Pertanyaannya tetap, peran apa yang mungkin dimainkan Jokowi dalam skenario ini? Sebagai anggota PDI-P, dia tidak mungkin memiliki kekuatan untuk mempengaruhi keputusan partai terkait koalisi secara langsung. Namun, sebagai tokoh populer dan presiden dua periode, dukungannya masih bisa menentukan pilihan calon partai. Jika Jokowi mendukung aliansi antara Ganjar dan Prabowo, berpotensi menjadikannya "raja" pemilu 2024.Â
Dalam hal memenangkan hati pemilih Muslim, Prabowo dan Ganjar sama-sama memiliki kekuatan dan kelemahan. Prabowo dikenal memiliki basis yang kuat di kalangan pemilih Muslim konservatif. Sebaliknya, Ganjar memiliki reputasi yang kuat di kalangan pemilih Muslim moderat, khususnya di Jawa Tengah, di mana ia menjabat sebagai gubernur sejak 2018. Apalagi, Ganjar dipandang sebagai sosok pemersatu yang mampu menarik pemilih dari berbagai latar belakang agama dan etnis.Â
Pemilihan diperkirakan akan diperebutkan dengan ketat, dan jika mereka tidak membentuk aliansi, kedua kandidat akan berharap memiliki peluang sukses yang kuat. Partai Gerindra Prabowo adalah bagian dari koalisi penguasa Jokowi, yang memberinya beberapa keuntungan. Meski begitu, Ganjar mendapatkan momentum baru-baru ini dan mendapat dukungan dari beberapa politisi dan tokoh terkemuka.Â
Sementara aliansi yang dirumorkan mungkin terbukti sebagai pemenang suara yang pasti, masih harus dilihat apakah salah satu pihak akan bersedia kandidatnya untuk memainkan peran kedua dari yang lain daripada mencari kursi kepresidenan untuk dirinya sendiri.Â
Pada akhirnya, apakah aliansi semacam itu terwujud atau tidak, hasil pemilu akan bergantung pada berbagai faktor, termasuk strategi kampanye kandidat, kemampuan menarik pemilih, dan isu-isu yang paling penting bagi pemilih.Â
Terlepas dari siapa yang memenangkan pemilu, Indonesia menghadapi sejumlah tantangan mendesak termasuk korupsi, kesulitan ekonomi, meningkatnya ketimpangan, dan ketegangan politik dan sosial yang sedang berlangsung. Presiden baru perlu bekerja untuk mengatasi masalah ini sambil juga menavigasi lanskap politik negara yang kompleks sementara pada saat yang sama mengurangi polarisasi politik. (*)
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H