Mohon tunggu...
Weedy Koshino
Weedy Koshino Mohon Tunggu... Lainnya - Weedy Koshino

Konnichiwa! Ibu 2 anak yang hidup di Jepang. Ingin membagi pengalaman selama hidup di Jepang. Penulis Buku Unbelievable Japan 1,2,3 dan Amazing Japan. Yoroshiku Onegaishimasu.

Selanjutnya

Tutup

Edukasi Pilihan

Melihat Anak Jepang Menghargai Uang

17 Oktober 2014   16:44 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:40 2550
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nah hanya dari situlah mereka menyandarkan kehidupannya sehari-hari hehe jadi ya harus pinter pinter ngolah uangnya gimana. Kalau ada yang mereka inginkan, kata temen saya waduh anak-anaknya jadi rajin gak ketulungan, karena ya semakin rajin maka pundi pundinya pun akan semakin penuh hehehe

Ada ibu yang tidak suka dengan cara ini, alesannya berarti membantu orangtua itu ada pamrihnya dong hihihi duh saya jadi senyum sendiri, idealnya memang begitu bu, bener sekali adanya, tapi kenyataanya....coba lihat juga yuk latar belakang maksud dari cara ini, banyak nilai positifnya kalau saya lihat. Ini bukan masalah nilai uang yang digeber disitu, tapi untuk melatih anak terbiasa dengan pekerjaan. Melatih anak untuk mengerti dan merasakan sendiri bagaimana mencari atau mengumpulkan uang itu susah setengah mati dan perlu kerja keras.

Kalau menurut saya pribadi, anak-anak masih sangat susah kalau kita jelaskan tentang bekerja dengan kesadaran sendiri, males-malesan pasti. Jangankan membantu orang tua, untuk kepentingan dirinya sendiripun, susah sekali memyuruhnya, misalnya membereskan tenpat tidurnya, membereskan meja belajar, dsb. Ya, memang usia masih SD itu masanya memang begitu, masih ingin enaknya sendiri dan tidak ingin capek. Lagi-lagi selalu mengandalkan mamanya untuk turun tangan.

Jadi melihat cara didik yang cukup unik ini membuka mata saya terbuka untuk ikut mencoba menerapkan metode ini kepada si sulung. Dan saat naik ke kelas dua, sisulung pun mulai saya beri Okozukai (uang saku) setiap ada latihan karate. Uang sakunya pun tidak besar, cuma seharga satu botol minuman saja, karena memang maksudnya kalau haus, dia tinggal beli jus atau ocha di vending machine di depan tempat latihannya. Mendapat uang saku saat pertama kali, sekaligus memberikan tanggung jawab dan kebebasan dalam penggunaannya itu, membuat sisulung girangnya setengah mati!

Ia semakin semangat pergi latihan karate walau hujan deras sekalipun, saya pikir uangnya pasti akan dihabiskan membeli ocha/jus apel kesukaannya. Tapi usut punya usut ternyata tidak dipakai uangnya, lhoo? Ya, curangnya (?) dia jadinya membawa suito (termos minum) setiap latihan, dan uangnya dia simpan, karena kata adiknya ada game terbaru yang jadi inceran kakaknya itu, dan harganya sangat mahal, sehingga membuat dia terpacu untuk latihan karate biar bisa cepat bisa membeli mainannya itu dari hasil uang saku yang diperolehnya hehe

Jadi bisa terbayang sekarang, kenapa masyarakat sini suka bekerja keras dan sangat berhati-hati dalam pemakaian uang. Ya, karena sejak kecil mereka sudah merasakan berjuang dalam mengumpulkan uang itu. Mereka tidak mengharapkan seseorang untuk meminjamkan atau berharap uang jatuh dari langit! Ya, itu saya juga gak percaya wkwkwk kalau duren jatuh dari pohon, siap-siap saya tadangin hahaha

Segala sesuatu memang lebih baik diterapkan dan diajarkan sejak kecil, sang anak bisa belajar melakukan sambil melihat contoh-contoh yang ada disekelilingnya, contoh terdekat tentunya melihat tindak tanduk orangtuanya dan masyarakat sekitar. Mendidik untuk menggunakan uang secara hemat tentu saja akan bisa terlaksana, kalau memang kita sudah membiasakannya sejak dini.

Salam Hangat, wk

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun