Â
Enam hari lalu, unit Cyber Crime Mabes Polri berhasil melakukan tindakan dengan melakukan Spam pada situs baru Bahrun Naim, muharridh.com. "Soal situs baru itu, sudah kami laporkan ke Cyber Crime Mabes Polri. Situs itu akan kami Spam segera," tegas Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Anton Charliyan, Selasa (19/1/) di Mabes Polri. Beliau mengatakan dalam waktu dekat, ia akan berkoordinasi dengan Menkominfo untuk membendung maraknya situs-situs radikal. "Kami akan koordinasi dengan Menkominfo, dan bentuk tim khusus bagaimana segera membendung situs-situs radikal," ungkap Anton.Â
Namun, selusur pukul 22.15, tanggal 24 Januari 2016, situs tersebut justru menjawab Cuman Bisa Nge-Spam dengan dilengkapi hasil hacking akun paypal-paypal seluruh dunia yang didalamnya juga berisi daftar kartu kredit seluruh dunia.Â
Tampaknya, kelompok IT Bahrun Naim, jika boleh saya menggunakan istilah tersebut unjuk kebolehan dan tantangan tersendiri bagi unit Cyber Crime Mabes Polri. Betapa tidak, dalam waktu enam hari, kelompok IT Bahrun Naim seolah meremehkan kemampuan unit Cyber Crime Mabes Polri dengan judul artikel Cuman Bisa Nge-Spam. Menurut amatan saya, situs Bahrun Naim terdahulu langsung langsung diblokir. Mengapa situs muharridh.com cukup lama eksis?Â
Hal ini menjadikan fakta betapa penting dan mendesaknya Badan Cyber Nasional ini, terbentuk. Sebuah badan yang diharapkan secara strategis perisai terdepan dalam perlindungan keamanan cyber Indonesia, terutama dari para pelaku kejahatan cyber pada pada level negara, kelompok, maupun individu melakukan uji coba penyerangan cyber.
Dalam situs muharridh.com, sebelumnya terdapat artikel berjudul Teknik DNS Poison Dalam Carding, kemudian pasca unit Cyber Crime Mabes Polri melakukan tindakan spam, admin situs muharridh.com melengkapi artikel Cuman Bisa Nge-Spam dengan  hasil hacking akun paypal-paypal seluruh dunia yang didalamnya juga berisi daftar kartu kredit seluruh dunia. Kejahatan sejenis ini, transaksi finansial online, pembobolan security transaksi online, dan penipuan/scam, telah menjadi fenomena harian. Ironinya, belum ada lembaga di Indonesia yang mengembangkan sistem monitoring canggih terhadap aksi-aksi kejahatan cyber tersebut.
Enam bulan lalu, pemerintah akan membentuk Badan Cyber Nasional untuk memperkuat sektor pertahanan negara. Pemerintah membantah jika Badan Cyber Nasional ini nantinya akan bekerjasama dengan Central Intelligence Agency (CIA) Amerika Serikat. Isu kerjasama dengan CIA itu menyebutkan Badan Cyber akan mengawasi arus komunikasi warga lewat sistem Big Data. Sistem itu dirumorkan bakal mampu menyedot pembicaraan pribadi di aplikasi WhatsApp, Blackberrry Messenger (BBM), dan program pengiriman pesan instan serta jejaring sosial lain. "Jadi tidak nyambung dengan isu sedot data," kata ujar Luhut Pandjaitan dalam rilis yang dikeluarkan oleh Kantor Kepala Staf Presiden, Minggu (23/8/). Bahkan, senada dengan Luhut, Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Sutiyoso tidak setuju dengan rencana pembentukan Badan Cyber. Menurut dia, pembentukan Badan Cyber hanya membuat pemborosan anggaran. "Kita sudah ada embrionya, kita sudah bisa defence cyber. Sudah bisa memonitor, hanya tinggal attack. Jangan membuat pemborosan, gunakan detasemen dan direktorat yang sudah ada," ujar Sutiyoso, seusai rapat dengan Komisi I DPR, di Gedung DPR Senayan, Jakarta, Kamis (10/9/) Padahal, dibentuknya Badan Cyber Nasional sangat penting dan mendesak bagi kepentingan nasional Indonesia hari ini dan di masa depan.
Dibentuknya Badan Cyber Nasional, secara langsung akan menguasai cyber di Indonesia dan memiliki power besar sehingga perlu pengawasan agar tidak disalahgunakan untuk kepentingan tertentu. Diperlukan sistem komando agar tidak terjadi konflik internal dalam persaingan menangani isu cyber. Bukan soal pemborosan, namun investasi di bidang cyber memerlukan anggaran besar sebab teknologi yang cukup mahal dan sumber daya manusianya. Pengembangan sistem keamanan cyber nasional bukan semata-mata soal defense dan offense di dunia maya, melainkan daya kreatifitas intelektual dalam bersaing dengan kemajuan teknologi yang selalu dinamis dari waktu ke waktu.Â
Namun, janganlah cepat apriori dan kemudian menjadi penghambat dalam menegakkan kedaulatan negara dan bangsa dalam melindungi dunia cyber Indonesia dari berbagai pihak baik asing, teroris, penjahat, maupun pengkhianat di dalam negeri yang berniat menghancurkan Indonesia di dunia cyber.
Hingga tulisan ini diturunkan blog muharridh.com masih dapat diakses
 artikel terkait: Lagi, Bahrun Naim NgeBlog?; Jadi Sorotan, Blog Bahrun Naim Tamat; Otak Teror di Kawasan Sarinah NgeBlog?