Lah ini aneh bgt ya, orang mah pengen dibagus bagusin biar dipuji guru, ini malah gak apa-apa kalau saya tulis segitiga!
Ternyataaa..selidik punya selidik, kalau di kartu Ondoku-nya itu selalu didominasi oleh dua bulat lingkaran yang berarti nilai membacanya BAIK, maka kemungkinan akan didaulat untuk maju ke depan membaca di depan kelas!! Dan si sulung ogaah bangett, grogi katanya..hahaha dasar deh apa kalau anak laki suka malu kali yah. Lah beda banget ini sama adiknya yang cewek, cemberut deh kalo saya kasih nilai SEGITIGA, secara sikap badannya waktu membaca masak ya sambil tiduran sih yowes harus legowo saat saya kasih nilai KURANG! walhasil deh semaleman dicemberutin tiada ampun mamanya...tobaat hahaha..
Dari evaluasi tentang masalah membaca buku ini, gurunya banyak mendapat komplen dari anak-anak muridnya, bu gurruuuu aku capeeekkk, tsukaretaaa...sambil nenggak termos minumnya. Saya yang diceritain saat kondankai sampe ngakak ngakak, apalagi ada anak yang disuruh maju untuk baca buku itu lalu sesudahnya napasnya tersengal sengal ngos-ngosan sambil megang dengkulnya kelihatan capek banget, lah kok kayak habis marathon ya cuma baca buku aja, kata ibu gurunya...grrrrr meledaklah tawa kita ibu-ibu yang denger cerita sang wali kelas.
Tapi katanya perkembangan anak-anak mengalami peningkatan terutama kosa kata dan beberapa kanji yang ada dalam bacaan itu menjadi lebih cepat inget dan lebih mudah dipahami. Jugaa..anak-anak sudah mulai bisa menceritakan alur ceritanya dengan lengkap tanpa harus membuka bukunya alias sudah hapal jalan ceritanya.
2. Membahas tentang kemampuan berhitung dalam pelajaran matematika (sanshu)
Dulu saya pernah mengikuti acara Jugyousankan, yaitu acara melihat kegiatan belajar mengajar dalam kelas. Saat itu gurunya menjelaskan satu soal matematika. Dan beberapa anak-anaknya di suruh maju, dan menjelaskan rumusan yang diciptanya menggunakan proyektor.  Sumpah deh saya gak jelas anak-anak ini ngomong apa, semua jawaban di urai dalam bentuk soal cerita wakk pusing deh dan gurunya sat set sat set nuliskannya di papan tulis. Semua anak-anak yang maju memakai cara yang beda, tapi hasilnya semuanya sama.
Nah, hari ini saya baru tahu metode cara belajar matematika di sini. Ternyata ngajarin yang njelimetnya dulu!! Pantesan saya perlu panadol satu strip dengerin penjabaran anak-anak ini. Dalem hati mbathin duile jalannya napa muter muter gini sih gak langsung sasaran tembak.
Untuk anak-anak kelas satu diajarkan cara memecahkan soal yang solusinya bisa berbagai cara. Yang pertama tentu saja metode baku yang sekolah ajarkan, selebihnya anak-anak ini boleh dengan cara apa saja. Cara lain atau cara cepat dapat hasil biasanya didapatkan dari mereka belajar di les-les luar sekolah, seperti kumon atau jyuku.
Untuk kelas satu ditanamkan basic yang kuat untuk metode bakunya terlebih dulu tapi sayangnya banyak anak yang sudah memakai cara-cara lain yang didapat dari tempat lesnya sehingga membingungkan teman-temannya dalam kelas, ujar ibu guru tadi sambil meminta kami untuk membimbing anak-anak untuk menerapkan metode baku dulu, nanti cara yang baru bisa dipakai setelah semua anak sudah lancar metode dari sekolah itu.
3. Membahas tentang kemajuan dan keaktifan dalam berolahraga.