7. Midodareni
Pada upacara midodareni, pertama-tama calon pengantin wanita dirias cantik di dalam kamarnya. Di luar kamar, orang tua calon pengantin wanita menerima kedatangan orang tua calon pengantin pria. Calon pengantin pria boleh datang dan mengintip calon pengantin wanita yang sudah dirias. Kemudian, kedua pihak orang tua makan malam bersama di dalam rumah, sedangkan calon pengantin pria menunggu di serambi atau halaman rumah dan disuguhi air minum.
8. Akad Nikah
Setelah upacara-upacara tersebut, dilaksanakanlah acara yang tidak hanya budaya Jawa laksanakan. Inilah inti dari acara pernikahan, dilaksanakan sesuai syariat agama kedua mempelai.
9. Panggih/ Temu Penganten
Upacara ini dimulai dengan datangnya mempelai pria yang diantar saudara-saudaranya, ke kediaman mempelai wanita. Mempelai pria dan rombongan berhenti di depan pintu masuk rumah. Mempelai wanita pun menyambut di pintu rumah dengan ditemani saudara-saudara dan kedua orang tuanya.
Pada sisi rombongan mempelai pria, ada 2 orang lelaki muda atau 2 orang ibu membawa masing-masing serangkaian bunga yang disebut kembar mayang. Salah satunya membawa sanggan atau buah pisang yang dibungkus daun pisang dan ditaruh di atas nampan. Sanggan tersebut lalu diserahkan kepada ibu mempelai wanita.
Sedangkan kembar mayang dibawa keluar area rumah dan dibuang ke jalan di dekatnya, dengan maksud agar upacara pernikahan selalu berjalan lancar tanpa gangguan.
10. Balangan Suruh/ Balangan Gantal
Pada titik panggih tadi (jaraknya kurang lebih lima langkah antara mempelai), kedua mempelai saling melempari ikatan daun sirih yang diisi kapur sirih dan diikat benang. Kedua mempelai saling melempar sambil tersenyum, mempelai pria mengarahkan lemparannya ke arah dada mempelai wanita, dan mempelai wanita meleparnya ke arah paha mempelai pria.