Mohon tunggu...
Max Webe
Max Webe Mohon Tunggu... Penulis - yesterday afternoon writer, working for my country, a reader, any views of my kompasiana are personal

"There is so much weariness and disappointment in travel that people have to open up – in railway trains, over a fire, on the decks of steamers, and in the palm courts of hotels on a rainy day. They have to pass the time somehow, and they can pass it only with themselves. Like the characters in Chekhov they have no reserves – you learn the most intimate secrets. You get an impression of a world peopled by eccentrics, of odd professions, almost incredible stupidities, and, to balance them, amazing endurances." — Graham Greene, The Lawless Roads (1939)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menengok Toapekong di Pemukiman Tionghoa Kuno Jamblang

8 Februari 2016   21:50 Diperbarui: 8 Februari 2016   23:00 435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Salah satu bagian bangunan pemukiman Tionghoa kuno di Jamblang"]

[/caption] 

Perayaan Imlek 2567 di pemukiman Tionghoa kuno ini, hanya berlangsung sederhana di Klenteng Hok Tek Ceng Sin atau dikenal dengan sebutan Klenteng Jamblang atau Vihara Dharma Rakhita. Hanya peziarah dan dapat dihitung dengan jari.

 

artikel terkait : Putri Ong Tien, Istri Sunan Gunung Jati dan Imlek

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun