Mohon tunggu...
Weedy Koshino
Weedy Koshino Mohon Tunggu... Lainnya - Weedy Koshino

Konnichiwa! Ibu 2 anak yang hidup di Jepang. Ingin membagi pengalaman selama hidup di Jepang. Penulis Buku Unbelievable Japan 1,2,3 dan Amazing Japan. Yoroshiku Onegaishimasu.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Beginilah Cara Beramal ala Anak SD di Jepang

29 Mei 2017   15:57 Diperbarui: 29 Mei 2017   19:31 1889
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Akai Hane, simbol donasi di Jepang

Donasi Untuk Syria

Donasi Bulu Merah sepertinya dilakukan setiap setahun sekali. Tapi tahun ini saya terkejut ketika anak-anak ini membawa kertas yang bisa dilipat menjadi amplop yang ternyata itu adalah amplop untuk beramal. Sambil menyerahkan amplop yang bergambar anak-anak di syria sedang belajar itu, mereka berkata kalau mereka kasihan dengan anak-anak yang jadi korban perang. Kasihan deh ma, masak mereka ada yang gak tahu loh kalau damai itu seperti apa?...

Donasi kali ini adalah donasi untuk anak-anak di Syria, penggalangan dana dilakukan oleh UNICEF. Mungkin anak-anak SD ini bingung, UNICEF apaan sih? Dan di kertas itu lengkap di jelaskan kalau UNICEF adalah organisasi di bawah naungan PBB yang bekerja untuk di seluruh dunia untuk menanggulangi kemiskinan, dan melindungi keberlangsungan hidup anak-anak di negara-negara yang tertimpa musibah dan kesusahan. 

Uniknya, dalam kertas kecil yang bisa dilipat menjadi amplop itu ada kisah haru yang diceritakan dimana anak-anak di Syria yang selalu dalam keadaan gelisah karena rumah dan sekolah mereka yang sewaktu waktu bisa terkena bom. Kehilangan keluarga dan teman, kehilangan tempat tinggal, kehilangan tempat belajar. Seorang anak yang begitu mendambakan kedamaian, karena ia ingin hidup tenang dengan keluarga dan teman-temannya, ia ingin bisa belajar lagi karena kelas yang biasa ia tempati untuk menuntut ilmu sudah  hancur lebur. Dan kini anak-anak Syria ini hanya bisa belajar dalam lobang yang digali dalam tanah karena hanya tempat yang seperti inilah yang paling aman untuk keselamatan mereka. Anak kecil ini sampai mempunyai cita-cita kalau mereka sudah besar ingin menciptakan kota yang aman dan damai, hal yang belum pernah ia rasakan seumur hidupnya. 

Pemberian dana donasi sama seperti dengan donasi Akai Hane, yaitu tidak ada batasan dan bersifat sukarela. Uang akan dimasukkan kedalam kertas yang bisa disulap menjadi amplop lalu diserahkan ke wali kelas, atau bisa juga langsung di bawa ke kantor pos. 

Dalam kertas donasi untuk syria ini dijelaskan, apabila kita memberikan donasi sebesar 100 yen itu ternyata sangatlah bernilai untuk Syria. Kenapa? 

1) karena 100 yen itu bisa untuk membeli 234 butir tablet untuk membersihkan air menjadi jernih dan bersih, dimana satu tablet bisa membersihkan sebanyak 4-5 liter air hingga menjadi bersih. 

2) Karena 100 yen bisa untuk membeli 14 bungkus obat untuk buang-buang air. 

3) karena 100 yen bisa untuk membeli 6 vaksin polio

Begitu banyak manfaatnya hanya dari 100 yen yang kita berikan untuk keberlangsungan hidup anak-anak di Syria ini. 100 yen yang mungkin nilainya bagi kita tidak seberapa tapi bagi anak-anak Syria itu mungkin sesuatu yang bisa menyelamatkan nyawa mereka. 

Di Jepang tidak sama dengan di Indonesia, dimana kita bisa menyumbangkan uang kepada pengemis, peminta-minta, orang-orang cacat yang duduk dipinggir jalan, pengamen cilik, nenek-nenek tua atau anak-anak kecil yang berjualan. Kepada mereka kita bisa menyisihkan sebagian rejeki kita untuk membantu mereka, memberikan secara ikhlas dan sukarela, membeli makanannya tanpa mengharap kembalian, menaruh uang ke kaleng kepada pengamen cilik yang kadang suara, nada dan lagunya pada mabur ndak jelas kemana hahaha, semuanya bisa kita temui dengan mudah di Indonesia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun