Bagi teman-teman yang tinggal di Jepang, kata Chikan (チカン) adalah sebuah kata yang menakutkan dan mengerikan.
Apa sih Chikan itu ? Chikan adalah pelecehan seksual yang dilakukan oleh pelaku kepada korban dengan menunjukan prilaku yang menjurus kepada kegiatan seks yang tidak diinginkan. Contoh yang paling mudah adalah Chikan di dalam kereta dan bis. Prilaku yang dilakukan adalah dengan memegang tubuh korban dengan sengaja yang merujuk pada seks, misalnya memegang pantat, payudara dan daerah-daerah sensitif lainnya.
Dan hari ini saya terkena chikan!
Pengalaman menjijikan seperti mimpi buruk di tengah hari bolong ketika saya selesai mengurus perpanjangan paspor di Kedubes RI di Tokyo.
Setelah selesai, saya melanjutkan perjalanan pulang, menuju Gotanda Stasiun dengan memakai Jalur kereta Yamanote. Lagi menunggu untuk membeli tiket kereta tiba-tiba dari arah belakang ada yang menepuk pantat saya. Buru-buru saya menengok ke belakang dan melihat ada seorang pria memakai jaket hitam, celana hitam, rambut curly panjang sampai bawah kuping, umur sekitar 20 tahunan, masih muda. Saya yakin dia yang pegang pantat saya! Lalu saya kejar, dan berhasil saya tangkap bastard itu! Saya tarik jaketnya dengan tangan kanan saya, sedang tangan kiri masih memegang dompet dan uang 1 lembar 1000 yen, sambil satu tangan memegang tangan orang gila itu, saya berteriak, tasukete!!! tasukete!!! ( tolong-tolong) chikan desu!! Chikan desu!!
Tapi yang bikin saya lebih shock! Orang disekitar tidak ada yang peduli dan tidak ada satupun yang menolong!! Dari sekian banyak orang di stasiun tidak ada satupun yang bergerak setidaknya membantu saya membawa bastard ini ke kantor polisi.
Wanita dan pria tenaganya beda, dengan sekali tepis, tangan yang sudah memegang jaket si bastard itu pun lepas!! Lalu kami kejar kejaran, dan akhirnya ia berani kabur menyebrang jalan besar, dan saya tidak bisa menyusul karena traffic light sudah merah! Erggg kesel!!!
Sambil dari seberang jln saya lihat dia kembali berjalan santai, masya Allah gemes banget, saya ikuti dengan mata saya kemana dia kabur dan akhirnya saya nyerah dan melaporkan ke kantor polisi terdekat.
Sambil terengah tengah, saya minta tolong mereka bergerak cepat karena mungkin masih bisa terkejar! Setelah di interogasi dan mereka mendapatkan ciri-ciri orang yang dimaksud, saya lihat banyak polisi yang datang, baik yang berseragam ataupun yang baju biasa. Luar biasa, mereka bergerak cepat!! Saya lihat beberapa polisi menggunakan sepeda berkeliaran menuju tempat larinya sipelaku itu. Dan tahu tidak dalam hitungan puluhan menit saja, seorang polisi lalu mendatangi saya yang masih duduk karena dengkul kaki terasa lemas karena shock! Bapak polisi itu menyerahkan kamera yang berisi gambar si bastard itu!!! Ya Allah alhamdulillah!!! Saya langsung mengiyakan kalau inilah orang itu. Tapi sayangnya ternyata orang itu belum tertangkap, tapi foto itu diambil dari salah satu kamera seperti cctv yang ada disalah satu gedung yang dilewati si bastard itu.
Tapi setidaknya, sekarang polisi sudah jelas kalau orang ini lah yang melakukan chikan tadi. Semoga cepat tertangkap!
Setelah kejadian dan saya membuat janji untuk interogasi lanjutan di kantor polisi tokyo, barulah saya merasa tenang dan serasa badan sudah tak bertulang, lemess dan takut! Tidak terbayang gimana kalau bastard tadi bawa pisau dan menusuk tangan saya ketika berhasil menarik jaketnya, Ya Tuhan Alhamdulillah!!
Lalu saya melanjutkan perjalanan pulang dengan dengkul yang masih gemeteran. Sampai di rumah, saya bertemu 2 orang sahabat Jepang saya, dan dengan tidak sabar saya menceritakan apa yang baru saja saya alami, mereka pun bersimpati. Setelah tenang, satu orang teman saya bercerita, ternyata pernah juga ia beberapa kali terkena chikan! Dari yang digesek gesekkan kemaluan si orang sinting ke temen saya dari arah belakang sampai pernah dipepet pepet sambil melongok dari atas dengan maksud melihat payudaranya, ih jijik banget! Tapi ya, karena sifat orang Jepang yang malu dan takutan, teman jepang saya hanya berdiam diri sambil gemeteran, bahkan tidak berani berteriak minta tolong, ya itulah itulah alasan kenapa sekarang sekarang ini chikan semakin merajalela di Jepang!
Ya, yang sering jadi korban chikan adalah para kaum wanita yang dianggap lemah, para pelaku berfikir kalau wanita akan malu, takut dan tidak berani untuk menegur, berteriak dan minta tolong saat kejadian berlangsung. Sehingga para pelaku Chikan semakin membusungkan dadanya merasa diatas angin !!
Saya masih terbayang jelas saat si bastard marah saat tangannya saya tarik, "Nanni shitenno?!!" (Ngapain kamu!??) Kata dia sambil berusaha melepaskan tangan saya.
Dan saya kalap bilang, Chikan!! chikan!! Itu saja yang keinget dikepala!
Pelaku yang masih berusia kira kira dibawah 30 tahun itu dengan penampakan bajunya komplit masih tersimpan di memori kepala, keras tangan kirinya pun masih terasa dalam genggaman tangan saya, duh kenapa tadi kelepas sih, itu yang saya sesalkan!
Pelaku Chikan yang katanya bukan saja dilakukan oleh kaum muda, tapi bisa dilakukan oleh siapa saja terlepas dari umur, para pelaku pelecehan seksual bisa siapa saja terlepas dari jenis kelamin, umur, pendidikan, nilai-nilai budaya, nilai-nilai agama, warga negara, latar belakang, maupun status sosial.
Dan bagi korban dari perilaku pelecehan sosial dianjurkan untuk mencatat setiap insiden termasuk identitas pelaku, lokasi, waktu, tempat, saksi dan perilaku yang dilakukan yang dianggap tidak menyenangkan. Serta melaporkannya ke pihak yang berwenang.
Tidak lupa untuk menghadirkan saksi sebagai penguat. Saksi bisa jadi seseorang yang mendengar atau melihat kejadian ataupun seseorang yang diinformasikan akan kejadian saat hal tersebut terjadi. Untuk masalah saksi, alhamdulillah ada teman saya yang ikut membantu mengejar dan berteriak minta tolong saat kejadian berlangsung.
Segala bukti sudah saya genggam, tinggal tunggu si bastard ini ditangkap. Saya kurang tahu masalah hukum yang akan dikenakan bagi pelaku Chikan ini, tapi yang pasti dia harus bertanggung jawab atas pelecehan ini!
Dari kejadian ini begitu banyak hikmah yang saya ambil, ya Jepang sudah berubah! Semakin banyaknya orang yang terganggu jiwanya sehingga banyak orang mengalami penyimpangan penyimpangan prilaku, itu yang tadi dikatakan polisi di Gotanda Tokyo. Jadi harus hati-hati! Bukan hanya baju lusuh saja yang melakukan loh tapi katanya salaryman biasa, seseorang yang berjas dan berdasi pun banyak yang melakukan chikan.
Ada satu yang saya suka dari polisi Jepang, mereka sigap tanggap dan bergerak cepat. Saat saya memberikan kesaksian, mereka langsung halo halo ke seluruh polisi di daerah itu. Makanya dalam waktu singkat mereka bisa mendapatkan gambar sipelaku chikan tadi. Hebat.
Dan satu yang buat saya teramat kecewa dengan Jepang adalah Saat kejadian saya tidak mendapatkan pertolongan sama sekali! Mereka disekitar saya terlihat cuek, tidak peduli serta pura pura tidak tahu tentang kejadian yang sedang berlangsung tadi. Ah ya pasti mereka tidak ingin terlibat jauh dan berfikir akan mengalami trouble nantinya, entahlah. Hanya rasa sesak di dada, ternyata rasa kemanusiaan disini pun sepertinya sudah sedikit demi sedikit pudar ditelan oleh rasa individualitas yang semakin menjulang tinggi, orang-orang semakin menjaga jarak, tidak ingin ikut campur apalagi dengan kejadian yang bisa membawa masalah bagi dirinya.
Salam Hangat, wk
Image: http://www.pref.shiga.lg.jp/c/anzen/manual/02-chikan.html
sumber : chikan, wikipedia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H