Mohon tunggu...
Weedy Koshino
Weedy Koshino Mohon Tunggu... Lainnya - Weedy Koshino

Konnichiwa! Ibu 2 anak yang hidup di Jepang. Ingin membagi pengalaman selama hidup di Jepang. Penulis Buku Unbelievable Japan 1,2,3 dan Amazing Japan. Yoroshiku Onegaishimasu.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Patroli Sekolah Ibu-ibu Jepang

23 Februari 2016   10:53 Diperbarui: 23 Februari 2016   15:27 1544
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Ibu-ibu sedang membantu menyebrangi anak-anak sekolah"][/caption]Karena si bungsu sudah masuk SD, kena deh saya menjadi petugas patroli sekolah sebanyak dua kali dalam setahun. Melihat jadwal patroli dari sekolah yang saya terima tahun kemarin, tertulis kalau tahun ini jadwal patroli kelasnya si bungsu adalah bulan Februari dan kelas si sulung adalah sekitar bulan oktober.

Patroli sekolah? Halahh apa lagi sih itu?

Di Jepang, sejak masuk kelas satu SD anak-anak sekolah sudah diharuskan untuk berangkat dan pulang sekolah sendiri tanpa dikawal oleh orangtuanya. Karena itu sebelum masuk sekolah biasanya orang tua di Jepang akan sibuk untuk membekali anak-anaknya dengan wejangan dan petuah tentang aturan rambu lalulintas serta hal-hal yang harus dilakukan dan dilarang saat dalam perjalanan berangkat dan pulang sekolah. 

[caption caption="Anak-anak kelas satu yang serba kuning, sebagai tanda agar menjadi perhatian semua"]

[/caption]Awalnya saya begitu takut akan keselamatan anak-anak sekolah ini, apalagi untuk anak-anak yang baru masuk sekolah, bisa gak sih mereka tertib di jalan? taat gak sih akan rambu-rambu lalu lintas khususnya saat mau menyebrang? dan berbagai macam kekhawatiran lainnya, mengingat si bungsu kadang suka nyeleneh dan mungkin tidak begitu memperhatikan keadaan lingkungan sekitar karena pasti dia asik ngobrol dengan teman-temannya.

Dari pihak sekolah ternyata ada upaya-upaya yang dilakukan mengenai keselamatan anak-anak sekolah ini. Selain mendapat priwitan dan alarm kecil yang dicantol di tas ranselnya, khusus untuk anak kelas satu mereka akan diberi tanda topi kuning dan tas ranselnya yang dicover oleh plastik kuning.

Semua itu adalah tanda bagi kita semua masyaraat yang melihat anak-anak yang serba kuning ini, untuk ikut menjaga dan mengawasi mereka karena mereka adalah anak-anak baru yang masih belum terbiasa dengan rambu-rambu lalu lintas.

Selain itu ada lagi yang sungguh unik dan menarik serta sangat luar biasa bagi saya tentang sistem pendidikan di Jepang ini, yaitu saat saya mendapat surat dan diberi tugas untuk melakukan patroli sekolah. Dulu saya cukup bingung juga, padahal saya bukan pengurus orang tua murid loh. Ternyata, selidik punya selidik, tugas patroli ini diberikan ke semua orang tua murid tanpa kecuali.

[caption caption="Anak-anak kelas satu berjalan bersama kakak kelas yang sudah bebas dari yellow hat haha.."]

[/caption]Pembagian tugas patroli sekolah ini dibagi per kelas, satu kelas mendapat tugas patroli kurang lebih 2-3 minggu pengerjaannya. Waktu patroli adalah saat anak-anak berangkat sekolah, anak-anak pulang sekolah dan sekitar jam bermain anak-anak hingga bel batas waktu main berbunyi (biasanya ada pengumuman berupa lagu dan pengumuman sebagai tanda waktu bermain telah habis dari pihak city hall).

Pelaksanaan patroli ini bersifat bebas, tidak dipatok dan diwajibkan untuk ngider patroli setiap hari, tergantung kebisaan kita para ibu. Dalam dua minggu ini misalnya saja, hari selasa dan rabu saya tidak bisa melaksanakan tugas patroli karena ada kesibukan lain. Sebagai gantinya pada hari lain, saya setiap pagi bertugas ngider mengawasi anak-anak berangkat sekolah bareng dengan si bungsu walau hanya sampai pada lampu merah terdekat dimana anak-anak ini harus menyebrang jalan.

Selama melakukan patroli kita harus menjaga anak-anak SD ini dari hal-hal yang berbahaya dan bisa mengganggu lingkungan, misalnya saja :

  1. Menegur agar tidak lari-larian dan dorong-dorongan di jalan.
  2. Tidak berisik dan mengganggu pemakai jalan lainnya.
  3. Tidak mengganggu hewan peliharaan dan tidak memetik bunga di jalan.
  4. Menegur untuk segera pulang ke rumah saat bel peringatan sudah berbunyi.
  5. Menegur saat ada yang tidak mentaati rambu lalu lintas.

Selain itu manfaat lainnya dari banyaknya petugas patroli yang kebanyakan di lakoni oleh ibu-ibu dari anak murid ini adalah, kemungkinan besar bisa menekan tindakan kejahatan yaitu penculikan, pelecehan serta kekerasan dari orang jahat kepada anak-anak ini.

[caption caption="Anak-anak kelas satu bertopi kuning dengan alarm dan priwitan yang nyantol di tasnya sebagai pengaman diri"]

[/caption]Jadi selama hampir dua minggu ini, setiap pagi ketemulah saya dengan para ibu-ibu anak kelas satu yang kami semua sama-sama mendapat tugas patroli. Tanda ibu yang sedang melaksanakan tugas patroli adalah memakai tanda pengenal yang di kalungkan di leher,  dan tanda yang kedua adalah memegang bendera kecil warna kuning yang ada gagangnya untuk membantu anak-anak menyebrang jalan. Karena bendera kecil ini jumlahnya sedikit biasanya digunakan secara berganti-gantian.

[caption caption="Jalan harus teratur dan tertib"]

[/caption]Pengawasan anak-anak ini selain dilakukan dengan berjalan kaki, ternyata patroli dengan sepeda juga banyak dilakukan oleh ibu-ibu Jepang, suka lihat saya tanda kertas yang dilaminating yang bertuliskan :  Sedang melakukan patroli.   itu ada di bagian depan keranjang sepedanya. Duh aman ya rasanya. walau tidak kenal dengan ibu-ibu yang sedang bertugas tapi kok hati adem kalo melihat banyak  yang seliweran sepeda menggunakan tanda ini.

Apalagi kadang suka ada juga loh para kakek nenek volunteer yang suka rela mau ikut bergabung untuk membantu kita dalam mengawasi anak-anak pergi dan pulang sekolah. Tambah hati bisa tenang dan tenteram akan keselamatan anak-anak SD ini.

Sudah dari jaman dulu, kata bapak mertua saya kalau sistem pendidikan disini itu,  menggunakan sistem pergi dan pulang sekolah sendiri dan harus berjalan kaki! Bedanya dulu belum ada alarm yang dikasih gratis dari sekolah, mungkin karena sekarang tindakan kejahatan kepada anak makin meningkat makanya ya anak-anak saat masuk  SD itu akan diberikan secara gratis pengaman diri berupa priwitan dan alarm dari pihak sekolah.  

Dan ternyata gak cukup hanya alat pengaman berupa benda saja loh dalam menjaga keselamatan jiwa anak-anak ini, justru pengaman yang paling penting adalah dengan peran serta aktif dilibatkannya para orang tua murid dan lingkungan sekitar untuk bersama-sama dan bergotong royong menjaga dan mengawasi anak-anak kecil ini agar terhindar dari mara bahaya yang mungkin sudah mengintainya.

Semoga Indonesia pun bisa mencontoh sistem yang baik ini, agar anak-anak kita semua terhindar dari kejahatan penculikan dan kekerasan serta pelecehan dari orang-orang yang tak bertanggung jawab yang akan melukai buah hati tercinta kita.

salam hangat, wk!

Foto: Dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun