Mohon tunggu...
Weedy Koshino
Weedy Koshino Mohon Tunggu... Lainnya - Weedy Koshino

Konnichiwa! Ibu 2 anak yang hidup di Jepang. Ingin membagi pengalaman selama hidup di Jepang. Penulis Buku Unbelievable Japan 1,2,3 dan Amazing Japan. Yoroshiku Onegaishimasu.

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Melihat Kampanye di Jepang yang Adem Ayem!

12 Juni 2014   17:10 Diperbarui: 20 Juni 2015   04:04 1033
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_328565" align="aligncenter" width="500" caption="Kampanye Walikota Matsudo 15 Juni 2014"][/caption]

Menjelang pemilu presiden RI yang akan digelar pada tanggal 9 Juli 2014 membuat hawa di Indonesia sedikit `panas`. Ya, masing-masing kubu saling menjagokan calonnya dengan memberikan pendapat dan pikirannya melalui statusnya di media-media sosial. Dan suasana gempita itu pun bisa saya rasakan juga di Kompasiana. Banyaknya artikel yang membahas tentang para calon presiden ini,  sangat membantu saya untuk lebih mantap menentukan keputusan mana yang saya akan pilih nanti, tanpa harus membuka-buka media lain yang menginformasikan berbagai berita tentang si no 1 dan si no 2 ini.

Itu di Indonesia, lalu bagaimana dengan di Jepang? Untuk wilayah tempat saya tinggal sekarang pun suasana lagi `panas` loh! Kenapa? karena sekarang ini lagi musimnya kampanye bagi para empat calon walikota Matsudo yang pemilunya akan di gelar pada tanggal 15 Juni 2014 nanti. Sayangnya suasana pemilu disini kok ya kurang greget kalau dibandingkan dengan suasana pemilu di Jakarta yang heboh. Jadinya 'panas' nya itu hanya bagi para tim sukses calon walikota ini saja yang heboh teriak-teriak menyuarakan visi dan misi mereka kepada masyarakat Jepang khususnya penduduk kota Matsudo saat ini. Terus penduduk kota mtasudonyaa?? Haik haik..adeemm ayeemm sajaa hihi  Dan saya melihatnya jadi suatu keunikan tersendiri yang menarik untuk saya tulis disini.

Ya, berawal ketika surat pemilu untuk suami saya sampai kerumah yang dikirimkan melalui pos, disitu tertulis kalau pemilih bisa memilih dimana saja, selama masih dalam wilayah kota Matsudo. Lucunya, waktu pelaksanaan pemilunya pun cukup panjang, dimana para peserta bisa memilih dari pukul 7 pagi sampai dengan 8 malam! Jadi jangan pakai alesan `waktu` buat gak dateng ya!

Dan hebohnya kampanyepun sudah berlangsung beberapa hari ini, ditandai dengan banyaknya mobil yang memasang speaker, berseliweran di jalan-jalan, berkoar-koar menyuarakan misi dan visi para calon walikota ini. Coba lihat deh foto di bawah ini, foto ini saya ambil ketika mau pergi belanja ke supermarket. Karena Jepang saat ini sedang dalam musim hujan, itu kebayang loh kampanye di tengah guyuran deras hujan, bukan hanya repot kebasahan saja tapi itu suaranya pun boro-boro kedengeran kita, kadang sudah kelibas sama suara petir! saya lihatnya kasihan! Belum lagi yang kampanye di depan stasiun-stasiun kereta api. Semangatnya, acung 4 jempol! Berpakaian jas dan dasi, sambil membawa mike dan memegang payung, membacakan apa yang jadi misi dia untuk kota ini. Uniknya, mereka kampanye itu kadang ada yang sendiri! Iya, sendiri. Kalaupun ada yang membantu hanya 1-2 orang saja. Simpel, ringkes, irit, dan tidak mengganggu kepentingan umum.

1402502459538954034
1402502459538954034

Melihat cara kandidat ini berkampanye, saya menemukan banyak keunikan, antara lain sebagai berikut ;

1.  Penempelan poster para kandidat tidak saya temukan disembarang tempat!

Kok bisa gitu? Ya, karena tidak boleh! Penempelan poster para calon walikota ini ternyata memang sudah disediakan tempatnya, adanya papan besar yang didalamnya sudah dibagi beberapa kotak untuk penempelan poster. Ukurannya juga sudah ditentukan, jadi gak bisa serakah dua kolom buat muka dia sendiri hehehe nah jatah satu kolom itulah diperuntukan bagi para kandidat menempelkan poster dirinya untuk di pamerkan. Dan papan ini pun tidak seenak dewek mereka, tancep begitu saja dimana-mana tapi sudah ditentukan tempat-tempatnya. Biasanya di taruh di daerah keramaian, seperti dekat halte bis, daerah stasiun, sekitar taman dan sebagainya. Sangat rapih dan teratur! Jadi jangan harap kita bisa menemukan gambar-gambar muka para kandidat ini di tempel di batang pohon, tiang listrik, tembok rumah orang, haduh yang ada malah masyarakat nanti jadi antipati bukannya simpati!

2. Kampanye menggunakan mobil `biasa`.

Maksudnya kampanyenya disini gak lebay! Lihat deh mobil-mobil yang berseliweran dengan speaker yang super gede itu. Bukan jenis mobil mewah. kinclong dengan rendengan mobil-mobil tim suksesnya yang juga heboh! Tidak sama sekali, malahan saya suka bercanda bilang sama suami, mobil kampanye kok mirip mobil angkut barang  bekas! Hihi maaf ya, tapi bener loh di daerah rumah saya hampir tiap hari walau bukan musim kampanye pun ada tuh mobil-mobil yang menawarkan untuk mengambil barang-barang bekas yang bentuknya besar, seperti kulkas, mesin cuci, AC, dsb. Nah gak jauh beda deh, sama-sama berkoar koar menggunakan speaker, bedanya mobil angkut barang bekas ini biasanya mobil jenis pick up! Hihi

Enaknya, walau musim kampanye sekalipun, mobil kampanye mereka sama sekali tidak mengganggu kenyamanan kita dalam berlalu lintas. Karena semua bisa tertib dan tidak egois sruduk sana sini karena ingin didahulukan kepentingannya.

3. Kampanye berdiri di depan Stasiun Kereta Api.

Saya paling suka dengan kampanye model begini. Berkoar-koar sendiri dijalan menjelaskan apa yang menjadi visi dan misi dirinya apabila terpilih menjadi walikota nanti. Ya, jadi wakil rakyat itu harus berani, tegas, tidak malu dan tidak gengsian! Turun langsung ke tempat keramaian orang, jadi kita pun bisa melihat para calon melakukan orasi, dan dari sini kita bisa sedikit menilai seberapa gigih dan keukeuhnya mereka dalam memperjuangkan kegiatan-kegiatan yang nantinya bisa menguntungkan penduduk kota ini kalau dia terpilih. Ternyata kampanye di stasiun KA begini, butuh mental sekuat baja loh! Lihat deh, boro-boro ada yang berdiri sebentar mendengarkan ocehan mereka, kebanyakan hanya melihat sekilas, atau hanya melirik sebentar dan segera berlalu tidak perduli dengan apa yang dijelaskannnya. Sing sabar sing sabaaarr! Ya, berani malu dan tidak gengsi! Memang, kalau sudah menyentil tentang semangat kerja orang Jepang, kadang rasa malu mereka sudah bergeser loh jadi nomor yang kesekian. Dan juga mereka tidak malu untuk bertanggung jawab atas perbuatannya. Ya, perbuatan atau ucapan para pejabat di Jepang itu tanggung jawabnya sangat besar! Coba lihat deh di berita TV, tayangan para koruptor dan pejabat yang nyeleneh kerjanya, tidak segan segan mereka akan membungkukkan punggungnya didepan kamera TV, meminta maaf kepada masyarakat Jepang, dan bahkan tidak sedikit juga yang bersimpuh, menyentuhkan dahinya ke lantai, ya itu bisa dikatakan mereka menaruh harga dirinya di bawah sebagai pengganti penyesalan yang teramat dalam, SALUT saya!

4. Mencalonkan diri sendiri tidak dalam naungan suatu partai pun, mempunyai kans besar untuk menang!

Ya, di Jepang saya juga baru ngeh, ternyata para calon walikota disini, hanya satu orang saja yang tergabung dalam suatu partai, selebihnya yang tiga orang ternyata mereka atas nama pribadi mencalonkan diri. Kadang saya berfikir tentu saja kandidat yang dibawah naungan partai pasti lebih teratur dan jelas dalam kegiatannya, apalagi pasti dana untuk kampanye pun akan mengucur banyak dari partai yang diikutinya itu. Tapi jangan salah! Ternyata tidak, kans bagi kandidat personal pun ternyata besar!! Terbukti, walikota Matsudo yang sekarang pun (dan kembali mencalonkan diri), beliau menjadi walikota tidak dibawah naungan partai, tapi mengusung namanya sendiri. Lalu bagaimana dengan tim sukses? Wah gak perlu khawatir, banyaak! Tidak money oriented-nya masyarakat Jepang, membuat banyak bermunculan para volunteer yang membantu kandidat yang dipercayainya! Ya, volunteer disini adalah orang-orang yang secara sukarela tanpa menerima bayaran apapun untuk membantu para kandidat yang disukanya agar sukses terpilih menjadi walikota nanti. Kebanyakan volunteer ini adalah para warga senior yang telah pensiun.

Menurut suami saya, justru orang yang tidak punya partai itu yang mengundang banyak simpati. Dikarenakan mereka berani maju mencalonkan diri, itu berarti berani mati untuk memperjuangkan kepentingan warga kota ini, ingin mensejahterakan warganya sepenuh hati, karena seandainya dia nyeleneh sedikit maka akan sangat mudah warga kota untuk bisa tunjuk hidung langsung kepada dirinya, apalagi tidak adanya tempat ngumpet bagi dirinya, dalam arti karena tidak ada partai yang membekingnya.

Kebetulan di koran Sankei Shinbun kemarin ini (11/6) ada tuh lembaran khusus yang berisi tentang informasi detail tentang para  calon walikota ini, mulai dari profile, visi dan misi para calon walikota ini, lengkap dan padat!

Saat saya tanya suami nanti dia mau milih siapa untuk walikota nanti ini, dijawab lugas, "oh saya pilih si A!" Hoo cepet banget jawabnya! Katanya, semua misi dia saat menjabat dulu, hampir semua terlaksana dan bisa terlihat manfaatnya! Pas saya lihat di koran edisi khusus itu dimana dalam profil bapak A ini, tertulis dua kolom informasi, satu kolom misi yang SUDAH dijalankan saat menjabat menjadi walikota dan satu lagi kolom misi yang AKAN dijalankan apabila dia kepilih menjadi walikota lagi. Saya telusuri tindakan apa yang sudah di lakukan oleh si bapak A ini, dan salah satunya adalah adanya bantuan dari city hall dalam hal kesehatan!! Dan ini saya suka banget, manfaatnya sangat besar dan sangat sangaaattt membantu kami dalam hal pembiayaan kesehatan, yaitu kami hanya dibebankan 200 yen(ard 20 ribu rupiah) untuk setiap kali berobat ke dokter, dan bantuan ini berjalan sampai dengan anak duduk di kelas 3 SMP!! Buru-buru saya colak colek suami, untuk milih si bapak ini lagi, biar tetap diteruskan program bantuan kesehatan ini, kalau bisa sampai SMA hehehehe

Dan satu lagi yang unik, menjadi poin terakhir yang sangat menarik yang saya lihat saat musim kampanye ini adalah,

5. Masyarakat memilih kandidat yang mempunyai kegiatan yang menguntungkan dan bermanfaat , khususnya bagi dirinya pribadi, oalah! Unik sekali, ketika saya bertanya bagaimana sih cara mereka melihat calonnya itu, melihat dari apanya, dari gantengnya kah, fasih bahasa inggrisnya kah, atau kelihaian dalam berorasi saat kampanye? Ternyata semua gak ada dalam kriteria mereka! Tahu nggak, warga jepang yang tingkat kemakmuran warganya yang sudah bisa dikatakan lebih dari cukup ini, ternyata masih ingin menyedot keuntungan banyak dari kinerja para wakil rakyat yang nanti dipilihnya itu loh! Lihat deh gimana mereka secara detail, melihat rincian poin-poin kegiatan yang jadi misi mereka apabila nanti terpilih. Ternyata, kriteria calon yang mereka pilih, semua pemilih (diam-diam) menganut kepentingan pribadi loh ternyata wkwkwkw pantesan disini kok gak ada yang ngebahas tentang kamu pilih siapa, kalo aku milih si ini, enakan si ini loh, si itu gak baik, pilih ini aja ya hahaha gak ada yang rame ngebahas jagoannya! Ya, mereka semua diam-diam menghanyutkan hihi saya kasih bocoran ya, suami saya sendiri, saat saya tanya alasan kenapa milih si A, dia bilang, karena saya suka program dia mengenai pembenahan stasiun kereta api dan pembenahan halte bis yang letaknya terlalu jauh dari stasiun! Dalem hati saya, duh bawel banget sih, mbok yao jalan dikit aja sih tinggal lari kalau hujan, jerit saya. Tapi ternyata hal yang sekecil ini bagi warga jepang yang kesehariannya menggunakan kereta dan bis, itu sangat penting! Karena apa, itu tuh motto TIME IS MONEY nya itu loh gak bisa ditawar! Hal sepele buat kita ternyata masalah besar bagi warga Jepang!

Contoh yang lain misalnya saja para manula, saya merasa mereka akan melihat kandidat yang kegiatannya banyak yang berkisar pada jaminan asuransi kesehatan bagi para manula, semakin banyak bantuan untuk para manula, saya yakin semakin banyak para senior yang akan mendukung kandidat tersebut. Jadi ya itu, pemilu di Jepang sudah sangat berbicara ke tindakan teknis dan operasional. Kalau hanya misinya ingin mensejahterahkan masyarakat, ingin meningkatkan taraf hidup warga kota, lah semu bangettt...kayaknya cuma bayangan saja, coba deh kasih tuh poin-poin kegiatan apa yang akan mereka lakukan dalam mensejahterakan masyarakat dan tindakan yang bagaimana yang bisa dirasakan langsung hasilnya oleh warga sehingga bisa meningkatkan taraf hidup lebih baik, itu sih intinya, tidak usah bicara manis tapi langsung kerja buktikan hasilnya!

Ya segitu saja  selayang pandang suasana pemilu yang sedang berlangsung di kota saya ini. Walau tidak hingar bingar kelihatannya, tapi saya lihat semuanya berjalan sangat teratur dan terarah, bukan saja pelaksanaan pemilunya, tapi juga program dan kegiatan yang diusung oleh para kandidatnya, kami warga disini pun mengharapkan walikota yang terpilih nanti, bisa lebih menjamin kemakmuran warga untuk kehidupan selanjutnya.

Salam hangat, wk

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun