Mohon tunggu...
Weedy Koshino
Weedy Koshino Mohon Tunggu... Lainnya - Weedy Koshino

Konnichiwa! Ibu 2 anak yang hidup di Jepang. Ingin membagi pengalaman selama hidup di Jepang. Penulis Buku Unbelievable Japan 1,2,3 dan Amazing Japan. Yoroshiku Onegaishimasu.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Pengalaman Jadi Petugas Patroli dan Tukang Parkir

20 April 2015   09:35 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:53 1177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di club baseball ini ada tugas yang cukup unik yang wajib dijalankan oleh kita para orang tua, salah satunya adalah jadi tukang parkir mobil. Terus ngapain aja itu kerjanya? Kerjanya adalah menjaga parkiran untuk nanti ditempati oleh mobil-mobil team yang akan bertanding. Jadi kita para petugas parkir akan berdiri dipintu masuk parkiran, dan biasanya karena sudah kenal muka, para coachnya akan membuka jendela dan menanyakan tempat mana yang masih lowong untuk mereka tempati. Cara ini memang sangat efektif dan efisien, kenapa? Karena member team gak perlu muter-muter cari lahan parkir yang akan susah untuk ditemukan karena selain team sendiri itu banyak banget loh team lain yang akan datang, jadi ya rebut-rebutan. Jadinya demi menghemat waktu dan menunjang kelancaran dan ketenangan para pemain yang akan bertanding ini, kita ibu-ibu kebagian tugas untuk menjaga parkiran mereka agar nanti bisa langsung masuk tanpa perlu susah payah mencari tempat kosong.

Saya baru tahu kalau tugas jadi tukang parkir ini emang ngeri-ngeri sedap, kenapa? Karena butuh mental yang kuat kalo kita bakalan dijutekin banyak orang yang seenaknya parkir sembarangan saat kita menegurnya. Sebagai contohnya, wiken kemarin kami kena di jutekin seorang bapak yang badannya guede banget dengan pakaian kendo, kebayang dong gimana saya dan satu teman jepang saya saling pegangan tangan untuk menegur bapak itu karena parkirnya di tempat untuk lahan mobil ukuran kecil, sedangkan bapak itu mobilnya jenis mini bus, ya tentu aja bakalan ngalingin dan mengganggu lalu lintas mobil-mobil yang akan parkir. Sambil ketar ketir kami pun menegur kalau mbilnya gak boleh parkir disitu, dan betenya tuh bapak nggilani banget, mbok bilang maap kek eh malah ngegas mobinya sambil kabur yang sebelumnya mandangin kita dulu sebelum masuk kemobil, ihhhh syueebeeeellll!

Tapi melihat semua kejadian yang terjadi di tempat parkir kemarin itu, dimana muka muka kekesalan para pengunjung taman olahraga itu saat mereka tidak mendapatkan parkir, saya jadi mengerti kenapa tugas tukang parkir ini penting sekali dalam suatu klub olahraga, ya tentu saja ini menunjang kelancaran pertandingan nantinya. Walau terlihat ecek-ecek tapi coba bayangkan kalau sudah waktunyanya tanding tapi coachnya masih ngider ngider cari lahan parkir walahh dah ketinggalan kemana mana itu.

Wahh riweuh yaa sekolah dan masuk klub olahraga di Jepaangg? Itu dulu waktu cuma tahu sebatas selentingan kabarnya saja, tapi setelah kita terjun langsung dan melaksanakannya sendiri, gak ribet kok! Karena semuanya juga akan mempunyai perasaan ketakutan yang sama. Dan saat diantara kita terkena kesulitan atau masalah, itu sudah gak perlu diaba-aba semua akan otomatis saling bahu membahu membantu satu sama lain. Melihat banyaknya kegiatan dimana orang tuanya pun wajib untuk turun tangan terhadap kegiatan anak baik itu pada pendidikan formal atau informal sekalipun, mungkin teman-teman bisa menilai sendiri, apakah dari semua kegiatan yang dibebankan kepada para orang tua itu bernilai manfaat yang tinggi? Bagaimana perasaan anak-anak ketika orangtuanya pun ikut terlibat aktif dalam kegiatan mereka? Ini semuanya bukan hanya karena kita sudah membayar sejumlah uang dan kita bisa lepas bebas menyerahkan tanggung jawab kepada pihak pendidik tapi adanya keterlibatan langsung dari para orang tua yang membuat suasana pendidikan di sekolah Jepang terlihat lebih “akrab” bukan hanya sekedar sebuah institusi belaka.

Salam Hangat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun