Mohon tunggu...
Weedy Koshino
Weedy Koshino Mohon Tunggu... Lainnya - Weedy Koshino

Konnichiwa! Ibu 2 anak yang hidup di Jepang. Ingin membagi pengalaman selama hidup di Jepang. Penulis Buku Unbelievable Japan 1,2,3 dan Amazing Japan. Yoroshiku Onegaishimasu.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Upaya Pihak Sekolah Menjaga Keamanan Murid-Muridnya

17 Februari 2014   01:07 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:46 1272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_312300" align="aligncenter" width="300" caption="Tugas dari sekolah, sehabis patroli wajib untuk menulis di kertas, dan akan dikumpulkan disekolah setelah jangka waktu berakhir."][/caption] Beberapa minggu lalu Jepang digemparkan dengan berita di TV tentang hilangnya anak perempuan yang masih duduk di bangku SD selama hampir seminggu di daerah Sapporo, Hokkaido. Polisi pun disebar dan dikerahkan untuk mencari anak perempuan ini, kami yang melihat melalui TV, ikut berdoa karena melihat dari cuaca dingin yang menusuk, apalagi Hokkaido merupakan daerah yang paling deras diguyur salju, yang ketinggiannya bukan hanya puluhan senti lagi, tapi meter! Duh terbayang deh seandainya memang anak perempuan itu ada diluar sana sendiri dalam keadaan cuaca bersalju begini, maka apabila diketemukan dalam keadaan hidup, itu adalah suatu miracle dari Tuhan. Namun atas kegesitan polisi Jepang, syukur Alhamdulillah anak perempuan yang masih berumur 9 tahun ini, berhasil diketemukan dalam keadaan hidup! Ternyata, anak itu diculik oleh seorang pria tak dikenal ketika hendak membeli alat tulis dan dibawa ketempat kediamannya yang tidak jauh dari rumahnya! Kasus ini membuat kami sebagai orang tua yang mempunyai anak masih SD begitu khawatir, dan menjadi mawas diri akan keselamatan anak kami ketika berangkat dan pergi ke sekolah setiap harinya. Bagaimana kami tidak khawatir, karena anak SD di Jepang ketika mereka mulai memasuki sekolah dasar, mereka harus berangkat dan pulang sekolah sendiri, dalam arti tidak boleh diantarkan oleh orang tuanya. Oleh karena itu, sebelum masuk SD, sisulung sudah kami training untuk mengenali jalan yang akan dilaluinya ketika berangkat/pulang sekolah nanti. Biasanya rute yang dilaluinya itu sudah ditetapkan oleh sekolah, dan juga sudah terbagi-bagi menjadi beberapa kelompok, misalnya anak-anak yang tinggal di daerah A akan disematkan di topi kuningnya itu pita warna merah (topi kuning, tanda untuk anak-anak yang baru masuk SD). Dan untuk daerah B, C dan seterusnya akan disematkan warna pita yang berlainan warna pada topi kuningnya itu. Jadi setelah proses belajar selesai, mereka akan berkumpul di gerbang sekolah sesuai dengan kelompoknya, dan akan pulang ke rumah dengan berjalan beriringan bersama teman-teman satu grupnya itu. Saya masih ingat, ketika awal masuk sekolah, sekitar semingguan, mungkin pihak sekolah masih agak khawatir takutnya ada anak yang belum mengerti rute jalan yang akan dilaluinya itu serta bahaya-bahaya apa yang harus dicermati ketika ada di jalan, karena itu, para guru di sekolah bergerak untuk mengantar sendiri para murid-muridnya sampai ke daerah perumahannya. Begitu concern-nya yah mereka terhadap keselamatan anak-anak didiknya. Berbicara tentang keselamatan anak-anak ini, sepertinya pihak sekolah sangat mengerti perasaan kami para orang tua murid yang selalu was-was melepas dan menanti anak-anak kami untuk berangkat dan pulang sekolah. Sehingga pihak sekolah terus berupaya walau sekecil apapun, melakukan usaha-usaha yang bisa untuk menjaga keamanan dan keselamatan jiwa anak-anak didiknya, upaya-upaya yang diterapkan di sekolah-sekolah dasar sekarang ini, adalah sebagai berikut : 1.Adanya Alarm yang disematkan di samping Ransel Sekolah Ya, Alarm kecil yang diberikan gratis dari sekolah ini sebagai salah satu action yang paling cepat harus dilakukan dengan memencet tombol alarm, sebagai tanda untuk meminta pertolongan orang lain, apabila ada seseorang yang sangat mencurigakan ingin mendekatinya. Pertama saya lihat alarm cilik ini, agak tidak percaya juga dengan kekuatannya, tapi pas anak saya coba pencet, Masya Alloh, kuping saya langsung sakiiitt karena ternyata daya kekuatannya itu hampir 100db!! Dan kekuatan ini sama dengan bunyi sirine mobil ambulance! Pantesan, di kardusnya ada warning, jangan pencet dalam keadaan sangat dekat! Deuhh, kapok deh. Tapi saya jadi tidak khawatir lagi dengan kekuatan si alarm cilik ini, setidaknya benda yang selalu tergandul di tasnya itu, paling tidak bisa menjaga keselamatannya dari orang yang jahat yang hendak mencelakainya. 2.Adanya Patroli Sekolah Pada pertemuan sekolah, kami para orang tua diminta tolong kerjasamanya untuk bersama-sama menjaga keselamatan anak-anak sekolah dengan melakukan patroli disekitar rute pulang/pergi anak-anak ke sekolah. Kami para orang tua diberi semacam kertas berwarna kuning stabilo yang di laminating plastic untuk di tempelkan di depan sepeda, jadi anak-anak bisa punya perasaan aman ketika melihat ibu-ibu yang seliweran mengendarai sepeda dengan tanda パトロール中(sedang menjalankan tugas patroli). Kegiatan yang bersifat sukarela ini, membuat kami para orangtua pun ikut berpartisipasi dalam pengawasan keselamatan anak-anak SD ini. Selain tugas sukarela yang semua orang tua bisa lakukan, ada juga touban (tugas) yang sudah diatur oleh organisasi orang tua murid atau kalau di Jepang disebut dengan PTA (Parenting Teacher Association) dengan membagi bagi skejul patroli untuk setiap kelasnya. Dan kali ini selama setengah bulan, saya kebagian untuk berpatroli dengan jalan-jalan melihat keadaan sekitar dimana anak-anak pergi atau pulang sekolah, apakah ada keadaan yang membahayakan atau ada suatu tempat yang tidak aman bagi anak-anak ketika menuju/pulang sekolah. Dan pelaksanaan tugas ini pun bersifat bebas, bisa pada pagi hari ketika anak berangkat sekolah atau sore hari ketika anak-anak pulang sekolah. Dan tugas saya untuk berpatroli yang dimulai pada tanggal 16 Februari sampai tanggal 2 Maret,  dimana saya akan melihat lihat situasi keamanan pada rute  anak berangkat/pulang sekolah. Tugas ini tidak setiap hari dilakukan kok, saat kita sedang tidak enak badan, kita tidak perlu melalukan patroli, jadi sangat bersifat fleksibel.  Jadi yah, dibawa enjoy aja, kalau saya sih hitung-hitung naik sepeda atau jalan kaki malah bisa sekalian olahraga, bahkan kadang saya pun nyambi sambil berangkat/pulang belanja ke supermarket yang sengaja waktunya di pas-pas-in dengan waktu anak-anak ini pulang sekolah, yaah sambil nyelem minum air,  tapii ati-ati  awas kelelep yah :D 3.Adanya Sistem FairCast Nah, sistem ini yang bikin saya berdecak kagum!  Yaitu sistem penyampaian informasi yang sangat update dan cepat! Beberapa belakangan ini, anak saya sering membawa pulang surat dari sekolah yang berisi tentang pemberitahuan tentang adanya keadaan yang membahayakan yang telah terjadi pada anak-anak sekolah, misalnya saja pemberitahuan kalau kemarin ada anak perempuan yang melapor, kalau didekati oleh pria tak dikenal pada jam sekian, dengan ciri-ciri ; tinggi sekitar 160 cm, memakai topi kupluk hitam, memakai masker, berjacket hitam dan celana panjang biru tua. Dengan lokasi kejadian di sekitar supermarket dekat sekolah. Nah, informasi-informasi ini cepat kami terima bukan hanya dalam bentuk lembaran surat saja loh, tapi juga akan terkirim kepada telfon genggam atau pada imel computer kami dirumah. Pernah suatu ketika, ada informasi kalau ada pria tak dikenal yang membawa pisau dan berkeliaran tepat sekali di dekat daerah kami, serentak kami ibu-ibu segera mengantisipasinya dengan tidak mengijinkan anak-anak bermain di taman, dan kalaupun ada diluar ada orang tua yang menjaganya! Informasi yang kami dapat melalui HP ini adalah karena adanya sistem FairCast, yaitu sistem pengamanan yang bisa langsung terhubung kepada orangtua murid apabila ada sesuatu yang membahayakan. Awalnya memang, kami harus mendaftar dulu disekolah, dimana kami diwajibkan untuk membayar hampir 900yen (90 rb rupiah) pertahunnya. Setelah mendaftar dan kami meregister no telfon genggam, maka informasi dari sekolah akan segera kami bisa terima. Informasi itu bukan hanya tentang kejahatan saja loh, tapi adanya bencana alam yang datang, seperti baru-baru ini adalah adanya taifun atau badai salju, dimana kami para orang tua diwajibkan datang untuk menjemput anak-anaknya di sekolah karena sangat bahaya untuk membiarkan mereka pulang tanpa kawalan orang dewasa. Informasi-infromasi ini sangatlah berguna bagi kami orang tua murid, adanya koneksi yang terhubung cepat membuat kami tidak begitu khawatir lagi terhadap keselamatan jiwa anak-anak kami. Yah, begitulah sistem pendidikan di sekolah disini, bukan hanya memfokuskan pada pemberian materi disekolah, bukan saja memperhatikan pada hasil dan prestasi anak-anak muridnya, tapi ada yang lebih penting dan menjadi salah satu perhatian para pendidik disini, yaitu perasaan aman para murid-muridnya, yang saya yakin ini pun bisa berkaitan kepada keadaan si anak untuk bisa berkonsentrasi penuh dalam menangkap pelajaran yang nanti didapatnya dikelas. Tapi walaupun sudah ada usaha-usaha yang telah dilakukan pihak sekolah dalam mengantisipasi kejahatan yang ada, hendaknya kita tetap waspada dan menanamkan sikap mawas diri kepada anak untuk terus berhati-hati terhadap orang yang tidak dikenalnya dijalan. Salam Hangat, wk Dok : Pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun