefecture Chiba! Tauk kali yah saya suka melongo melihat kodepos yang nomornya hampir mirip kadang saya suka ketuker tuker. Di rumah saya belajar sama suami. Semua kota-kota yang alaihim gambreng buanyaknya saya terjemahin pakai hiragana. Dan kebanyakan saya baru tau ternyata ada ya kota itu di Chiba. Wkwk lah kemana ajee neng?! haha.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun