Mohon tunggu...
Weedy Koshino
Weedy Koshino Mohon Tunggu... Lainnya - Weedy Koshino

Konnichiwa! Ibu 2 anak yang hidup di Jepang. Ingin membagi pengalaman selama hidup di Jepang. Penulis Buku Unbelievable Japan 1,2,3 dan Amazing Japan. Yoroshiku Onegaishimasu.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama FEATURED

Di Jepang, Inilah yang Penting Sebelum Antar Anak di Hari Pertama Sekolah

29 Juli 2016   00:04 Diperbarui: 16 Juli 2018   07:57 6792
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Deg-degan di Hari Pertama Sekolah (dokpri)

Saya ikutan seneng mendengar kalau di Tanah Air Pak Anies Baswedan mengoarkan Gerakan Mengantar Anak di Hari Pertama Sekolah. Kalau saja saya tinggal di Indonesia, pasti saya juga kitik-kitik suami saya untuk cuti satu hari kerja untuk ikut bersama sama mengantarkan anak-anak pada hari pertama ke sekolah. 

Melihat begitu antusias semangat teman-teman di Indonesia mengantar anaknya pada hari pertama sekolah, kok yao saya jadi ingat kenangan saat pertama kali kami orang tua mengantar buah hati kami untuk masuk ke sekolah pertama kali. 

Di Jepang, tahun ajaran baru dimulai pada bulan April. Dari sekolah TK, SD, sampai perguruan tinggi bahkan masuk perusahaan untuk bekerja pun semuanya serempak dilakakukan di bulan April. 

Hari pertama anak baru masuk sekolah dasar di Jepang biasanya diantar oleh bapak dan ibunya. Nah, upacara saat acara masuk hari pertama anak-anak kelas 1 itu disebut juga dengan Nyuugakushiki, 入学式. Nyuugakushiki atau upacara masuk sekolah itu dirayakan secara besar-besaran. Heboh pokoknya. Anak-anak kelas satu dan para orang tua murid kelas satu yang mengantarnya akan terlihat sangat rapih sekali. 

Para orang tua biasanya mengenakan baju formal, berupa blazer atau jas, layaknya pakaian kalau kita ingin berangkat ke kantor. Sedangkan anak-anak tak kalah necisnya, baju dan tas ala nyuugakushiki pun akan banyak dipakai oleh anak-anak kecil yang baru masuk sekolah ini. Serta tak lupa TAS RANDOSERU baru sebagai ciri khas anak-anak yang baru masuk SD di Jepang. 

Anak-anak SD di Jepang ternyata hanya diantar pada saat hari mereka masuk SD saja, yaitu saat mereka baru menjadi kelas 1 atau anak baru. Setelah kenaikan ke kelas 2 sampai 6 mereka sama sekali tidak diantar oleh orang tua. Jadi pengalaman mengantar anak pertama kali ke sekolah bagi kami para orang tua di jepang adalah ya pada saat mereka masuk SD dulu itu. Lalu setelah itu, kami dilarang mengantar jemput anak-anak. 

Saat kami mengantar anak-anak di hari pertama sekolahnya, masih terbayang loh itu muka anak-anak gimana groginya. Banyak kekhawatiran terpancar dari wajahnya yang polos dan lugu. "Aku bisa dapet banyak temen gak ya ma? Nanti pelajarannya susah gak ya? Gurunya bagaimana ya? Nanti pulang sekolahnya sama siapa?" dan masih banyak pertanyaan yang diajukan anak-anak menjelang tidurnya. 

Kasihan juga ya lihatnya, yah sama saja kalau kita saat masuk kantor baru, "Bosnya galak gak ya? Kerjaannya susah gak ya? Temennya baik-baik gak ya?" dan pertanyaan-pertanyaan lainnya yang menyiratkan kegundahan karena belum tahu situasi dan keadaan yang akan dihadapinya nanti. 

Keesokan harinya tangan saya digandeng sangat erat sekali. Terasa sekali perasaan tak tenang anak saya dari pegangan jemari yang semakin menguat. "Daijyoubu dayo, shinpai shinai de..Gak apa-apa, jangan khawatir ya.." kata saya menenangkan. 

Sampai masuk ke kelas pun, belum berani anak saya berkata sepatah katapun kepada calon teman-temannya yang duduk di bangku samping, depan dan belakang. 

Lucunya, semua anak-anak kelas 1 ini pun terlihat begitu grogi, bahkan ada juga yang tetap berdiri di tengah orang tuanya sambil terus menggengam tangan ibunya. Sampai akhirnya ibu guru pun mulai memberi aba-aba untuk anak-anak ini menempati kursinya dan mulai mendengarkan perkataannya. 

Tak lama anak-anak baru ini sudah mulai mengucapkan salam dan seperti berbicara dengan  teman-teman yang berada di dekatnya. Konnichiwa..onamae wa..? selamat siang, namanya siapa?.. dan suasana kelas pun alhamdulillah sudah agak cair dan sedikit menghangat...

Anak-anak  mulai sibuk memeriksa buku tulis, buku pelajaran yang di dapat gratis dari sekolah, bahkan juga mendapatkan topi kuning (di sekolah anak saya topi ini sebagai tanda untuk anak kelas satu, agar menjadi pusat perhatian karena masih baru), cover tas ransel warna kuning, priwitan dan alarm digital. 

Priwitan dan alarm adalah dua alat pelindung keamanan anak-anak SD di Jepang. Karena mereka pergi dan pulang tidak di antar jemput oleh orang dewasa maka alat-alat ini yang diharapkan bisa menjadi pelindung keselamatan mereka di jalan. 

Deg-degan di Hari Pertama Sekolah (dokpri)
Deg-degan di Hari Pertama Sekolah (dokpri)
Tak lama, ruangan kelas dimasuki oleh kakak-kakak kelas 2. Ternyata mereka didelegasikan untuk menolong adik-adik barunya, untuk membantu merapikan peralatan dan buku-buku untuk dirapihkan dan dimasukkan ke dalam tas randoseru. 

Kakak-kakak kelas juga membantu membimbing dan menjadi guide kalau ada adik-adik barunya itu ingin ke toilet atau mencuci tangan. 

Kelas pun sedikit menjadi ramai, dan orang tua mulai sedikit bisa bernafas lega melihat anak kami sudah mulai bisa beradaptasi dengan lingkungannya. Kami pun mulai melangkah mundur menjauh dari bangku anak-anak dan mulai berdiri di belakang kelas, melihat bagaimana anak-anak sudah sedikit terbiasa dengan lingkungan barunya. 

Senang disapa kakak kelas yang baik hati (dokpri)
Senang disapa kakak kelas yang baik hati (dokpri)
Walau sesekali anak saya menengok ke belakang untuk memastikan kalau orang tuanya masih ada, tapi sudah tidak begitu tampak terlihat wajah yang penuh kecemasan dan kekhawatiran lagi. Ia sudah mulai bercakap cakap dengan kakak kelas dan teman di sampingnya, entah deh ngomongin apa, yang terlihat sesekali anak saya kepalanya mengangguk angguk dan tersenyum... ahh legaa.

Bicara tentang pentingnya orang tua mengantar anak saat pertama kali sekolah memang sudah terbukti dasyatnya manfaat itu. Tapi tunggu dulu loh. Di Jepang ternyata bukan hanya mengantar anak pada hari pertama sekolah saja  dirasa penting sekali dan banyak manfaatnya tapi sebelum hari pertama mengantar anak-anak ini ke sekolah pun, itu juga PENTING BANGET, iya pakek banget loh ya hahaha..

Ini juga pengalaman pertama yang lucu, unik dan menarik sekali buat saya dulu waktu si sulung masuk SD. 

Setiap akhir pekan, sebelum hari pertama anak masuk sekolah, suami sudah sibuk mengajak jalan si sulung. Rute jalan-jalannya pun cukup aneh sekali, yaitu rute jalan dari sekolah ke rumah dan balik lagi dari sekolah ke rumah. Rute yang diambilnya dengan jalan memutar yang memakan waktu kurang lebih 20 menit. Heran deh, padahal ada jalan tembus lebih deket yang hanya makan 10 menit loh tapi ini malah ambil jalan yang jauh ckckck..

Ternyataa..setelah saya tanya suami, jalan tembus yang lebih deket ke sekolah itu sangat berbahaya untuk dilakui oleh anak-anak sekolah nantinya, dan dilarang keras anak-anak melalui jalan itu. Kenapa? Alasannya adalah jalan terlalu sempit dan sepi karena jauh dari keramaian, dikhawatirkan anak-anak akan tersenggol kendaraan apalagi namanya anak-anak kalau berbarengan pulang sekolah itu kan pasti banyak sekali, wah jadi bergidik deh saya membayangkan dan saya setuju sekali anak-anak tidak boleh melalui jalan ini, karena sepi juga takut diculik atau dijahati. 

Himbauan untuk menggunakan jalan yang lebih jauh atau memutar ternyata tertulis dalam lembaran dari sekolah. Selain itu ada juga loh himbauan lain kepada orang tua untuk memberi wejangan-wejangan kepada anak-anaknya sebelum masuk hari pertama sekolah, yaitu agar tidak boleh bicara serta tak boleh menerima barang atau makanan dari orang tidak dikenal, harus memberi pelajaran sampai anak paham benar tentang rambu-rambu di jalan, segera meniup priwitan atau memencet alarm apabila merasa dalam keadaan berbahaya, dan mengajarkan manner saat perjalanan berangkat dan pulang sekolah. 

Lhoo ada yah manner saat berjalan? Iya saya juga baru tahu! Manner itu seperti tidak boleh dorong-dorongan dan berisik saat di jalan, tidak boleh mengganggu hewan yang sedang diajak jalan oleh siempunya nya, tidak boleh memetik bunga di halaman rumah orang, tidak boleh membuang sampah di jalan, wuihh ternyata banyak juga ya!

Tenang masuk sekolah karena ada priwitan dan alarm digital nyantel di randoseru!
Tenang masuk sekolah karena ada priwitan dan alarm digital nyantel di randoseru!
Jadi peran orang tua itu bener-bener besar sekali ya, bukan saja memberi dukungan moril kepada anak-anaknya saat mereka di hari pertama sekolah tapi sebelumnya pun, yaitu ketika mereka melangkahkan kaki keluar rumah, selama di perjalanan, hingga sampai dengan selamat ke sekolah pun, wejangan bagaimana si anak harus bersikap dan bertindak serta bimbingan orang tua melalui latihan singkat jalan bersama menyusuri rute yang nanti akan dilalui agar si anak terbiasa dan merasa nyaman sehingga tidak bingung nantinya itu pun ternyata sangat besar sekali manfaatnya.

Salam Hangat, wk!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun