Perburuan kelompok bersenjata Santoso alias Abu Wardah di di Pegunungan Tineba, Desa Taunca, Poso, Sulawesi Tengah masih berlangsung. Sekisar 2.000 Personil Gabungan TNI-Polri terlibat kontak senjata dengan menewaskan terduga teroris tanpa identitas. Hanya babak permainan kapan waktu yang tepat, kelompok bersenjata Santoso alias Abu Wardah segera dilumpuhkan. Meski demkian, jangan berpuas diri, dalam tulisan Teroris Cirebon, Jaringan Lama? Sudah diungkapkan Jaringan teroris adalah suatu jala-jala atau susunan sel-sel khusus dalam suatu kelompok atau sindikat yang saling berkaitan dan berhubungan antara yang satu dengan yang lainnya, yang memiliki ikatan dan kesamaan visi, misi dan persepsi dimana bentuk jaringannya tidak dimunculkan secara transparan akan tetapi militan dalam menjalankan aktivitasnya. Sebab, versi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mendata jumlah WNI yang terlibat dalam jaringan ISIS hingga saat ini. Hasilnya, ada 500 WNI yang telah bergabung dengan kelompok radikal di Suriah itu.
Di tulisan ini, kelompok Jamaah Islamiyah sudah tidak memiliki jaringan karena tata kelola dan administrasi di tingkat atas, menengah, hingga para panglima dibawahnya sudah ditangkap. Diantaranya, Hambali alias Nurjaman Riduan Isamuddin alias Ecep, Abu Bakar Ba’asyir, Abu Dujana, Umar Patek atau Umar Arab alias Hisyam bin Alizein (kembali kepada NKRI), dan Aman Abdurrahman alias Oman Rachman sudah ditangkap. Meski Encep Nurjaman alias Hambali alias Nurjaman Riduan Isamuddin alias Ecep masih menyisakan sejumlah pertanyaan sebab hingga kini tidak ada kejelasan bahwa sumber informasi itu berasal dari Encep Nurjaman atau bukan.
Selanjutnya muncul kelompok bersenjata Santoso alias Abu Wardah yang mengklaim sebagai Mujahidin Indonesia Timur, Bahrun Naim alias Singgih Tamtomo alias Abu Rayan dengan kelompok Katibah Nusantara, entah besok siapa lagi. Bagaimana dengan Zulkarnaen alias Aris Sumarsono alias Daud? Menurut catatan dari National Counterterrorism Center dalam kalender 2013, ia adalah pemimpin pasukan Laskar Khos atau "pasukan khusus," yang anggotanya direkrut dari sekitar 300 orang Indonesia dan dilatih di Afghanistan dan Filipina. Zulkarnaen alias Aris Sumarsono alias Daud warga negara Indonesia berstatus orang yang paling dicari Pemerintah Amerika Serikat. Begitulah perkembangan analisa Tambo Terorisme di Indonesia.
Namun, menarik untuk disimak, pernyataan Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Tito Karnavian membuka pintu seluas-luasnya kepada orang yang diduga sebagai otak di balik serangan teror di dekat Sarinah, Bahrun Naim alias Singgih Tamtomo alias Abu Rayan, untuk kembali ke Indonesia. "Oh kami sangat terbuka sekali kalau dia (Bahrun Naim) pulang karena banyak kasus yang menunggu," kata Tito seusai apel pengamanan di Silang Selatan Monas, Jakarta, Senin (18/1/).
Apakah tantangan Kapolda Metro Jaya itu melunakkan hati Bahrun Naim?
Tentunya, hanya babak permainan kapan waktu yang tepat. Semoga unit-unit anti teror dari Badan Intelijen Negara (BIN), Polri dan TNI, dapat menuntaskannya.
Update:
Adapun nama-nama daftar DPO Poso Kelompok Santoso di antaranya:
- Santoso alias Abu Wardah alias San
- Ali Kalora alias Ali Ambo
- Can alias Fajar alias Muh Fuad
- Faris Bima
- Nasir alias Cecep
- Sogir alias Yanto alias Mas Yanto
- Herman alias David
- Busro alias Dan alias Atif Bima.
- Taufik Buraga alias Upik lawanga
- Moh. Basri alias Bagong
- Mamat.
- Hamdra Tamil alias Papa Yusran alias Man
- Nanto Bojel.
- Mukhtar
- Ibad.
- Samil alias Nunung
Update:
- DS alias DD dari Cirebon yang bertugas membeli tabung gas untuk chasing bom di Jl. Thamrin, Jakpus.
- AH alias A bertugas membeli senjata api.
- C alias D.
- J alias JJ.
- AM alias LL.
- F alias AZ
- HF alias H yang bertugas sebagai penerima transfer dana sebanyak Rp 1 miliar dari beberapa kali pengiriman.
- SF alias A.
- S alias STN
- B alias M.
- WSB alias U.
- MFX alias F.
- (tidak cukup bukti sehingga dikembalikan/dibebaskan).
- AP alias A.
- EBM alias X.
- Z alias ZM.
- W alias HS.
- IM
- SA alias B.