Mohon tunggu...
Weedy Koshino
Weedy Koshino Mohon Tunggu... Lainnya - Weedy Koshino

Konnichiwa! Ibu 2 anak yang hidup di Jepang. Ingin membagi pengalaman selama hidup di Jepang. Penulis Buku Unbelievable Japan 1,2,3 dan Amazing Japan. Yoroshiku Onegaishimasu.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Belajar Seni Melukis Huruf Jepang

9 Mei 2016   16:07 Diperbarui: 9 Mei 2016   20:15 1871
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tempat kursus Shodou 

Minggu kemarin saya habis mengantar si bungsu trial lesson untuk ikutan kursus SHODOU, 書道。

Shodou adalah seni mengekpresikan keindahan tulisan dengan menggunakan kuas dan tinta, dan sering kita sebut juga seni menulis kaligrafi Jepang. 

Anak-anak SD di Jepang sudah dikenalkan dengan menulis kaligrafi ini mulai kelas satu dan menjadi mata pelajaran wajib di sekolah. Tapi untuk menulis kaligrafi menggunakan kuas dan tinta, mereka baru diajarkan ketika sudah duduk di kelas 3. Mereka akan diajarkan cara bagaimana menulis indah kanji dengan coretan kuas yang  akan terlihat indah nantinya. 

Harus konsentrasi penuh saat mengerjakan shodou

Menulis kaligrafi apalagi dengan menggunakan kuas dan tinta memang membutuhkan kesabaran dan ketelatenan yang tinggi. Karena memang makna dari arti Shodou itu sendiri adalah memaksimalkan dan menikmati hidup secara maksimal. Saat kita sudah mulai menorehkan tinta ke atas kertas, pastikan yang tertulis itu benar adanya, karena tinta tidak bisa dihapus. Karena itu lakukanlah apa yang menurut kita yang terbaik dalam hidup, jangan pernah ragu untuk melangkah, karena keraguan kadang malah membuat coretan coretan yang sebenernya tidak perlu. 

Anak-anak di rumah sepertinya suka dengan pelajaran shodou ini. "Seru ma, seperti belajar melukis!"

Dan kebetulan di dekat rumah ada tempat kursus Shodou, dan mereka begitu senang akhirnya bisa lebih dalam belajar tentang seni melukis indah huruf Jepang ini. Hal yang harus kita punya saat belajar Shodou ini adalah sebagai berikut :

1. Fude adalah kuas yang terdiri dari berbagai macam ukuran

2. Sumi adalah tinta 

3. Shitajiki adalah alas yang dipakai saat menulis, biasanya berbahan lembut dan berwarna hitam, ujungnya terdapat penjepit kertas, agar kertas tidak bergeser 

4. Hanshi adalah kertas tipis untuk menulis kaligrafi

5. Suzuri adalah wadah tempat menuang tinta

Semua alat-alat itu sudah komplit dan ada dalam satu tas khusus shodou, bisa di beli di toko alat sekolah. 

Alat-alat untuk belajar kaligrafi jepang

Anak-anak belum diajarkan terlalu rumit bagaimana menulis indah huruf kanji-kanji ini. Awalnya yang penting sama dengan contoh yang diberikan, itu saja sudah cukup susah untuk dilakukannya. Apalagi menulis dengan kuas dan tinta ini, juga butuh konsentrasi yang tinggi karena salah sedikit mereka harus mengganti kertas dan memulainya lagi dari awal. 

Guru lesnya sedang mengajarkan cara menulis menggunakan kuas dan tinta

Tebal tipis tulisan dalam menulis kaligrafi juga butuh teknik tertentu. Saat kita menoreh tinta di atas kertas, harus segera dilanjutkan dengan menulis coretan bagian huruf yang lain, karena kalau terlalu lama kuas itu diam, maka ketebalan huruf akan tidak seimbang dengan bagian yang lain. Tulisan kaligrafi yang baik adalah seimbang, tidak terlalu ke kanan, ke kiri, makanya harus kita lihat dengan seksama, kalau kita nanti menulis hurufnya itu pas di tengah kertas. 

Ada 3 jenis seni kaligrafi Jepang :

1. Kaisho atau correct writing, yaitu penulisan kaligrafi yang sesuai dengan huruf aslinya alias tidak digaya-gayakan agar mudah dibaca, seperti tulisan dalam koran dan buku-buku. Kaligrafi model inilah yang pertama kali diajarkan di SD. Anak-anak pun masih diajarkan menulis dengan gaya ini. 

2. Gyousho atau Traveling Writing, tulisan yang dibuat sedikit miring. Beda dengan kaisho yang terlihat tegas, Gyousho ini terlihat lebih santai. Si sulung sudah mulai dibiasakan oleh guru lesnya untuk lebih bisa mengekpresikan coretannya, agar tidak terkesan kaku. 

3. Shousho atau grass writing adalah tulisan kaligrafi yang dibuat bebas dengan gerakannya yang dibuat miring. Saya agak susah membaca tulisan tangan guru les Shodou-nya anak-anak, karena hampir semua surat yang beliau tulis ditulis dengan gaya Shousho. Untuk orang awam seperti saya, pusing deh bacanya, karena melingkar dan meliuk-liuk, lah tulisan yang bener saja masih suka salah apalagi yang sudah dibalut seni kaligrafi level tinggi begini yahh hahaa..

Mama ikutan eksis bikin Kakizome Kanji Warau, tertawa

Tapi gara-gara anak-anak nih, saya jadi ikutan belajar juga. Misalnya saja saat mereka mengerjakan PR sekolah Kakizome pada tahun baru, saya jadi ikutan grecokin mereka hahaa

Kakizome adalah menulis kaligrafi pertama yang dilakukan di awal tahun. Kata-katanya masih ditentukan oleh gurunya. Dengan meminjam kuas kepunyaan anak-anak, kami pun bertiga mulai sibuk menulis huruf jepang dengan menggunakan kuas dan tinta. 

Harus hati-hati saat mengerjakan PR kakizome ini, karena kalau sampai tinta tumpah berantakan waduhh bersihinnya setengah mati deh walau sudah dialasi dengan koran berlembar-lembar kadang ada juga loh kena kecipratan tinta hikkkss..

kakizome, PR sekolah di awal tahun

Tapi tetep dong belajar menulis indah huruf Jepang jadi kesukaan dan mata pelajaran favorit anak-anak di sini. karena memang Shodou itu seperti bermain sambil menggambar  mengekspresikan lekukan tulisan sesuai dengan keinginan sendiri, tapi tentu saja tidak keluar dari coretan garis yang sebenarnya. Dan kegiatan belajar Shodou pun bisa jadi sesuatu yang mengasikkan dan menyenangkan untuk dilakukan. 

Salam Hangat, wk!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun