Mohon tunggu...
Max Webe
Max Webe Mohon Tunggu... Penulis - yesterday afternoon writer, working for my country, a reader, any views of my kompasiana are personal

"There is so much weariness and disappointment in travel that people have to open up – in railway trains, over a fire, on the decks of steamers, and in the palm courts of hotels on a rainy day. They have to pass the time somehow, and they can pass it only with themselves. Like the characters in Chekhov they have no reserves – you learn the most intimate secrets. You get an impression of a world peopled by eccentrics, of odd professions, almost incredible stupidities, and, to balance them, amazing endurances." — Graham Greene, The Lawless Roads (1939)

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Netizen Bully #KenalFreeport-Butet Kartaredjasa

23 Januari 2016   18:28 Diperbarui: 23 Januari 2016   18:47 630
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam video ini,  dan saat diakses pukul 17.30 WIB tanggal 23 Januari 2015 telah dihapus. Video tersebut, Butet Kertaredjasa memuji PT Freeport Indonesia dalam tajuk #KenalFreeport-Butet Kartaredjasa” dan diposting pada tanggal 17 Januari 2016. “Ada tanggung jawab mengembalikan apa yang telah diambil dari alam untuk dikembalikan lagi pada alam. Dan ini saya kira suatu model pertambangan yang memperlihatkan keberadaban manusia,” demikian pujian Butet terhadap Freeport dalam video tersebut.

Kontan saja, pujian Butet pun terkena 'sentilan sentilun' para netizen. Diantaranya, akun facebook Abigail Astina Triutami, “Perkenalkan, bintang iklan Freeport.” Akun twitter Tony Firman @tonyfrmn, "Mantab nih, ngawurnya "#KenalFreeport - Butet Kartaredjasa https://youtu.be/QszzqAeSmjA  via @YouTube."

 

Bahkan, Komunitas Papua Kita adalah forum kerja bersama individu-individu peduli kemanusiaan dan keadilan di Papua, dalam akun facebooknya tidak dapat memahami pujian Butet Kertaredjasa pada PT Freeport Indonesia. "Freeport Indonesia adalah model pertambangan yang memperlihatkan keberadaban manusia...????" demikian kalimat status akun facebook Komunitas Papua Kita. 

Menurutnya, Masyarakat Suku Amugme menyebut gunung ini dengan nama "Nemangkawi" yang artinya ''änak panah putih" sekarang "MEREKA" menyebutnya wilayah konpensasi penambangan PT Freeport. Saat ini nampak seperti lubang maut bagi rakyat Papua. Dan Pemerintah Indonesia masih akan terus mengali lubang maut tersebut hingga 2041.

“Bagaimana perasaanmu jika kami ambil ibumu dan kami belah payudaranya,itulah perasaan orang Amungme sekarang". Paitua Tuarek bilang begini : potonglah tubuh saya sesuai mata arah angin dan kubur masing2 tubuh saya sesuai arah mata angin dan biarlah kalian pesta porah diatas tubuhku... itulah yg sekarang terjadi di timika. Namun di bagian lain paitua Tuarek percaya bahwa Panah Putih (salju abadi) akan menyejukkan hatinya untuk menuntun dia masuk Nemangkawi.

Wajar, pujian aktor Sentilan Sentilun ini, mendapatkan kritikan dari para netizen. Sebab, berbanding terbalik dengan pujian Butet Kartaredjasa dalam tajuk #KenalFreeport-Butet Kartaredjasa” , Freeport saat ini sedang dalam sorotan publik terkait Skandal pembagian jatah saham Freeport yang menghebohkan dan memaksa Setya Novanto harus mundur dari jabatan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). 

Hingga tulisan ini diturunkan, belum ada komentar dari Butet Kertaredjasa. 

 

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun