Mohon tunggu...
Weedy Koshino
Weedy Koshino Mohon Tunggu... Lainnya - Weedy Koshino

Konnichiwa! Ibu 2 anak yang hidup di Jepang. Ingin membagi pengalaman selama hidup di Jepang. Penulis Buku Unbelievable Japan 1,2,3 dan Amazing Japan. Yoroshiku Onegaishimasu.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Punya Mobil di Jepang? Siap-siap Bangkrut!

11 Oktober 2014   07:43 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:29 6173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah beberapa hari ini di rumah krang kring krang kring telpon dari bengkel yang menanyakan kalau mobil kami sudah waktunya untuk diperiksa, atau kalau disini disebut juga dengan Jidousha Shaken (Car Inspection). Pas saya cek kalender, oalah lupa ternyata memang sudah waktunya nih harus cek mobil. Malemnya saya discuss sama suami, sebelum batas waktunya habis kami harus buru-buru naruh mobil kami di bengkel untuk diperiksa kelayakannya.

Periksa kelayakan? Iya ini yang bikin perut saya suka mules deh kalau sudah waktunya Car Inspection, kenapa? Karena bisa bikin bangkrut, tongpes alias sakukurata. Gimana nggak, karena mau nggak mau kita harus `dipaksa` sama pemerintah Jepang untuk memeriksakan keadaan mobil kita untuk dicek apakah ada yang rusak atau ada yang perlu diganti. Biasanya kami menyerahkan semuanya kepada bengkel dekat rumah, pagi taruh bengkel sorenya sudah selesai dan bisa kami pakai lagi mobilnya.

Ribet, njlimet dan bikin bangkrut!

Jadi inget ada kejadian kita pernah beberapa kali nolak dikasih mobil wkwk bukan apa-apa, karena seperti judul tulisan di atas, punya mobil itu ya siap siap nanggung resikonya, satu aja dah kewalahan gimana punya banyaakkk!

Dulu ada temen saya yang mau pindah ke luar negeri karena suaminya pindah tugas untuk beberapa tahun disana. Lagi asik-asiknya bantu beres-beres barang, temen saya bilang dengan muka serius, “Mau mobil gak?” saya dan temen saya yang lagi bantuin ngepacking, saling lihat-lihatan dan langsung teriak bareng, “Ogaaah!” alias “No, Thank you!” wkwkwkwk abis itu kita ngakak bertiga. Hee..napa ya? Aneh ya? Mau dikasih mobil kok sombong banget pakek nolak, apalagi mobilnya BMW loh katanya.

Atau saat kumpul pas acara keluarga dimana bapak mertua saya yang sudah berumur akhirnya mau melepaskan mobilnya untuk `dibuang` karena kami semua khawatir akan keselamatannya saat mengendarai mobil, jadi kami menyarankan beliau untuk menggunakan kereta, bis atau kami antar jemput kalau memang ada acara ingin pergi ketempat yang jauh.

Dibuang dalam arti mobil sedannya itu mau dihancurkan, dipenyekin, padahal mobilnya itu masih mulus, dan terawat dengan baik, wong makenya aja sabtu minggu doang kayaknya, tapi ya itu kita eh saya sih hehe sampe nyesek banget saat otousan (panggilan bapak mertua) yang harus mengeluarkan beberapa puluh ribu yen untuk dimasukkan ke tempat pengepresan mobil. Beberapa hari sebelumnya, kami sempet ditawari apakah mau menampung mobilnya itu untuk dipakai sehari hari, dan sudah bisa diduga sih suami saya langung bilang Tidak Mau! Hehehe

Punya mobil disini memang sangat repot, jadi kebanyakan ya satu rumah satu mobil, itu pun mobilnya jarang dipakek sama bapak-bapaknya, justru user yang paling aktif adalah ibu-ibunya. So far yang saya bisa intip disini, memiliki kendaraan memang asli untuk mempermudah mobilitas keluarganya, kalau mau keluar kota, dsb. Jarang yang beli mobil buat pamer merk segala macem. Kecuali yang punya hobi terhadap merek tertentu, dan level tinggalnya pun sudah bukan didaerah rumah saya itu mah hihi itu tuh daerah Roppongi dan Shinjuku :P

Jadi lucunya kalau disini, melihat mobil-mobil gede itu gampang ditebak, biasanya keluarganya masih punya anak kecil, biasa deh buat naruh-naruh stroller, belanjaan RT yag segambreng, dll. Dan sebaliknya kalau orang yang sudah berumur, kebanyakan memilih untuk memakai mobil sedan atau mobil kecil, agar gak ribet parkir moblnya, juga jadi lebih ringkes dan hemat (saat bayar pajak).

Lalu untuk yang sudah sepuh seperti bapak mertua saya ini, ya lebih baik harus melengserkan mobilnya ke tempat pengepresan mobil. Selain alasan keamanan saat driving, maka Otousan bisa menghemat biaya pengeluaran macem-macem untuk mobilnya itu. Makanya saat mobilnya sudah tidak ada, Otousan merasa sudah tenang, dan merasa bebas dari biaya-biaya yang lumayan besar itu, seperti :


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun