Mohon tunggu...
Weedy Koshino
Weedy Koshino Mohon Tunggu... Lainnya - Weedy Koshino

Konnichiwa! Ibu 2 anak yang hidup di Jepang. Ingin membagi pengalaman selama hidup di Jepang. Penulis Buku Unbelievable Japan 1,2,3 dan Amazing Japan. Yoroshiku Onegaishimasu.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Banyak Anak Banyak Rejeki Ala Jepang!

30 Juli 2015   11:53 Diperbarui: 11 Agustus 2015   23:25 6749
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

 

 

 

Saya sudah akrab sekali dengan moto ini sejak kecil. Katanya, Banyak Anak Banyak Rejeki! Bapak dan ibu saya pun dari keluarga besar, alias keluarga bapak 9 bersaudara dan keluarga ibu 8 bersaudara, bisa kebayang dong gimana mereka semua kalau ngumpul saat lebaran, ramainya kayak pasar malem!! 

 

Lalu bagaimana dengan kehidupan di Jepang? Apakah ada slogan yang sejenis atau yang mirip-mirip dengan “Banyak Anak banyak Rejeki” ini?? Kalaupun gak ada, yowess yuk mari deh kita buat Banyak Anak Banyak Rejeki Ala Jepang ajaaa hehehe 

 

Saya pernah nonton acara TV Jepang yang membahas tentang kehidupan usia produktif yang menunda untuk menikah atau bahkan memutuskan untuk tidak menikah. Alasannya adalah REPOT! Repot mengurus rumah tangga, dan mengurus anak. Istri yang bekerja apabila sudah menikah kebanyakan memilih untuk mengorbankan karirnya demi mengurus keluarganya. Kalaupun ada ibu yang bekerja disamping mengurus keluarganya itu tentunya banyak konsekuensi yang harus dilakukan apabila anak-anaknya masih pada usia belia, misalnya saja menitipkan pada daycare (hoikuen) yang pembayarannya akan sangat mahal karena dihitung dari persentase gaji suami dan istri (private daycare). 

 

Dan, akhir-akhir ini yang bikin shock lagi adalah ternyata kaum muda di Jepang itu bahkan sudah semakin malas untuk melakukan pendekatan dan berhubungan yang serius (pacaran). Mereka lebih asik sibuk dengan hobi dan kesenangannya sendiri, dengan kata lain tidak ingin mengorbankan kepuasan dirinya sendiri demi membangun sebuah keluarga. 

 

Kekhawatiran pemerintah sepertinya sudah bukan hanya bisa diraba saja, tapi sudah tergambar jelas oleh kita semua yang tinggal disini, banyak contoh nyata yang saya rasakan gimana paniknya pemerintah Jepang yang melihat penduduknya malas untuk menikah dan membuat keturunan. 

 

Saat melahirkan si sulung dan si bungsu 9 dan 7 tahun yang lalu, saat itu bantuan pemerintah dalam bidang kesejahteraan ibu dan anak yang saya dapatkan adalah biaya cek up kehamilan dan penggantian biaya melahirkan. Dan itu sangat teramat sangat sangat suangat membantu sekali karena biaya melahirkan di Jepang itu memang cukup mahal yaitu sekitar 250rb-350rb yen! (ard 25jt-35jt rph) dan itu adalah biaya melahirkan secara normal! Ya, di Jepang melahirkan dengan cara normal adalah hal yang biasa, di sini dokterlah yang memutuskan apakah melahirkan dengan cara operasi itu dirasa perlu atau tidak, jadi jangan harap bisa milih tanggal cantik kelahiran bayi kita disini. 

 

Bantuan kelahiran ini kita dapatkan apabila kita sebagai penduduk yang sah, dalam arti tercatat di kantor walikota dimana kita tinggal, bagi yang sudah bekerja maka harus legowo untuk diambil pajak penghasilannnya. Tapi jangan misuh-misuh dulu, untuk pajak yang sudah kita beri kepada negara, ternyata gak ada ruginya kok! Banyak keuntungan yang akan didapat terlebih bagi ibu rumah tangga seperti saya dengan dua orang anak yang masih duduk di SD. Keuntungan apakah itu? Yaitu bantuan biaya kesehatan dan bantuan biaya hidup anak-anak kita. Lucu ya? Kok ya repot banget ini pemerintah jepun mau ngurusi kita! Ya, harus dong, tak kepruk kalo cuma mau nyokot pajak penghasilan suami saya saja tapi kesejahteraan keluarganya gak mereka jamin!! Output dan input yang sangat seimbang sekali, gak ada yang mau enaknya aja. 

 

Bantuan-bantuan dari pemerintah jepang yang saya dapatkan saat ini adalah : 

    1. Bantuan biaya kesehatan.

      Bantuan ini kita hanya diharuskan membayar 200 yen saja (ard 20 rb rph!!) untuk sekali pergi ke RS, itu termasuk biaya dokter dan obat atau biaya rawat inap RS, ya syukur-syukur kita semua diberi kesehatan sepanjang masa, tapi namanya anak-anak tentunya gak jauh dari penyakit batuk, pilek dan panas. Sampai detik ini pun saya merasa berguna sekali kartu sakti ini, bantuan yang tepat sasaran dan saya pun bisa bernafas lega untuk jaminan kesehatan ini hingga anak-anak duduk di bangku SMP. Untuk kami orang tua masih bersyukur dicover hingga sekitar 70 % untuk biaya berobat. 

    2. Kodomoteate.

      Bantuan langsung untuk anak-anak. Biaya diberikan dari bayi hingga anak-anak SMP. Lucunya besarnya bantuan ini berubah-ubah tergantung pemerintahannya dipegang partai politik mana hahaha. Tapi gak usah mikir yang berat berat tentang politik di jepang, yang penting kalau saya mah maksa-maksa suami aja untuk milih orang-orang yang berani ngasih bantuan ke masyarakat paling banyak aja hehehehe. Saat ini bantuan anak perbulannya adalah sebesar10 rb yen per anak! (ard 1 juta rph/bulan). Jadi kalau punya 10 anak ya akan mendapat 100rb yen atau 10 juta rupiah perbulannya!! Tapi anak bukan komoditi, jangan hitung membuat anak dan mendidik mereka dengan sistem untung rugi! Anak-anak yang kita lahirkan yang pasti adalah anugrah terindah seperti kata lagunya mas-mas di sheila on 7 hehehe

    3. Voucher belanja.

      Ini bantuan pemerintah yang terbaru. Entah kapan digodoknya tentang bahasan bantuan anak dalam bentuk voucher ini, eh tau-tau udah ada aja ini voucher 2 buah di rumah siap nanti sore akan saya belanjakan. Satu voucher terdiri dari 6 lembar dengan masing-masing lebarannya tertulis 500 yen! (ard 50 rb rph). Jadi  satu anak mendapatkan voucher senilai 3000 yen!! (ard 300 rb rph/anak).

 

Tertulis dalam surat yang terlampir bersamaan dua buah voucher ini adalah kalau Voucher belanja ini adalah tanda terimakasih pemerintah kepada orang tua di Jepang yang sudah mengurus anak-anaknya, dan bantan ini adalah tanda support pemerintah jepang kepada keluarga yang mempunyai anak. Adem banget saya bacanya karena kita ibu-ibu yang ngurus anak disini mendapat dukungan moral serta dana dari pemerintahnya sendiri. 

 

Voucher ini bisa dibelanjakan di supermarket dan toko-toko yang ada di wilayah kota kami. Bisa untuk belanja kebutuhan anak dan keluarga sehari-hari. Alhamdulillah!!

 

Untuk nomor 1 dan 2 adalah bantuan yang bersifat kontinyu didapat tapi untuk nomor tiga ini saya juga masih bingung, apakah hanya bantuan kejutan saja atau akan menjadi rutin kami dapatkan nantinya, tapi yang penting sekarang sujud syukur alhamdulillah dapet rejeki nomplok voucher belanja buat beli susu anak-anak nantinya. 

 

Sukanya saya dengan sistem bantuan di sini adalah, pemerintah Jepang bukan tipe yang tong kosong nyaring bunyinya. Mereka menggodok dan akhirnya melahirkan peraturan baru pun tidak pake koar-koar gedumbrengan padahal aturan baru ini adalah aturan yang membuat penduduknya tertawa senang riang gembira. Sistemnya pun tidak dibuat susah dan berbelit-belit walaupun masih baru, banyak bantuan yang jarang melibatkan kontek personal tapi biasanya bersifat sistematis dan praktis. Mungkin untuk mencegah adanya suap menyuap dan korupsi, jadi bantan dari pusat langsung transfer ke rekening kita. Ataupun kalau ada yang berbentuk surat atau voucher seperti bantuan kesehatan dan bantuan voucher belanja ini adalah dari pusat akan dikirimkan melalui pos!! 

 

Jadi kalau boleh di Jepang menyadur slogan BANYAK ANAK BANYAK REJEKI yang ada di Indonesia, ya beginilah rejeki yang banyak dari pemerintah Jepang, rejeki bukan hasil dari karena banyak anak lalu nanti orangtua akan mengharapkan para anak-anak ini kalau sudah besar akan mengganti biaya hidup mereka atau diharapkan bekerja agar bisa menunjang ekonomi keluarganya tapi sebelumnya pemerintah Jepang sudah pasang badan mereka dulu dalam melindungi kehidupan, kenyamanan dan kesejahteraan tunas-tunas bangsanya nanti. 

 

Salam Hangat, wk

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun