Terima kasih kepada teman-teman yang sudah mengirimkan pesan-pesan hangat menanyakan kapan saya menulis lagi. Sebenernya saya pun sudah kangen tingkat dewa ingin segera kembali haha hihi curhat ini-itu yang gak penting di Kompasiana. Apa daya awal tahun jari telunjuk kiri yang sebelum ke dokter, saya kira hanya kecetit/keseleo ternyata patah tulangnya ketika tak sengaja terdorong oleh anak saya. Kayaknya seumur-umur baru kali ini saya merasakan gimana sakitnya kalau tulang patah. Sakitnya masya Alloh sangat teramat nikmat sekali *gigit bantal*. Malamnya gak bisa tidur, resah gelisah bolak-balik badan sambil meringis ngerasain cenat-cenut jari telunjuk pingin buru-buru pagi biar bisa segera ke rumah sakit.
Besok paginya langsung saya pergi ke dokter tulang terdekat. Sampai sana, antreannya alamakjan nguler, hampir semua kakek-nenek! Pasrah nunggu di ruang tunggu sambil ngeringis-ringis karena telunjuk saya sudah bengkak gede plus warna merah kehitaman, saya sudah gak berani nekuk jarinya, karena kesentuh aja duh rasane kaya mau jedutin pala ke tembok.Â
Pas nomernya dipanggil, masuklah saya ke ruangan periksa, lalu saya kasih lihat jari telunjuk yang gendut montok dan terlihat mateng (merah), kagetlah dia. Kamu kenapa? Habis saya ceritakan, saya segera diboyong ke ruang rontgen. Setelah hasil rontgen-nya keluar, kembali saya masuk ruang periksa. Depan muka terpampang monitar hasil rontgen, serem juga lihat tengkorak tulang tangan saya hiyy... Saya lihat dokternya mengamati dengan saksama. Gak lama ia mengatakan, "Tulang kamu patah ya," sambil dia tunjuk patahnya di mana. Tapi anehnya saya gak bisa lihat tanda patahnya karena pada ruas ketiga jari saya ada flek warna hitam yang besar hampir mengenai ruas jari kedua. Dokternya tunjuk flek hitamnya sambil melihat saya dan berkata, "Tulang kamu ada shuyou (tumor)." Saya bengong sambil ngebatin, hah SHIO (garem) *kayanya perlu ke dokter THT wkwk, wong shuyou napa jadi shio kedengerannya yak*Â
Tapi dokternya langsung menenangkan, kalau tumor tulang ini adalah tumor jinak. Saya berondong dengan pertanyaan, "Apakah bisa sembuh, Dok? Berapa lama? Penyembuhannya dengan jalan apa?Â
Pak dokternya begitu tenang dan sabar. Dia ambil kertas kecil lagi dan menulis kata ENCHONDROMA. Makin bingung saya, apaan sih ini. Tapi saya bisa lega saat dokternya bilang penyakit ini bisa disembuhkan dan termasuk tumor jinak. Sampai sembuh total tergantung badannya bisa juga sampai 6 bulan. Penyembuhannya adalah dengan jalan operasi. Ngedenger kata operasi kayaknya perut mendadak eneg pengen makan asinan bogor, lhoo ngidam kalik hahaha!
Mungkin karena dijelasin pake bahasa shincan, saya banyakan melongonya. Akhirnya dokternya pakai bahasa Inggris dan saya pun makin melongo kuadrat! Hahaha... japlish duh pusing tenan help!
Dokternya kasih saya surat rekomendasi ke RS besar dan minta saya untuk cek secara detail ke sana. Takut saya bengong lagi, saya geret suami saya ikut ke RS besar di Ichikawa. Sampai sana, rontgen lagi, dan kalau denger dokternya bicara, hasilnya ya sama saja, dan suami saya sampe shock karena langsung ditodong untuk jadwal operasi. Dokternya menjelaskan kalau dalam tulang telunjuk saya itu ada tulang rawan yang tumbuh dan membesar. makin besar dan itu mengikis lapisan tebal tulang yang ada di dalam sehingga tulang akan rapuh dan mudah patah. Kalau sudah membesar pertumbuhan itu harus segera diambil dengan jalan operasi karena bisa membuat tulang akan mudah patah. Kista ini dinamakan ENCHONDROMA yang biasanya tumor ini tumbuh di tulang tangan dan kaki.Â
Lucunya penyebab tumor ini tidak diketahui dengan jelas. Katanya, karena pertumbuhan tulang rawan ini yang terlalu berlebihan saja. Bahayanya kalau tak tertangani bisa mengikis lapisan tulang sehingga menjadi rapuh dan walau hanya terdorong sedikit saja, tulang akan mudah patah.Â
Sebenernya orang yang terkena penyakit ini (enchondroma) bisa mengenali gejalanya:
- nyeri pada tulang yang terkena tumor (apabila sudah besar dan tulang sudah rapuh)