Hiruk pikuk dunia kampus yang seharusnya diisi dengan diskusi, adu gagasan, adu pikiran dan hal positif lainnya, tak ayal hanya sekedar utopia belaka. Praktik yang dilakukan hanya sebatas formalitas tanpa mengedepankan target dan tujuan yang ingin dicapai. Suatu kegiatan yang dibuat oleh pengurus organisasi, hanya sekedar untuk pemenuhan program kerja bagi suatu organisasi bukan sebagai upaya kaderisasi atau pengembangan dari organisasi itu sendiri.Â
Unsur penting yang tak seharusnya ditinggalkan adalah unsur kebermanfaatan, baik bagi penggerak organisasi maupun bagi anggota bahkan masyarakat luas harus menerima manfaat dari program kerja yang dijalankan. Tidak lah mengherankan jika organisasi sudah semakin terpinggirkan.
Peranan organisasi didalam dunia kampus makin dipandang sebelah mata, kepercayaan terhadap organisasi juga makin menurun. Â Organisasi kini kesulitan mencetak kader terbaiknya. Ditambah dengan makin maraknya MBKM yang dicanangkan oleh pembuat kebijakan. Semakin menepiskan minat mahasiswa untuk royal dalam berorganisasi. Mahasiswa menjadi kurang berminat terhadap organisasi dikarenakan keuntungan yang didapatkan dalam berorganisasi tentu tidaklah instan seperti yang didapatkan dalam MBKM. Sehingga memicu timbulnya mahasiswa bermental pencari keuntungan pribadi diorganisasi.
 Walaupun bagi penulis hal tersebut telah ada sejak lama. Akan tetapi, ini dapat menambah catatan tersebut. Tidaklah menjadi masalah bila keuntungan yang ia cari selaras dengan tujuan yang ingin dicapai organisasi, akan tetapi kini praktik yang dilakukan semakin jauh dari norma yang berlaku.
Permasalahan yang terdapat dalam organisasi tentu memiliki banyak faktor yang mengikat, bahkan setiap organisasi pasti memiliki masalah rumitnya sendiri. Baik dari segi ketua yang bermasalah, anggota pengurus yang tak aktif, bahkan bisa disebabkan kebijakan yang diterapkan oleh masing -- masing kampus.Â
Organisasi yang telah melewati banyak masa bahkan telah belasan tahun berdiri tentu tiap tahunnya memiliki permasalahan yang berbeda-beda, tak perlu dibandingkan seberapa rumit dan besar masalah yang dihadapi. Tapi poin utama yang perlu di rumuskan yaitu bagaimana semua elemen mampu menyelesaikan permasalahan tersebut, apalagi elemen yang berperan penting.Â
Setiap permasalahan pasti ada solusi, tapi mau atau tidak dirumuskan, mau atau tidak dirembukkan bersama serta jangan hanya berdiam diri seperti orang yang berputus asa. Seorang aktivis organisasi harus ditempa dengan keras di kawah candradimuka, agar menghasilkan seorang dengan mental yang perkasa.Â
Mental yang kuat tidak menjadikan pelaku organisasi mudah menyerah dalam berproses, jika memiliki mental yang lemah tentu akan menjadi penyakit dalam organisasi. Manusia dengan mental perkasa ini lah nanti nya yang akan menjadi tulang punggung bagi organisasi.
Jika melihat kondisi belakangan ini permasalahan terbesar dalam organisasi yaitu manusia nya tak mampu mengikuti perkembangan zaman dan sebagian besar tidak memiliki rasa bertanggung jawab. Setiap permasalahan yang ada dalam organisasi, jika ditarik akar masalahnya kebanyakan dua poin diatas sumber masalahnya. Sebagian besar orang sadar, akan tetapi semangat dan tanggung jawab yang dimiliki kurang, hingga ujungnya tak ada jalan keluar yang dihasilkan.Â
Jika dibiarkan tentu sangat membahayakan, bukan hanya tujuan organisasi yang tak tercapai, bisa saja organisasi yang ada dapat hancur lebur dimakan kemajuan zaman. Jika timbul sebuah pertanyaan, bagaimana caranya menimbulkan rasa bertanggung jawab dalam berorganisasi, tentu hal tersebut bukan serta merta dapat dihadirkan atau sekedar dengan membaca buku. Akan tetapi, itu  rangkaian proses diri yang telah dilalui sebelumnya hingga membentuk itu. Dari sanalah kita dapat melihat integritas dari seseorang.
Melihat banyaknya masalah yang ada, tak perlu saling menyalahkan dan tak perlu berlarut -- larut terjebak di fase itu. Cukup cari akar masalahnya dan selesaikan. Setiap elemen wajib bekerja sama dengan baik, Â jika terdapat pihak yang sulit diajak maka maksimalkan kekuatan yang ada dengan semangat dan rasa tanggung jawab. Yakinlah proses yang dijalani sekarang memang belum terlihat hasilnya, tapi kedepannya akan terlihat manfaat yang nyata. Satukan persepsi demi kemajuan diri dan organisasi. Jika tidak tunggu saja proses menuju hancurnya organisasi.