Kelihatan sekali mereka enjoy melakukannya, bahkan terkadang gurunya terlihat memperingatkan mereka yang melakukannya sambil bercanda dan main-main. Saya yang lihatnya sampe takjub.Â
Habis mondar-mandir ngepel lantai ruangan, mereka pun membersihkan dengan memeras kain pelnya yang sudah berubah warnanya menjadi coklat itu tanpa rasa jijik dan kembali menjemurnya di luar. Kemudian mencuci tangan dengan sabun dan kembali bermain bersama teman-teman. Kegiatan mengepel lantai ini dilakukan tiap hari setiap habis makan siang.
![Bersama bu guru mengepel lantai (dokpri)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/07/15/seisou4-5788f32807b0bd0415051045.jpg?t=o&v=555)
![Mengepel lorong sekolah dan mengelap anak tangga (dokpri)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/07/15/seisou9-5788f36a367b618713bb2ffc.jpg?t=o&v=555)
![Rame-rame ngosrek WC (dokpri)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/07/15/seisou2-5788f2be1cafbd00048b456a.jpg?t=o&v=555)
Melihat bagaimana Jepang menempa anak-anak kecil ini agar mau menjaga kebersihan di sekolahnya membuat saya berdecak kagum. Karena negara ini sudah mampu dan berhasil untuk membiasakan mereka menyapu, mengepel lantai, dan membersihkan lingkungan serta mendidik mereka bergotong-royong mengerjakan tugasnya dengan kompak dan bekerja secara tim dengan penuh tanggung jawab dan disiplin yang tinggi.Â
Ya, pendidikan sekolah di Jepang bukan hanya menekankan pada kemampuan membaca menulis saja tapi juga mendidik anak-anak ini untuk peduli dengan lingkungannya. Dan saya yakin dari kisah kain pel super dekil inilah, Jepang bisa menjadi negara besar dan maju seperti sekarang ini. Luar biasa.Â
Salam Hangat, wk!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI