Dan tepat jarum jam menunjukkan pukul 5, saya panggil nama anak itu sambil berkata, “Ruka kun, mou jikan dayoo! (sudah waktunya pulang lohh!).
Terdengar jawaban dari Ruka kun, “Haik, arigatou gozaimashita, ojyama shimashita!” beringsut dari duduknya, lalu segera memasukkan portable game ke dalam tasnya, dengan diantar anak saya sampai genkan, mereka pun ber-sayonara-an.
Anak saya langsung menuju kamar mandi, dan saya mulai menyiapkan piring-piring untuk makan malam kami. Sambil menaruh masakan di meja makan, pikiran saya berputar memikirkan tentang kelakuan anak-anak yang tadi main di rumah kami. Kagum saya.
Ya, begitu disiplinnya mereka tentang waktu tanpa perlu orang tua mereka berkoar-koar memanggil anak-anaknya untuk segera pulang baik itu melalui telepon atau ngebel rumah saya, tapi dengan kesadaran penuh mereka mematuhi janji mereka dengan mamanya, jam berapa mereka harus segera pulang ke rumah.
Melihat kejadian hari ini, saya jadi banyak belajar tentang pola pendidikan anak-anak Jepang yang saya yakin mereka sudah terbiasa sejak kecil untuk berdisiplin, dan menyimpulkan kalau:
- Pentingnya mengucap permisi saat berkunjung/bertamu, seperti: ojyama shimasu (maaf menggangu/permisi). Menandakan bagaimana sopannya mereka terhadap tuan rumah dengan tidak berlaku slonong boy saat masuk ke dalam rumah orang.
- Kesadaran untuk membawa buah tangan saat bertamu, seperti: membawa permen, biskuit atau keripik (cemilan). Kebiasaan ini dimaksudkan agar tidak merepotkan tuan rumah untuk menyiapkan snack yang nantinya akan dimakan oleh anak-anak ini. Biasanya setiap anak akan membawa satu macam cemilan, lalu setelah capek bermain mereka akan istirahat dan membuka semua bungkusan snack itu di meja makan untuk dimakan bersama sama. Jadi ingett dulu anak2 pernah lenggang kangkung main ke rumah temannya, pulang ke rumah cerita kalo semua teman yang datang bawa cemilan untuk di makan bersama walahh jadi ndak enak nihh numpang ikut makan bersamaa hihiii
- Membereskan sepatu/sandal tidak asal lepas saja, seperti menaruhnya dengan menjajarkan semua sepatu dengan posisi sudah siap pakai agar nanti saat mau pulang tinggal memasukkan kaki saja tanpa perlu susah susah membalikkan sepatu.
- Bisa membawa diri saat bertamu, tidak berisik dan mengganggu si tuan rumah, seperti: mengecilkan suara game-nya dan selalu mengingatkan teman-temannya kalau ada yang bertengkar dengan menempelkan jari telunjuknya tanda mereka harus tenang/diam.
- Menghargai si tuan rumah saat harus pulang dengan tak lupa mengucapkan arigatou gozaimashita (terima kasih) atau Ojyama shimashita (maaf sudah mengganggu) atau Gochisosama deshita (terima kasih untuk hidangannya), apabila mereka telah menyantap cemilan yang disediakan oleh tuan rumah.
Salut saya dengan tata krama mereka saat bertamu. Dan ingin saya terapkan juga kepada anak-anak saya di rumah dengan menerapkan kesantunan saat bertamu ke rumah orang, menjaga perilaku agar tidak mengganggu dan merepotkan si empunya rumah.
Di samping itu ada dua hal yang tak kalah pentingnya, makin membuat saya berdecak kagum melihat kelakuan mereka saat bertamu ke rumah saya, yaitu:
Menepati janji
Bener-bener mereka menepati janji yang sudah diucapkan dengan orang tua mereka di rumah, dan saya yakin itu sudah merupakan kesepakatan bersama, entah kalau dilanggar akan ada sanksi atau hukuman yang akan diterima atau tidak, tapi setidaknya itu bisa menjadikan anak-anak kecil ini belajar bertanggung jawab untuk memegang kepercayaan yang telah diberikan oleh orang tuanya.
Tepat waktu
Melihat kelakuan anak-anak kecil ini hari ini, tentu saja saya makin paham sekarang kenapa orang Jepang selalu on time? Ya, karena mereka sudah dibiasakan sejak kecil. Terlambat walau hanya hitungan menit saja, itu sudah menjadi masalah besar. Karena itu mereka berusaha untuk selalu merencanakan dan menghitung waktu dengan cermat dan tepat. Menghitung waktu mulai saat keluar dari rumah, mengecek skejul kereta dan bis, semuanya itu menandakan bagaimana mereka begitu serius dan tidak pernah menyepelekan ketepatan waktu.