Mohon tunggu...
Weedy Koshino
Weedy Koshino Mohon Tunggu... Lainnya - Weedy Koshino

Konnichiwa! Ibu 2 anak yang hidup di Jepang. Ingin membagi pengalaman selama hidup di Jepang. Penulis Buku Unbelievable Japan 1,2,3 dan Amazing Japan. Yoroshiku Onegaishimasu.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Boku No Ita Jikan, Penderita ALS yang Berjuang Menghadapi Lumpuh

27 Februari 2014   02:45 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:26 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya adalah ibu-ibu penggemar sinetron sejati. Biasa lah ketika rehat, pengennya nonton acara TV yang ringan-ringan saja, ketawa ngikik karena ceritanya lucu ataupun nangis bombay karena terharu dan larut dalam jalan cerita yang mendayu dayu.

Kalau di Jepang, sinetron TV disebut juga dorama (drama). Biasanya seminggu sekali tayang selama 4 bulan. Untuk drama dewasa akan mulai pada jam 09.00  atau jam 10.00 malam. Nah, pas sekali waktunya, karena biasanya anak-anak akan masuk kamar sekitar jam 9-an. Mereka pun sudah mengerti kalau jam 9 keatas, acara TV sudah 'omoshirokunai' (tidak menarik) karena sudah tidak ada lagi acara untuk anak atau film jenis anime (kartun)

Ketika asyik sendiri nonton dorama, ahh layaknya sedang menikmati syurga dunia. Duduk anteng nonton dorama favorit dengan ditemani cappuccino dan kue cemilan, apalagi sambil blusukin kaki ke dalam kotatsu (warmer table) suka jadi lupa suami dan anak :D yah, walau 'me time- ini hanya beberapa jam saja tapi cukup bisa me-recharge tenaga saya untuk kembali semangat beraktifitas keesokan harinya.

Sukanya saya dengan dorama Jepang, kadang membuat suami geleng geleng kepala. Gimana nggak? Wong kadang, suami ketika pulang kerja menemukan saya ngikik ngakak dan ngekek ketika nonton TV sendirian, yang membuat dia agak serem karena takut saya mulai "error" katanya hehe enaak ajaa!! Atau memergoki saya sedang nangis bombay sesenggukan dengan ditemani banyak tissue betebaran di lantai, dan justru semakin kenceng nangisnya ketika suami mengatakan "daijyoubu?" (Kamu gak apa-apa?) membuat dia kelabakan tidak tahu harus berbuat apa hehehe

Iya, ini semua gara-gara dorama Jepang! Menyebalkan karena bikin saya lebay tapi ya menyenangkan juga karena bisa release  dengan ketawa ngakak atau nangis kejer sambil melepas semua penat seharian.

Begitu addict-nya acara TV ini membius saya, kadang dalam satu minggu saya jadi orang paling sibuk di dunia!  Sampai ada seorang teman Jepang yang jadi tempat beragumen untuk diajak berdiskusi dan membahas film yang kita nonton tadi malem. Sepertu malem ini, jam 8 -an untungnya anak-anak sudah tidur sejak tadi, fiuhh lega! Beres-beres sebentar, seduh kopi, buka snack, ambil remote TV, nyalakan kotatsu, yakk siap deh konsentrasi (kaya mau ujian wkwk) nonton drama kesayangan.

Malam ini, jam 10 teng ada drama kesukaan! Judulnya "Boku No Ita Jikan" (Sisa waktuku) dimainkan oleh Haruma Miura  sebagai Takuto dan Mikako Tabe sebagai Megumi. Drama yang ditayangkan di channel 8, stasiun TV Fuji Terebi bisa banget membuat saya larut dalam alur cerita untuk ikut merasa kasihan kepada tokoh utamanya, dan sudah bisa ditebak deh jadinya ikutan mengeluarkan airmata sambil sesenggukan meratapi nasib pemeran utamanya itu.

Ya, kebetulan kisah yang diambil dalam drama ini adalah seorang cowok yang baru lulus kuliah dan mulai memasuki dunia kerja itu kemudian divonis penyakit berat dan langka yang disebut ALS (Amyotrophic Lateral Sclerois) dimana seseorang akan mengalami kelumpuhan pada tubuhnya hingga meninggal. Serem ya? Saya juga baru tahu tentang penyakit ALS setelah saya nonton drama sedih ini. Ternyata, penyakit ALS ini menyerang otot dalam tubuh hingga satu satu banyak organ tubuh yang tidak akan berfungsi lagi, yang paling fatal adalah ketika sudah menyerang sel saraf otot pada pernafasan, katanya itu yang bisa menyebabkan penderita meninggal dunia. Hiks

Nah, dalam cerita drama ini awalnya sang tokoh utama (TAKUTO) menjalankan kehidupan layaknya manusia biasa yang tidak pernah menemukan gejala penyakit dalam tubuhnya. Kehidupan seorang cowok yang masuk dunia kerja, lalu berkenalan dengan cewek cantik (MEGUMI) yang baik hati dan penuh perhatian. Tapi secara tiba-tiba Takuto memutuskan tali cintanya dengan Megumi, tanpa alasan yang jelas. Kenapa? Ya, karena Takuto mulai sadar ada penyakit berat yang dideritanya dan itu baru diketahuinya  beberapa belakangan ini dengan gejala, kaki yang tiba-tiba tidak bisa menggoes sepeda dan tangan yang terkadang tidak bisa digerakannya lagi.

Perasaan tidak bisa terus mendampingi sang kekasih sampai akhir, membuat Takuto bertekad untuk menjauhi Megumi agar sang kekasih bisa mendapatkan kebahagian dari orang lain yang keadaannya lebih memungkinkan (beruntung) dari dirinya.

Takuto sendiri, akhirnya diceritakan dengan gamblang di drama ini bagaimana berat dan susahnya ia  melawan penyakit langka yang dideritanya itu yang sedikit dikit mulai menggerogoti kemampuan tubuhnya untuk bergerak. Sampai akhirnya sekarang Takuto hanya bisa beraktifitas dengan menggunakan kursi roda saja. Lalu..lalu gimana akhirnya? Bagaimana dengan Megumi, mantan kekasihnya?? Ohh itu pun saya juga ingin tahu banget kelanjutannya! :D ya karena memang belum tamat sih episodenya :) penasaran! :)

Tapi asli, rekomen sekali film ini untuk ditonton, karena bikin kita merasa sangat bersyukur kepada Tuhan dengan tubuh dan kesehatan yang kita miliki sekarang.

Yang saya ambil hikmahnya dari drama Jepang,Boku no ita jikan ini adalah:

Saya salut dengan setiap drama yang diputar di sini, kenapa? Karena bukan hanya menceritakan cerita Cinderella, siupik abu atau yang berkisar tema tentang si baik dan si jahat, atau si kaya dan si miskin saja. Tapi, biasanya temanya yang bisa menginspirasi penontonnya, bukan hanya kisah percintaan saja tapi ada juga beberapa cerita tentang seorang penderita penyakit dan bagaimana dia bisa struggle menjalani hari-harinya sampai akhirnya meninggal. Drama dengan kisah seperti ini biasanya dikemas cukup apik, selain ada sisi romantisnya, sehingga penonton tidak akan bosan melihatnya, dan tak lupa ada sisi human social-nya yang kental termakna dalam setiap episode nya, dengan menceritakan bagaimana pihak keluarga dan lingkungan sekitar mau ikut membantu dan mensupport penderita hingga ia merasa tidak sendiri dan tetep ingin sembuh! Semangat yang berkobarnya itu yang membuat para penonton terharu biru.

Yo wes, siap-siap dulu mau mantengin TV! Engg ingg engg :D

Selamat istirahat, salam hangat, wk.

Image :japanizedworld.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun