Berbicara tentang kisah rumah dinas yang dulu pernah ditempatinya itu, saya jadi teringat kisah seram dan mencekam yang dialami oleh bapak mertua saya saat masih tinggal disana.
Saat itu ada anak buahnya yang selalu diganggu oleh Yurei , makhluk halus atau arwah yang bergentayangan. Bukan saja anak buahnya yang diganggu tapi, istri dan ibunya pun semuanya didatangi oleh makhluk makhluk halus yang datang ke rumahnya. Lalu mengadulah anak buah itu ke bapak mertua (Otousan) yang tidak begitu percaya dengan hal-hal yang berbau horror.
Namun siapa sangka setelah pengaduan dari anak buahnya itu, ndelalah Otousan pun didatangi oleh arwah ibu-ibu tua yang selau datang setiap malam kedalam mimpinya. Menurut cerita Otousan, ibu itu selalu memasuki tubuhnya sehingga otousan tidak bisa bernafas sehingga selalu diakhiri dengan teriakan kencang Otousan yang kemudian terbangun dengan nafas tersengal sengal. Sekali dua kali Otousan masih mengabaikan kejadian itu, tapi anehnya arwah itu setiap hari selalu hadir dan masuk kedalam mimpinya. Karena sudah tidak tahan lagi karena semakin banyak penghuni yang diganggu makhluk halus, maka berembuklah seluruh anggota yang menetap di dalam rumah dinas itu untuk segera diadakan upacara penyucian dan pengusiaran roh-roh jahat atau OHARAI, dan mereka patungan secara sukarela untuk mengumpulkan dana untuk penyelenggaraan upacara Oharai itu.
Dan ajaib, setelah ritual oharai dilaksanakan, keesokan harinya sudah tidak ada hal-hal yang menakutkan lagi menimpa orang-orang yang tinggal di rumah dinas itu. Dan mengerikannya ternyata baru diketahui dari pemuka agama yang melakukan upacara itu, kalau dulu saat jaman perang, daerah rumah dinas ini adalah sebuah rumah sakit, dimana tidak jauh dari rumah dinas itu ada suatu tempat pembakaran mayat korban-korban perang. Hiyyy..makanya yahh..
Dari jauh saya melihatnya sudah merinding-merinding karena ingat akan kejadian mengerikan yang pernah menimpa para penghuni rumah dinas ini dulunya. Anak-anak pun sudah pada kabur melipir saat papanya menceritakan kalau tempat itu dulunya adalah sarang Yurei :)
Melihat ini tampak jelas sekali walaupun Jepang sebagai negara maju berteknologi canggih pun ternyata masih menjunjung adat dan ritual agama, kepercayaan dan kebudayaannya, sehingga kedua sisi yang berbeda ini pun pada akhirnya bisa saling mengisi dan berjalan berdampingan secara baik dan harmonis.
Salam hangat, wk
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI