Mohon tunggu...
Weedy Koshino
Weedy Koshino Mohon Tunggu... Lainnya - Weedy Koshino

Konnichiwa! Ibu 2 anak yang hidup di Jepang. Ingin membagi pengalaman selama hidup di Jepang. Penulis Buku Unbelievable Japan 1,2,3 dan Amazing Japan. Yoroshiku Onegaishimasu.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Rumah Sakit Berjalan, Periksa Kesehatan dalam Bus!

30 Januari 2017   10:41 Diperbarui: 30 Januari 2017   16:55 1565
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bis Biru untuk cek pap smear. Dok.pribadi

Dari dulu sampai sekarang, saya masih suka suka heran dengan budaya surat menyurat di Jepang. Negara sudah canggih begini, kok masih mau ya kirim kirim surat melalai kantor pos. Bukan saja berkirim surat antar perorangan, lah badan pemerintahnya pun rajin bener kasih informasi kepada masyarakatnya dengan menggunakan surat yang di kirim ke rumah kita. Misalnya saja, Surat tentang perhitungan pengembalian pajak, surat bantuan uang untuk anak, surat perpanjang SIM, surat jadwal imunisasi anak dan surat cek kesehatan untuk ibu. 

Nah, ngomong tentang surat tentang kesehatan warga yang dikirim melalui pos kepada warganya. Saya salut sekali dengan sistem ini! kelihatan sekali kalau pemerintah negeri Shinchan ini tidak main-main ingin membuat warganya selalu sehat. Ya, bukan saja melulu ngegeber menghasilkan orang-orang yang berotak cemerlang, tapi kesehatan jasmani pun tak kalah penting dan harus dinomorsatukan disini. Kagum, kagum sekali. 

Dulu waktu pindah ke Jepang, si sulung masih berumur 6 bulan, masih bayi. Ketika kami mendaftarkan keberadaan kami di Cityhall, beberapa fasilitas mulai didapat. Yang anehnya, untuk jadwal imunisasi dan pemeriksaan kesehatan, semua sudah diatur pemerintah. Ada surat khusus, dimana semua waktu imunisasi dan tempat dimana imunisasi anak, bisa saya dapatkan dan kunjungi lengkap tercatat dalam lembaran surat yang pemerintah kirimkan ke rumah saya. 

Saya pikir, ah wajar kali ya, Jepang sudah dalam krisis kependudukan, di mana warganya sudah enggan untuk menikah dan mempunyai anak, jadi ya anak-anak bayi yang lahir pasti dieman-eman, dijaga dengan baik oleh pemerintah, diperhatikan dengan seksama kesehatan dan kesejahteraannya. Tapii...ternyata bukan anak saja! lah ini emak-emaknya pun ternyata di eman-eman juga!

Minggu lalu saya baru ikutan medical check up, tes kesehatan badan. Sebenernya ini bukan yang pertama kali. Dulu saya pernah ikut tes pap smear, yaitu memeriksa keadaan sel-sel pada leher rahim dan vagina, melihat perubahan sel-sel itu yang kemungkinan bisa berkembang menjadi kanker atau bahkan apabila sudah menjadi kanker bisa cepat terdeteksi dengan tes ini. 

Pemeriksaan papsmear ini penting sekali bagi wanita dimulai dari umur 21 tahun, pemeriksaan sebaiknya dilakukan sebanyak 2-3 tahun sekali, agar bisa terdeteksi cepat apabila ada perkembangan sel-sel yang tidak normal. Awalnya sih deg-degan juga, kalau dengar pengalaman teman-teman di mana kita nanti akan diperiksa di bagian nganu-nya kok yao ngiluu hahaha. 

Ngebayangin nanti diperiksa bagian nganunya saja sudah bikin ketar ketir pingin kabur, eh ditambah pas lihat tempat periksanya kok ya bikin mau pingsan! Gimana gak semaput, kirain kalau pemeriksaan kesehatan itu nantinya saya akan digiring ke rumah sakit yang putih bersih, lengkap dengan alat-alat canggih medisnya, tapiii ini kok malah disuruh masuk ke bis! Melongooo. 

Hah, kok periksa kesehatan dalem bus, nggilani. Sambil ngebayangin suasana dalam bis yang sehari-hari biasa saya gunakan. Sempit, banyak kursi, nanti masuknya bayar gak? hahaha hushh kok becanda! *balik lagi deg-degan. 

Habis melakukan registrasi di cityhall dan melakukan pembayaran kurang lebih sekitar 400 yen (ard 40rb rupiah), kami semua mengantri untuk masuk ke dalam bisa sesuai nomor yang kami sudah pegang. Pas giliran saya, eng ing engg jeng jengg...langsung disambut tirai di pintu masuk busnya. 

Di dalamnya ada ruang tunggu mini yang hanya bisa muat ditempati 4 orang saja. Sebelum diperiksa dokter kita sudah harus merosotin rok dan celana dalam di dalam ruang periksa. Lalu masuk ruang periksa yang hanya terisi satu kursi besar dengan dua sanggaan besi untuk menaruh pergelangan kaki. 

Wajah dokter yang akan periksa tidak bisa terlihat karena ada hordeng yang menjuntai di atas pinggang kita, jadi kita hanya bisa dengar suaranya saja yang akan  mengatur kita harus bagaimana saat pemeriksaan dilakukan. Pemeriksaan hanya berlangsung 5 menit. Dan leganya, tidak terasa sakit sama sekali. Setelah selesai semua saya diberitahu hasil tesnya akan dikirimkan melalui pos ke alamat rumah. 

Tahun pun berganti diiringi dengan usia yang semakin bertambah. Mendekati usia 40 dan diatas 40 tahun, kembali surat untuk pengecekan kesehatan pun datang ke rumah. Kali ini suratnya bukan dari pemerintah kota, tapi dari pihak asuransi kesehatan (tapi tetap bantuan kesehatan katanya ada juga dari pajak yang kita bayar dan biaya asuransi) biayanya sebesar 5000 yen (ard500ribu rupiah). 

Tapi pemeriksaan kali ini lumayan komplit sekali, ada 9 tes kesehatan!! Dan lagi-lagi beberapa tes kesehatan kembali dilakukan dalam bus besar!! Karena pemeriksaannya banyak, kali ini saya lihat ada 3 bus besar warna warni berderet di lapangan parkir!! hahaha...weleehh welehh Jepun ohh jepuuunnn...

Pendaftaran dilakukan disebuah gedung Nijyuisekinomori Hall, yaitu gedung yang biasa digunakan untuk konser dan acara musik. Ruangan besar lantai 4, yang sangat luas itu disulap menjadi ruang registrasi kesehatan yang dibagi bagi menjadi beberapa kumpulan kursi beserta alat-alat medis untuk periksa kesehatan. Ada yang sengaja dibuat ruang kecil bertirai khusus untuk pemeriksaan badan dan konsultasi. 

Jam 10 pagi saya sudah datang dan langsung menuju meja registrasi. Dengan menyerahkan form yang telah diisi di rumah dan kartu asuransi, selanjutanya menuju pemeriksaan kesehatan sebagai berikut: 

1. Pemeriksaan kotoran besar dan kecil

Kepada petugas saya menyerahkan hasil comotan unchi, maaf kotoran saya selama dua hari sebelum hari pemeriksaan. Dan satu botol plastik berisi pipis dipagi hari di hari pemeriksaan. Oh iya, sebelum hari medical check up, diwajibkan untuk berpuasa 1 hari sebelumnya dari jam 8 malam hingga selesai pemeriksaan, kurang lebih 16 jam. Semua kotoran itu sudah disediakan tempatnya ada bersama surat yang kita terima. jadi kita hanya membaca aturan pakai dan menyerahkan saat hari medical check up. 

2. Pemeriksaan papsmear

Pemeriksaan kedua adalah cek kanker leher rahim (pap smear) dan saya harus turun ke lantai satu untuk menuju ke parkiran mobil! Ya, lagi-lagi pemeriksaan pap smear dilakukan di dalam bis! Yaitu di dalam bus pertama berwarna biru muda. Pemeriksaan sama dengan yang dulu pernah saya lakukan. 

Sebelum masuk bis, lepas sepatu dulu, dan melepas baju bagian bawah beserta dalamannya, lalu diperiksa di atas kursi dengan posisi kedua kaki tersangga keatas. Walau saat pemeriksaan sangat tidak nyaman sekali tapi prosesnya tidak sakit dan berjalan cepat. Setelah selesai lanjut ke bus sebelah. Kaya mau traveling ya, ganti bus hahaha..hushh! kikikiikk.

Bis Biru untuk cek pap smear. Dok.pribadi
Bis Biru untuk cek pap smear. Dok.pribadi
3. Pemeriksaan kanker payudara

Dari bus biru lanjut ke bis pinky. Feminin sekali bisnya, pas saya baca tulisannya, ohh bis untuk periksa kanker payudara toh. Di dalam bus sudah ada beberapa ibu yang duduk mengantri. Karena saya baru pertama kali saya lihatin dan nguping-nguping dikit (kepo abiss) mereka disuruh apa saja sebelum masuk ke ruangan periksa. ternyataa... lagi lagi disuruh buka baju menggantinya dengan baju khusus yang telah disediakan. 

Di ruang periksa ada alat besar seperti penjepit, dan itu adalah penjepit payudara!! Petugasnya menjelaskan kalau nanti payudara kiri dan kanan masing-masing satu kali, dijepit dengan alat ini dari arah kiri kanan dan atas bawah, sambil bilang akan terasa sakit tapi tahan ya. ihh asliii...bener-bener deh sakitnya ruarrr biasahhh..ini mah sakit PAKEK BANGET! :D Tapi ya jangan takut, tahan sakitnya gak lama kok, ya iya lah yang ada menggelepar kalo sampe suruh nahan 5 menit hahaha! 

Setidaknya kita bisa sabar dengan sakitnya, karena tahu kalau tes kanker payudara ini sangat penting sekali, untuk mendeteksi cepat apabila ada sel-sel yang berkembang secara tak wajar dan segera dilakukan tindakan untuk penyembuhan. Habis dari tes kanker payudara, lanjut lagi ganti bis di halte berikutnya untuk naik bis warna hijau, warna kesukaan saya!

Bis Meraj Jambu untuk tes kanker payudara. Dok.pribadi
Bis Meraj Jambu untuk tes kanker payudara. Dok.pribadi
4. Rontgen tubuh 

Dalam bus warna hijau ini, adalah pemeriksaan kesehatan rontgen tubuh. Karena hanya di foto rontgen saja, prosesnya cepat sekali. Setelah di foto tubuh kita, dengan masih memakai baju periksa saya disuruh untuk naik bis ini pada bagian pintu depan. Setelah saya masuki, walah ada ruangan yang berisi satu alat seperti tabung terbuka seukuran badan manusia dewasa. 

Sebelum masuk ruangan itu, saya disuruh minum cairan barium yang berwarna putih sebanyak satu gelas. Walau rasanya tidak pahit tapi sangat tidak enak sekali. Yang bikin tersiksanya adalah setelah minum ini, kita tidak boleh sendawa!! karena akan mempengaruhi hasil pemeriksaan dalam, dan geregetennya si ibu petugas yang super ramah karena tahu saya orang asing dan baru pertama kali ikut tes ini, selalu mengajak ngobrol macem-macem padahal saya setengah mati nahan sendawa setiap menjawab pertanyaannya!! Aduhhh duhh ibuu pleasee gitu lohh hahahaaa...

Tes meminum cairan Barium ini adalah untuk mengecek saluran pencernaan makanan dalam tubuh apakah dalam keadaan baik-baik saja. Dengan meminum cairan ini, akan terlihat dari awal cairan barium akan melewati saluran dan bagian dalam tubuh dan jejaknya bisa terdeteksi oleh x-ray. 

Dengan adanya jejak aliran barium dalam alat pencernaan kita maka bisa terlihat, apabila kita memasuki makanan dimulai dari kerongkongan (apakah ada penyumbatan)  sampai ke dalam lambung dan usus, apakah ada penyempitan, penyumbatan atau hal-hal yang tak normal dalam tubuh. 

Habis minum barium ini, lalu disuruh masuk ke mesin dengan posisi tidur, putar kiri kanan, balik badan, guling-gulingan di alat itu, sambil tentu saja tetap menahan sendawa hahaha..bener-bener deh tes kesehatan paling beraat sekali!! Syukurnya tes ini bisa dilalui dengan selamat :D Setelah selesai saya di beri obat pencahar dan minuman agar sisa barium yang ada dalam perut terbuang habis. Kebayang kalau mengendap dan menjadi keras, ohh tidakkk. Buru-buru saya minum, dan beneraan tokcerr deh habis minum gak lama saya ngibriittt ke toilet, fiuh lega habis terbuang si barium tadi. 

Bis Hijau untuk periksa dalam tubuh, rontgen. Dok.pribadi
Bis Hijau untuk periksa dalam tubuh, rontgen. Dok.pribadi
5. Tinggi dan berat badan

Selesai tes barium di bus hijau, kembali saya masuk ke gedung yang tempat registrasi tadi. Langsung menuju konter pemeriksaan tinggi badan dan berat badan, 100-200 gram kayanya langsing-an dikit BB saya habis dari toilet tadi hahaha...tapiii abis itu langsung makan sushi di chosimaru, yah samimawon lah yaw  wkwkwk!!

6. Tekanan darah

Lanjut tes tekanan darah, dicatat dalam kertas periksa, ngintip kok kayanya kok rendah banget, hmmm harus banyak makan sop dan sate kambing nih..*tapi belinya dimanaaaa kejer deh pingin mudik! 

7. Pemeriksaan darah

Iiihh selain minum barium tadi, ini nih yang ngeri ngeri sedapp, di njus njus suntik untuk ambil darahh 3 botol kecil. Gak berani lihat jarumnya, pura-pura lihat ke sekeliling sampe 3 botol terisi penuh, dasar kitchen eh chicken...hahahaa!

8. Pemeriksaan badan

Pemeriksaan masuk ke ruangan yang berhordeng, periksa detak jantung, leher dan cek bola mata, konsultasi keluhan penyakit yang sering datang. Saya pinginnya sih curhat suka mendadak pusing berat kalau lagi akhir bulan, tapi gak berani takut di getok stetoskop! :D :D

9. Pemeriksaan mata dan pendengaran

Ada alat khusus untuk mencek mata, persis kalau kita ngecek saat mau buat kacamata. Dan untuk pendengaran kita akan disuruh pakai headphone, di sana akan terdengar suara yang halus sekali, dan kita disuruh kasih tahu suara itu akan terdengar di kuping kanan atau kiri, dengan cara mengangkat tangan kanan untuk suara yang terdengar di kuping kanan dan tangan kiri untuk kuping kiri. 

Akhirnya, selesai sudah menjalani serangkaian tes yang cukup melelahkan dan tentu saja bikin laper!! Setelah semua tes dijalani, langsung ke konter pembayaran dan diminta untuk mengisi angket tentang tes yang baru dilakukan, isinya tentang pertanyaan, bagaimana pelayanan dan proses tes tadi, apakah semua petugas ramah dan sangat membantu serta prosesnya berjalan lancar. 

Saya jawab OK semua dan merasa puas, petugasnya ramah dan bergerak cepat dari segitu banyaknya orang yang datang dan menjalani proses tes kesehatan yang banyak, hanya memakan waktu 2 jam saja, padahal petugas kesehatan tidak banyak. Semua antri tertib, petugas bergerak cekatan dan cepat, lancar sekali. 

Melihat ini semua, saya merasa Jepang tidak main-main kalau sudah bicara tentang kesehatan. Hal yang lumrah dan biasa kalau masyarakat  wajib untuk memeriksakan kesehatannya. Fasilitas dan jaminan kesehatan sudah disediakan kepada semua warganya secara adil dan menyeluruh. Bus-bus besar yang dipakai adalah gaya rumah sakit berjalan yang unik sekali, di mana pelayan kesehatan yang blusukan datang ke masyarakat. 

Cara ini cukup fleksibel, efektif dan efisien. Menandakan kalau pemeriksaan kesehatan bukan hanya dilakukan di Rumah Sakit besar atau klinik-klinik saja, tapi kalau Negara memang berniat sungguh-sungguh untuk mensejahterakan masyarakat khususnya dalam hal kesehatan, apapun itu baik bis besar ini pun bisa di sulap oleh Jepang untuk di jadikan tempat layanan kesehatan yang tak kalah hebatnya dengan pemeriksaan di RS. 

Menjalani ini semua, tentu saja ingin rasanya Indonesia pun bisa sampai pada tahap jaminan kesehatan pada warga seperti ini. Walaupun sekarang sedang menuju proses ke arah sana, bukan tidak mungkin, nantinya pemerintah Indonesia diharapkan juga tidak melulu membangun struktur dan infrastruktur saja, perbaikan fasilitas sarana dan prasarana, perbaikan pendidikan sekolah formal dan informal, tapi perbaikan layanan kesehatan agar masyarakat Indonesia semua tanpa terkecuali bisa memiliki kesehatan yang baik, jasmani yang sehat sehingga bisa terlepas dari penyakit-penyakit berbahaya yang baru ketahuan setelah tubuh sudah tak berdaya. 

Salam hangat, wk!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun