Ketika saya berumur antara 9-10 tahun, saya mengalami mimpi yang sangat aneh dalam hidup saya. Mimpi yang mengubah maind set saya selama ber tahun tahun.
Ketika itu ayah saya masih mengontrak rumah didekat KAPOLRES (Kepolisian Resort) rawas ilir. Jarak rumah kami dengan KAPOLRES tersebut hanya dibatasi oleh tanah kosong, sekitar 50 meter. Mengapa saya ceritakan posisi rumah saya dengan Kapolres tersebut, karena peristiwa didalam mimipi tersebut terjadi di sana.
Malam itu saya bermimpi sedang berada di Kapolres terebut, sedang mengantri di sebuah meja yang di jaga seorang polisi. Pak polisi tersebut memgang sebuah ID card/tanda pengenal. Ada tiga orang yang mengantri dimeja tersebut dan saya ada diurutan ketiga. Sampai disini mimpi ini masih biasa biasa saja, tidak ada yang menarik.
Daya tarik nya terletak pada dua orang yang mengantri didepan saya. Yang paling depan, belia selalu tersenyum dan tidak pernah saya lihat senyum lepas dari wajah nya. Beliau memakai baju kebesaran nya, Cuma beliau tidak membawa tongkat nya. Dan beliau adalah Bung Karno, preisden RI pertama. Dan dibelakang beliau, orang tua yang sangat kita kenal, beliau telah memimpin negeri ini selama 32 tahun. Rambut nya sudah putih semua, beliau tidak memakai peci,wajah nya murung dan beliau hanya menundukkan kepala dengan tangan bersilangan di depan perut nya.Ya, beliau adalah Pak. Suharto presin RI ke dua.
Kemudia pak polisi yang menjaga meja tersebut memberikan ID Card yang di pegang nyakepada Bung Karno dan beliau dengan senyum ramah memberikan nya kepada Pak Suharto. Kemudian Pak Suharto membeikan nya kepada saya tanpa menoleh atau pun membalikkan badan. Dan kemudian kami digiring masuk kedalam sel tahanan. Setelah dikunci dari luar oleh pak polisi, kami melaksanakan sholat didalam sel tahanan tersebut, dengan Bung Karno sebagai imam.
Kemudian setelah terbangun saya ceritakankepada ibu saya mengenai mimpi ini, Kata ibu saya “ Mungkin nanti engkau akan menjadi Presiden”. Sejak saat itu polah pikir saya berubah, saya tidak lagi sepertianak anak seusia saya, saya adalah presiden ke tiga Republik Indonesia.
Adalah hal yang luar biasa, karena setiap hal yang saya alami, saya dengar, dan saya baca. Selalu otak saya secara otomatis terpikirkan ide ide dan jalan keluar dari persoalan yang saya temui. Bagaikan seorang pemimpin bangsa yang sedang berpikir keras dan mencari solusi untuk memajukan dan mengatasi berbaigai masaalah dinegeri nya. Menurut saya sangat luar biasa untuk anak seusia saya pada saat itu. Dan itu terjadi bertahun tahun seiring bertambah usia saya.
Sampai saat Pak Suharto di gulingkan oleh mahasiswa dan digantikan oleh Pak Habibie. Dan kemudian Gusdur berhasil menang dalam pilpres dan menjadi presiden ke empat Republik ini. Saat itulah saya seperti terbangun dari mimpi yang selama ini mempengaruhi hidup saya. Bahwa saya buakanlah presiden ke tiga Indonesia. Bahwa mimpi yang saya alami hanyalah bunga tidur. Namun pola pikir yang terlanjur terbentuk tidak bisa saya ubah lagi. Ya, saya punya beribu solusi untuk berbagai masaalah dinegeri ini. Dan semua itu tersimpan rapi didalam benak saya, tidak mungkin bisa diwujudkan dalam kenyataan. Karena ketika saya memikir itu, saya adalah presiden, dan hanya seorang presiden lah yang bisa melakukan nya. Namun saya berharap bisa menyumbangkan nya untuk negeri ini suatu saat nanti.
Kembali ke mimipi adalah bunga tidur tadi, bunga tidur yang saya miliki sangatlah langkah. Mungkin hanya saya saja yang memiliki nya di bumi ini. Tapi apapun itu, itu mimpi yang sanagat aneh. Seorang presiden pun, mungkin tidak pernah bermimpi sebelum nya bahwa beliau akan menjadi seorang presiden.
Apapun arti dari mimpi ini, apakah mimpi ini memiliki arti, ataukah ini hanyalah bunga tidur belaka. Walahualam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H