Mohon tunggu...
Weedy Koshino
Weedy Koshino Mohon Tunggu... Lainnya - Weedy Koshino

Konnichiwa! Ibu 2 anak yang hidup di Jepang. Ingin membagi pengalaman selama hidup di Jepang. Penulis Buku Unbelievable Japan 1,2,3 dan Amazing Japan. Yoroshiku Onegaishimasu.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama FEATURED

Di Jepang, Inilah yang Penting Sebelum Antar Anak di Hari Pertama Sekolah

29 Juli 2016   00:04 Diperbarui: 16 Juli 2018   07:57 6792
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak lama anak-anak baru ini sudah mulai mengucapkan salam dan seperti berbicara dengan  teman-teman yang berada di dekatnya. Konnichiwa..onamae wa..? selamat siang, namanya siapa?.. dan suasana kelas pun alhamdulillah sudah agak cair dan sedikit menghangat...

Anak-anak  mulai sibuk memeriksa buku tulis, buku pelajaran yang di dapat gratis dari sekolah, bahkan juga mendapatkan topi kuning (di sekolah anak saya topi ini sebagai tanda untuk anak kelas satu, agar menjadi pusat perhatian karena masih baru), cover tas ransel warna kuning, priwitan dan alarm digital. 

Priwitan dan alarm adalah dua alat pelindung keamanan anak-anak SD di Jepang. Karena mereka pergi dan pulang tidak di antar jemput oleh orang dewasa maka alat-alat ini yang diharapkan bisa menjadi pelindung keselamatan mereka di jalan. 

Deg-degan di Hari Pertama Sekolah (dokpri)
Deg-degan di Hari Pertama Sekolah (dokpri)
Tak lama, ruangan kelas dimasuki oleh kakak-kakak kelas 2. Ternyata mereka didelegasikan untuk menolong adik-adik barunya, untuk membantu merapikan peralatan dan buku-buku untuk dirapihkan dan dimasukkan ke dalam tas randoseru. 

Kakak-kakak kelas juga membantu membimbing dan menjadi guide kalau ada adik-adik barunya itu ingin ke toilet atau mencuci tangan. 

Kelas pun sedikit menjadi ramai, dan orang tua mulai sedikit bisa bernafas lega melihat anak kami sudah mulai bisa beradaptasi dengan lingkungannya. Kami pun mulai melangkah mundur menjauh dari bangku anak-anak dan mulai berdiri di belakang kelas, melihat bagaimana anak-anak sudah sedikit terbiasa dengan lingkungan barunya. 

Senang disapa kakak kelas yang baik hati (dokpri)
Senang disapa kakak kelas yang baik hati (dokpri)
Walau sesekali anak saya menengok ke belakang untuk memastikan kalau orang tuanya masih ada, tapi sudah tidak begitu tampak terlihat wajah yang penuh kecemasan dan kekhawatiran lagi. Ia sudah mulai bercakap cakap dengan kakak kelas dan teman di sampingnya, entah deh ngomongin apa, yang terlihat sesekali anak saya kepalanya mengangguk angguk dan tersenyum... ahh legaa.

Bicara tentang pentingnya orang tua mengantar anak saat pertama kali sekolah memang sudah terbukti dasyatnya manfaat itu. Tapi tunggu dulu loh. Di Jepang ternyata bukan hanya mengantar anak pada hari pertama sekolah saja  dirasa penting sekali dan banyak manfaatnya tapi sebelum hari pertama mengantar anak-anak ini ke sekolah pun, itu juga PENTING BANGET, iya pakek banget loh ya hahaha..

Ini juga pengalaman pertama yang lucu, unik dan menarik sekali buat saya dulu waktu si sulung masuk SD. 

Setiap akhir pekan, sebelum hari pertama anak masuk sekolah, suami sudah sibuk mengajak jalan si sulung. Rute jalan-jalannya pun cukup aneh sekali, yaitu rute jalan dari sekolah ke rumah dan balik lagi dari sekolah ke rumah. Rute yang diambilnya dengan jalan memutar yang memakan waktu kurang lebih 20 menit. Heran deh, padahal ada jalan tembus lebih deket yang hanya makan 10 menit loh tapi ini malah ambil jalan yang jauh ckckck..

Ternyataa..setelah saya tanya suami, jalan tembus yang lebih deket ke sekolah itu sangat berbahaya untuk dilakui oleh anak-anak sekolah nantinya, dan dilarang keras anak-anak melalui jalan itu. Kenapa? Alasannya adalah jalan terlalu sempit dan sepi karena jauh dari keramaian, dikhawatirkan anak-anak akan tersenggol kendaraan apalagi namanya anak-anak kalau berbarengan pulang sekolah itu kan pasti banyak sekali, wah jadi bergidik deh saya membayangkan dan saya setuju sekali anak-anak tidak boleh melalui jalan ini, karena sepi juga takut diculik atau dijahati. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun