Mohon tunggu...
Max Webe
Max Webe Mohon Tunggu... Penulis - yesterday afternoon writer, working for my country, a reader, any views of my kompasiana are personal

"There is so much weariness and disappointment in travel that people have to open up – in railway trains, over a fire, on the decks of steamers, and in the palm courts of hotels on a rainy day. They have to pass the time somehow, and they can pass it only with themselves. Like the characters in Chekhov they have no reserves – you learn the most intimate secrets. You get an impression of a world peopled by eccentrics, of odd professions, almost incredible stupidities, and, to balance them, amazing endurances." — Graham Greene, The Lawless Roads (1939)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Soal Penggusuran atau Penertiban, Quo Vadis Warga Ibukota Indonesia?

17 Februari 2016   20:25 Diperbarui: 17 Februari 2016   20:54 489
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Itu kan masalahnya bukan," kata Basuki kepada pewarta di Balai Kota DKI Jakarta, Sabtu (13/2). Kawasan lokalisasi Kalijodo menempati lahan seluas 1,4 hektar, tepatnya, di Jalan Kepanduan 2 RW 005 (9 RT), Kelurahan Pejagalan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, dengan jumlah penduduk 3.032 jiwa dan 1.365 keluarga. Jumlah bangunan, 58 kafe, 250 bangunan permanen dan 300 bangunan semipermanen, dan 90 persen bangunan tersebut membayar PBB. sementara, tercatat 195 orang PSK terikat dan tidak terikat 250 orang di tahun 2016.

Total tenaga kerja: 1.405 orang (termasuk tukang parkir). Demikian data litbang Kompas, edisi cetak 16 Februari 2016. Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Krishna Murti menyatakan normalisasi kawasan lokalisasi hiburan malam Kalijodo, Jakarta Utara, adalah hal yang mudah. Namun, Krishna Murti meminta Ahok mempertimbangkan dampak yang akan timbul setelahnya eksekusi tersebut dilakukan. Pasalnya, beragam masyarakat dari lain suku dan kepentingan tinggal di kawasan Kalijodo. Pertanyaan untuk Ahok, dari sekian ribu jalur hijau di DKI Jakarta dan sebagian telah berubah menjadi pemukiman. Mengapa Kalijodo? 

Hal yang wajar, jika kemudian, muncul anggapan rencana Pemprov DKI Jakarta menggusur atau menertibkan kawasan Kalijodo hanya pengalihan isu kasus pembelian lahan milik Rumah Sakit (RS) Sumber Waras. "Ada apa ini dengan Kalijodo? Buset, pemberitaannya kok gila, luar biasa. Makanya, saya anggap Kalijodo itu pengalihan isu (RS) Sumber Waras," kata dia di Gedung DPRD DKI, Selasa (16/2). Bahkan anggota Komisi VIII DPR RI Hidayat Nur Wahid mengatakan sulit untuk tidak mengaitkan isu politik di balik rencana penggusuran wilayah Kalijodo untuk dijadikan Ruang Terbuka Hijau (RTH) oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Meski kemudian, Ahok membantahnya. 

Saat ini, bisa saja tulisan Andre Vltchek itu benar. Sistem kereta api, ’dareah penghijauan’, ’rencana perbaikan kota’ – semua palsu, hanya ada di angan-angan. Kenyataan yang ada amatlah brutal namun jelas: Jakarta tidak bisa dikategorikan dalam definisi kota apapun. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun