Mohon tunggu...
Weedy Koshino
Weedy Koshino Mohon Tunggu... Lainnya - Weedy Koshino

Konnichiwa! Ibu 2 anak yang hidup di Jepang. Ingin membagi pengalaman selama hidup di Jepang. Penulis Buku Unbelievable Japan 1,2,3 dan Amazing Japan. Yoroshiku Onegaishimasu.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Orang Jepang Suka Ngumpul Gak Sih?

23 Juni 2016   10:23 Diperbarui: 23 Juni 2016   13:49 1899
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: deafculturethat.com

Dulu sebelum pindah ke rumah sendiri, saya suka nyicil membeli perlengkapan dapur agar saat menempati rumah baru, ya minimal bagian dapur sudah sedikit terisi. Membeli piring, gelas, mangkok, panci, penggorengan, dan lain-lain. Saat mengantar, suami suka merasa aneh sendiri melihat saya yang selalu membeli piring, mangkok, gelas yang coraknya sama itu semuanya berjumlah 6 buah. "Keluarga kita kan cuma 4 orang ma, kok selalu beli apa-apa 6 buah sih?"

Saya yang ditanya sama suami pun jadi bingung, karena membayangkan keluarga saya di Indonesia itu kalau beli alat-alat makan itu bukan 4 atau 6 buah lagi tapi lusin! :D 

"Iya pa, sengaja kok saya beli apa-apa itu tambahin 2 buah karena kan nanti buat orang tua kamu juga, malah saya lagi mikir apa beli 8 buah aja  buat  adik kamu dan istrinya?" kata saya minta persetujuan suami.

"Gak perlu lah, sebenernya cukup buat kita saja, toh mereka (keluarga suami) tidak akan sering datang, disamping itu nanti kita repot taruh barangnya dimana."

Saat suami berkata begitu saya masih kurang mudeng. Loh memangnya jarang kumpul-kumpul apa orang-orang jepang ini?

Jarang Tamu 

Saat pindah rumah baru, anak-anak saya masih bayi, si sulung berumur 1.5 tahun dan adiknya masih baru lahir. Kami semua belum mempunyai teman. Tamu satu-satunya kami adalah keluarga suami, orang tua dan adik semata wayangnya serta  istrinya. Itu pun, datangnya bisa dihitung 5 jari. Biasanya mereka berkunjung kalau memang ada acara, ulang tahun cucu atau saat menghadiri pesta olahraga anak-anak di sekolah. 

Terus tetangga? Aduh boro-boro deh ya. Dulu saat baru pindah ada tetangga saya dua orang yang datang, mereka hanya di depan pintu memberikan bungkusan makanan. Pertama saya heran, ini maksudnya apa ya? gak ada yang ultah kok dapet kado? Ternyata itu adalah tanda kalau mereka ingin menyapa dan  berharap pengertian kami kalau nanti kedepannya mereka akan membuat kegaduhan yang mungkin bisa mengganggu saya dan keluarga. Dua orang tetangga saya itu adalah yang tinggal di samping rumah dan satu lagi adalah tetangga yang tinggal di lantai atas tepat di atas rumah kami. 

Di Jepang tidak ada kebiasaaan bertamu ke rumah tetangga tanpa janji terlebih dahulu. Biar si penerima tamu mungkin bisa siap-siap kali ya. Terus kalau mendadak bertamu gimana? Wah saya pernah tuh dulu dikasih muka asem saat saya tiba-tiba datang pengen memberi makanan Indonesia untuk dia cicipi, dan lebih shocknya ketika saya ditanya kalau kedatangan saya ada kepentingan apa dan itu ditanyakan hanya melalui suara di speaker phone. Walaahhh...

Nah sejak saat itu, saya jadi lebih mengerti akan budaya masyarakat Jepang yang tidak bisa seenak udele main ngetuk atau ngebel rumah orang tanpa perjanjian dulu. Selain itu juga saya merasakan banget suasana di sini kalau orang jepang pun memang pada dasarnya enggan untuk mengundang orang ke rumahnya kecuali yang diundangnya itu sudah teman yang sangat dekat sekali. 

Rumah Sempit

Pernah gak masuk ke rumah Jepang? Baik dalam bentuk mansion, apato atau rumah biasa. Bukan hanya rumah tapi lihat deh bangunan kantor dan pusat belanja di sini? Semua bangunan itu bentuknya gak ada yang aneh-aneh, kebanyakan dalam bentuk kotak-kotak. Itu kenapa sih? Ternyata alasan pertama adalah karena JEPANG RAWAN GEMPA. Bentuk bangunan yang paling aman katanya yang segi empat begini, karena mereka bisa bikin pondasi yang kuat kalau nanti kena goyangan gempa. 

Alasan lain kenapa dibangun kotak kotak begitu karena bisa membuat space lebih banyak. Ya, rumah jepang itu sempiiit bingitss. Karena itu banyak orang-orang  Jepang yang mengakalinya dengan tidak menaruh banyak barang atau membeli barang dengan corak serta warna yang bisa membuat ruangan terlihat luas. Banyak loh acara TV yang menyiarkan tentang kiat-kita agar rumah terlihat lega, bukan kita gedein tuh area rumahnya tapi trick cara memilih barang dengan bentuk-bentuk yang simpel dan ringkes terlihat. 

Pengukuran rumah Jepang itu sangat lucu, hampir dimana mana sama, saat kita mau sewa atau membeli, pengukuran ala Jepang inilah yang kita jadikan patokan. Misalnya, LDK,2LDK,3LDK artinya adalah rumah itu mempunyai Living, Dining, Kitchen dan 1,2 atau 3 Bed Rooms (angka itu menunjukan jumlah kamar tidur). Ada juga loh yang tidak ada ruang makan atau tidak ada Living roomnya. Biasanya kalau lihat drama jepang yang setting rumahnya kecil itu lucunya ada yang iving room sekalian di jadikan juga dining room, mereka akan menggunakan meja lipat, jadi kalau habis makan ya beres-beres piring sekaligus ngelipat mejanya :D

Jadi melihat ini semua, gak heran kan kalau orang Jepang jarang ngumpul bersama teman-temannya di rumah? 

Tamu Tidak Menginap

Susah sekali deh ngajak bapak ibu mertua saya untuk menginap di rumah. Entah kenapa, walau semalam apapun mereka main ke rumah kami, akhirnya mereka ingin pulang ke rumah sendiri. Untungnya rumah mertua sangat dekat, dengan mobil hanya membutuhkan waktu 30 menit saja, tapi kenapa ya? Ternyata alasannya selain dekat adalah mereka tidak terbiasa dengan kebiasan numpang nginap di rumah orang. 

Saya baru sadar akan kebiasaan ini saat saya masih tinggal di rumah mertua, heran deh kok gak ada ya keluarganya yang nginap di rumah saat keluarga besar mereka datang ke rumah mertua. Padahal keluarga okaasan (ibu) dari Ehime ken dan otousan(bapak) dari Hiroshima loh, yang jaraknya jauhhh dari Chiba. 

Waktu itu mereka menginap di hotel, karena acara kumpul makan siang bersamanya di Tokyo maka mereka sudah datang kemarinnya. Herannya saya gak melihat mertua, suami saya dan adiknya repot jemput sanak keluarganya yang jauh itu padahal mereka sudah hitungan sepuh semua. Melihat itu semua, tergambar jelas kalau orang Jepang tidak suka hal-hal yang merepotkan orang. Apa-apa sendiri, tidak suka minta tolong ini itu, kalau masih sanggup mereka bisa kerjakan sendiri. Salut deh dengan sikap mandiri ini. 

Banyaknya imej orang yang hidup di luar negeri itu serba enak dan wah, padahal semakin majunya suatu negara maka biaya hidup pun akan jauh-jauh berkali kali lipet mahalnya. Karena itu saya ngerti deh kenapa mertua saya selalu TIDAK PERNAH LUPA mematikan lampu, kamar mandi, dapur, TV, AC dan KRAN AIR. Selalu membeli tomat, wortel, ketimun dalam satuan. Selalu melihat jadwal diskon harga yang terselip di lipetan koran suaminya. Apalagi alasannya kalau bukan karena ingin HEMAT. 

Jadi bisa dibayangkan kan kenapa tidak ada kebiasaan tamu yang ngumpul apalagii sampe nginep di rumah ya? Selain alasan rumahnya yang super sempit itu, ya karena untuk kehidupan sehari hari saja orang-orang Jepang ini ganbaru untuk hidup hemat, membeli apa-apa dengan penuh perhitungan yang cermat. 

Restoran atau Sewa Ruangan

Orang jepang suka ngumpul gak sih?

Inget keluarga besar ibu dan bapak saya, ya pertemuan arisan keluarga ibu dan bapak, arisan kereta, pengajian komplek, paguyuban keluarga jawa, arisan keluarga satu kampung, dan lain sebagainya. Saya sama adik serta tante-tante sudah siap menyingsingkan lengan baju untuk jadi relawan tukang cuci piring dan gelas setiap ada pertemuan di rumah. 

Tapi di Jepang ada gak sih yang super riweuh kaya di rumah saya dulu? TIDAK ADA. Tapi kadang kangen juga loh suasana itu :D 

Keluarga besar suami dari pihak ayah suka sekali mengadakan acara kumpul. Tapi lucunya tidak dilakukan secara bergantian di rumah masing masing keluarga. Mereka berkumpul dengan menyewa restoran di luar. Biasanya 1-2 bulan sebelumnya sudah sibuk deh para orang tua ini membuat persiapan. Semuanya diatur dengan details sekali. Bukan hanya keluarga besar saja sih, lah ini kumpul-kumpul sama teman-teman sekolah anak-anak juga kebanyakan diadakan di restoran atau menyewa ruangan. Sudah komplit itu dari tempat dan harga per menunya dikasih tahu, dengan maksud agar kita semua mempersiapkan uang pas saat membayar. 

Jarang loh orang Jepang yang mau ngadain acara di rumahnya, karena itu gak ada budaya di sini perayaan ulang tahun anak yang ngundang teman-teman, arisan, paguyuban, dsb kecuali saat tahun baru dan obon saja. Saat acara itu saja saya dan anak-anak berkunjung dan ngumpul makan bersama di rumah mertua dari pagi sampai larut malam.

Saya ngerti kenapa jarang acara ngumpul yang diadakan di rumah, apalagi kalau bukan karena tidak ingin repot, malas membereskan rumah (tidak ada pembantu), tidak suka memasak  (tidak PD memberi makan tamu) atau sekedar hanya ingin menjaga privasinya. 

Jadi tenang saja, kalau mau ngajak orang Jepang kumpul atau pesta bareng ya monggo saja, mereka pasti akan senang sekali wong jarang banget kok di sini, tapi jangan harap deh ditawari rumahnya untuk ketempatan acara kumpul kumpulnya itu.Nah..udah tahukan alasannya..?? :D

Salam Hangat, wk

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun