[caption caption="Kicauan Ridwan Kamil. (Foto:https://twitter.com/ridwankamil)"][/caption]Beredar lembaran yang bermuatan kronologis kunjungan kerja ke kota Surabaya, ditandatangani Kepala Dinas Pajak, Drs. H. Ema Sumarna, Msi. Dalam lembaran tersebut, diungkapkan bahwa Surat Sekretaris Daerah Kota Bandung, nomor 090/505-Disyanjak tanggal 15 Februari 2016, Perihal Kunjungan Kerja yang dikirimkan melalui email dan diterima oleh saudara Angga, pelaksana Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Kota Surabaya.
Dua hari kemudian, diterima informasi melalui telepon dari saudara Sigit, Kepala Seksi pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Kota Surabaya bahwa pada prinsipnya kunjungan kerja dapat diterima.
Tanggal 18 Februari 2016, rombongan sebanyak 10 (sepuluh) orang dipimpin oleh Wakil Wali Kota Bandung Oded M Danial berangkat ke Kota Surabaya.
Namun, satu hari kemudian, perwakilan rombongan melakukan koordinasi pendahuluan kepada Pemkot Surabaya dan diterima oleh Kepala Bagian Umum dan Protokol diperoleh informasi sebagai berikut: Pertama, Surat permohonan kunjungan kerja telah diterima dan disposisi oleh Wali Kota Surabaya, dengan disposisi: UMP. Kedua, Pejabat Pemerintah Kota Surabaya tidak dapat menindaklanjuti sebagaimana dimaksud untuk menerima rombongan kunjungan kerja.
Wakil Wali Kota Bandung melakukan komunikasi dengan anggota DPRD Kota Surabaya (tetap tidak ada putusan diterima). Kemudian, Oded M Danial memutuskan untuk melakukan komparasi ke kota terdekat (Sidoarjo). Melalui komunikasi informal, Kabupaten Sidoarjo sebagai kota terdekat dengan Surabaya berkenan menerima rombongan kunjungan kerja. Tim Dinas Pajak Pemkot Bandung diterima oleh Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan, dan Asset beserta jajaran.
[caption caption="Lembaran Kronologis Kunker ke Kota Surabaya"]
Rangkaian peristiwa yang menimpa anak buah rombongan Wakil Wali Kota Bandung Oded M Danial, Kang Emil menyatakan penyesalan melalui twitter miliknya, ""Saya menyesalkan, Wakil Wali Kota Bandung ditolak studi banding oleh Pemkot Surabaya. Insya Allah dengan visi NKRI kami di Bandung akan terima siapapun untuk studi," bunyi kicauan @ridwankamil. Kemudian, kicauan Kang Emil berikutnya, 'walaupun dibegitukan, kami tetap dgn terbuka menerima tim pemko Surabaya di Des'15 yg studi banding terkait manajemen raskin ke pemkot bdg.'
Kicauan Kang Emil dalam akun media sosialnya menuai polemik dan menjadi bahan perbincangan para netizen. Salah seorang warga Kota Bandung, dengan akun @ariobajoe dalam bahasa Sunda. "Ya tapi kang @ridwankamil, teu perlu di-twitkeun ateuh (tidak perlu ditulis di Twitter). Naon manfaatna publik tau? (Apa manfaatnya publik tahu)," cuitannya.
Wali Kota Bandung. Lulusan S2 (Strata 2) di University of California ini dikenal figur yang cerdas dan mampu memanfaatkan peluang. Tidak hanya hebat dan piawai di bidangnya sebagai arsitek, yang telah menyumbangkan lebih dari 50 proyek di lintas negara. Namun, Kang Emil cukup piawai dan tampak sangat aktif, dengan membalas komentar atau pertanyaan yang diajukan masyarakat kepadanya secara langsung. Tidak kurang komentar dan tanggapan yang diberikan Kang Emil dibumbui dengan guyonan. Pertanyaan itu pun langsung dijawab oleh Emil. "Kunjungan dinas itu pake duit rakyat yg harus dipertanggungjawabkan," jelasnya yang memiliki 1,29 juta pengikut di dunia maya, melalui twitter.
Kicauan Ridwan Kamil di lini massa Twitter terkait insiden penolakan studi banding wakilnya Oded M Danial oleh Pemkot Surabaya. Mencuri perhatian, Gubernur Jatim Soekarwo melalui akun twitter miliknya, @pakdekarwo 1950 sapaan di lini massa Twitter ini pun menanggapi cuitan Walikota Bandung Ridwan Kamil, "saya berpesan baik untuk Mas @ridwankamil maupun Ibu Risma. Mari sama sama membawa kesejukkan dalam persahabatan. NKRI mutlak.*Pakde Karwo* Tidak kurang, Soekarwo menambahkan, "Tidak ada yang salah asal positif kalau sudah mengarah pada permusuhan itu yang harus diluruskan."
Lebih lanjut, Gubernur Jatim ini meretweeted, "Pakde Karwo Kepada Ridwan Kamil: Jatim Ramah Untuk Semua @ridwankamil @pakdekarwo1950 kang emil cek dulu atuuh ;)." Harapan Soekarwo, dalam kicauannya, "Jangan sampai keduanya bersilang pendapat yang tidak bermanfaat. Masih banyak pekerjaan lain."
Sebelumnya, Kang Emil dalam akun twitternya menjelaskan soal studi banding Pemkot Bandung ke Surabaya, bahwa tim pajak, bersama wakil walikota utk studi banding ekstensifikasi penerimaan pajak. "Ini bukan soal lebay baper dll. ini utk jadi perhatian. krn bukan yg pertama. ini pernyataan wakil walikota bandung," tegas Kang Emil menanggapi pernyataan netizen yang menganggap status kicauannya provokatif dan lebay. Dalam cuitannya tersebut, ia melampirkan berita:
[caption caption="akun twitter Kang Emil"]
Apapun, sesungguhnya, persoalan komunikasi internal sesama instansi pemerintah ini, tidak seharusnya menjadi 'bola liar' dalam komsumsi publik. Atau, sepatutnya, harus diketahui publik bahwa inilah wajah birokrat yang berhubungan dengan etika dan moralitas. Warren Bennis mengungkapkan perlunya kebijaksanaan memperhatikan keberadaan manusia itu sendiri. Etika birokrasi yang kerap kali berkaitan dengan tugas-tugas yang dilakukan seseorang yang ditunjukkan oleh kewajiban dan tanggung jawab tertentu memerlukan waktu dan perhatian penuh oleh pemegang jabatan.
Semoga, semangat pejuang Bandung Lautan Api dan 10 November 1945, keduanya berbenah diri dalam komunikasi birokrasi dalam semangat reformasi birokrasi untuk tercapainya good governance.
Foto Lembaran Kronologis Kunker ke Kota Surabaya disini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H