Dari dulu sampai sekarang, saya masih suka suka heran dengan budaya surat menyurat di Jepang. Negara sudah canggih begini, kok masih mau ya kirim kirim surat melalai kantor pos. Bukan saja berkirim surat antar perorangan, lah badan pemerintahnya pun rajin bener kasih informasi kepada masyarakatnya dengan menggunakan surat yang di kirim ke rumah kita. Misalnya saja, Surat tentang perhitungan pengembalian pajak, surat bantuan uang untuk anak, surat perpanjang SIM, surat jadwal imunisasi anak dan surat cek kesehatan untuk ibu.Â
Nah, ngomong tentang surat tentang kesehatan warga yang dikirim melalui pos kepada warganya. Saya salut sekali dengan sistem ini! kelihatan sekali kalau pemerintah negeri Shinchan ini tidak main-main ingin membuat warganya selalu sehat. Ya, bukan saja melulu ngegeber menghasilkan orang-orang yang berotak cemerlang, tapi kesehatan jasmani pun tak kalah penting dan harus dinomorsatukan disini. Kagum, kagum sekali.Â
Dulu waktu pindah ke Jepang, si sulung masih berumur 6 bulan, masih bayi. Ketika kami mendaftarkan keberadaan kami di Cityhall, beberapa fasilitas mulai didapat. Yang anehnya, untuk jadwal imunisasi dan pemeriksaan kesehatan, semua sudah diatur pemerintah. Ada surat khusus, dimana semua waktu imunisasi dan tempat dimana imunisasi anak, bisa saya dapatkan dan kunjungi lengkap tercatat dalam lembaran surat yang pemerintah kirimkan ke rumah saya.Â
Saya pikir, ah wajar kali ya, Jepang sudah dalam krisis kependudukan, di mana warganya sudah enggan untuk menikah dan mempunyai anak, jadi ya anak-anak bayi yang lahir pasti dieman-eman, dijaga dengan baik oleh pemerintah, diperhatikan dengan seksama kesehatan dan kesejahteraannya. Tapii...ternyata bukan anak saja! lah ini emak-emaknya pun ternyata di eman-eman juga!
Minggu lalu saya baru ikutan medical check up, tes kesehatan badan. Sebenernya ini bukan yang pertama kali. Dulu saya pernah ikut tes pap smear, yaitu memeriksa keadaan sel-sel pada leher rahim dan vagina, melihat perubahan sel-sel itu yang kemungkinan bisa berkembang menjadi kanker atau bahkan apabila sudah menjadi kanker bisa cepat terdeteksi dengan tes ini.Â
Pemeriksaan papsmear ini penting sekali bagi wanita dimulai dari umur 21 tahun, pemeriksaan sebaiknya dilakukan sebanyak 2-3 tahun sekali, agar bisa terdeteksi cepat apabila ada perkembangan sel-sel yang tidak normal. Awalnya sih deg-degan juga, kalau dengar pengalaman teman-teman di mana kita nanti akan diperiksa di bagian nganu-nya kok yao ngiluu hahaha.Â
Ngebayangin nanti diperiksa bagian nganunya saja sudah bikin ketar ketir pingin kabur, eh ditambah pas lihat tempat periksanya kok ya bikin mau pingsan! Gimana gak semaput, kirain kalau pemeriksaan kesehatan itu nantinya saya akan digiring ke rumah sakit yang putih bersih, lengkap dengan alat-alat canggih medisnya, tapiii ini kok malah disuruh masuk ke bis! Melongooo.Â
Hah, kok periksa kesehatan dalem bus, nggilani. Sambil ngebayangin suasana dalam bis yang sehari-hari biasa saya gunakan. Sempit, banyak kursi, nanti masuknya bayar gak? hahaha hushh kok becanda! *balik lagi deg-degan.Â
Habis melakukan registrasi di cityhall dan melakukan pembayaran kurang lebih sekitar 400 yen (ard 40rb rupiah), kami semua mengantri untuk masuk ke dalam bisa sesuai nomor yang kami sudah pegang. Pas giliran saya, eng ing engg jeng jengg...langsung disambut tirai di pintu masuk busnya.Â
Di dalamnya ada ruang tunggu mini yang hanya bisa muat ditempati 4 orang saja. Sebelum diperiksa dokter kita sudah harus merosotin rok dan celana dalam di dalam ruang periksa. Lalu masuk ruang periksa yang hanya terisi satu kursi besar dengan dua sanggaan besi untuk menaruh pergelangan kaki.Â
Wajah dokter yang akan periksa tidak bisa terlihat karena ada hordeng yang menjuntai di atas pinggang kita, jadi kita hanya bisa dengar suaranya saja yang akan  mengatur kita harus bagaimana saat pemeriksaan dilakukan. Pemeriksaan hanya berlangsung 5 menit. Dan leganya, tidak terasa sakit sama sekali. Setelah selesai semua saya diberitahu hasil tesnya akan dikirimkan melalui pos ke alamat rumah.Â