Mohon tunggu...
Max Webe
Max Webe Mohon Tunggu... Penulis - yesterday afternoon writer, working for my country, a reader, any views of my kompasiana are personal

"There is so much weariness and disappointment in travel that people have to open up – in railway trains, over a fire, on the decks of steamers, and in the palm courts of hotels on a rainy day. They have to pass the time somehow, and they can pass it only with themselves. Like the characters in Chekhov they have no reserves – you learn the most intimate secrets. You get an impression of a world peopled by eccentrics, of odd professions, almost incredible stupidities, and, to balance them, amazing endurances." — Graham Greene, The Lawless Roads (1939)

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Pilihan

Status Facebook Krishna Murti dan Pelaku Pembubuh Sianida Deg-degan

26 Januari 2016   20:22 Diperbarui: 2 Januari 2022   22:03 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebenarnya sejak kasus kematian misterius seorang perempuan muda, Wayan Mirna Salihin setelah menyeruput secangkir es kopi Vietnamese di Olivier Cafe, Grand Indonesia, Jakarta Pusat, mencuat ke publik. Jessica membantah tudingan di balik kematian tak wajar Mirna. 

Menurut amatan melalui media massa yang beredar, ada beberapa catatan:

  1. Tidak benar, saya tidak menaruh apa-apa di dalam kopinya Mirna. Alasan saya, kalau ada kecurigaan itu, memang terjadinya seperti itu, saya nggak tutup-tutupi. Saya mau datang duluan (ke Kafe Olivier) karena kan mau menghindari 3 in 1, saya kan jalannya dari Sunter. Dari rumah juga cuma ada saya sama papa saya," kata Jessica dalam wawancara dengan Metro TV.
  2. "Jadi Mirna datang setelah kopinya 15 menit dihidangkan. Jadi nggak sampai 40-50 menit seperti yang media bilang. Memang saya sampai di sana jam 4 kurang 10 menit, tapi saya pesan kopinya jam 4.25 (sore), lalu 10 menit kemudian kopinya dateng," ujar Jessica.
  3. Dalam wawancara dengan Metro TV, Jessica juga membantah dirinya buru-buru membayar tagihan kopi Mirna. "Saya nggak buru-buru bayar seperti yang dikatakan. Saya santai-santai dulu, foto-foto sama bartendernya, ya kan teman saya juga belum datang," tuturnya.
  4. Jessica juga menjawab pertanyaan banyak pihak soal alasannya menolak mencicipi kopi yang menyebabkan Mirna meregang nyawa setelah sempat kejang-kejang. Menurut dia, karena punya penyakit lambung, maka ia menolak saat Mirna menyodorkan gelas kopi kepadanya.
  5. "Waktu kopi itu datang, saya kan lihat pelayannya tuang air ke kopinya itu, lalu saya lihat kopinya turun. Lalu masnya bilang, ini kopinya strong banget. Saya ada masalah lambung, sehingga saya takut minum kopi yang terlalu strong," kata dia.
  6. "Lalu waktu Mirna suruh cobain, disodorin ke muka saya suruh cium, saya memang cium itu wanginya kayak pahit banget, black coffee yang kuat banget dan ada wangi asem-asemnya gitu. Jadi saya takut untuk mencoba, kalau saya sakit malamnya kan jadi nggak enak gitu, nggak tahu deh saya bakalan kenapa kalau minum kopi itu," lanjutnya.
  7. Sementara mengenai dugaan bahwa Jessica sengaja datang lebih dulu untuk mengatur posisi duduk agar posisi Mirna 'terkunci' di tengah, ia menjelaskan bahwa itu terjadi tanpa rekayasa.
  8. "Saya juga waktu itu nggak kepikiran mau duduk dimana, tahunya mereka datang Mirna duduk di tengah-tengah, lalu Hani sebelah kanan. Kan itu katanya diatur, padahal itu saya blank nggak tahu mau duduk dimana, duduk di restoran kan dimana aja," ucapnya.
  9. Setelah Mirna meneguh kopi itu dan merasa ada yang aneh, Jessica pun menuju bar untuk meminta air putih. Air datang cukup lama, menurut dia karena pelayan menanyakan beberapa hal seperti ukuran dan merek air minum kemasan yang diinginkan.
  10. "Saya dibilang ngomong ke pelayan "Ini kopinya kamu kasih apa?" padahal saya nggak ngomong begitu. Tapi ada dua orang yang bekerja di tempat yang sama bilang saya ngomong begitu, ya sama mau bilang apa," ucapnya.
  11. Jessica menepis semua tudingan yang merebak dan ramai di media sosial. Motif soal hubungan khusus juga dia bantah. Jessica menegaskan bukan pembunuh Mirna.

Asas praduga tak bersalah dan hak jawab Jessica patut kita hormati dan penegakan hukum adalah panglimanya. Bagaimanapun, detik-detik meninggalnya Mirna di meja 54 terungkap dalam rekonstruksi yang dilakukan polisi berdasarkan rekaman CCTV dan keterangan saksi mata.

Publik pun menunggu dan mencermati penuturan Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Krishna Murti kepada awak media bahwa orang terlibat kasus itu sedang memperhatikan upaya yang dilakukan aparat penegak hukum. "Orang yang deg-degan ini sekarang lagi nonton dan ingin mendengar. Ini polisi lagi ngapain dan jaksa ngapain," tutur Krishna Murti kepada wartawan ditemui di Jakarta, Selasa (26/1).

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun