Mohon tunggu...
Max Webe
Max Webe Mohon Tunggu... Penulis - yesterday afternoon writer, working for my country, a reader, any views of my kompasiana are personal

"There is so much weariness and disappointment in travel that people have to open up – in railway trains, over a fire, on the decks of steamers, and in the palm courts of hotels on a rainy day. They have to pass the time somehow, and they can pass it only with themselves. Like the characters in Chekhov they have no reserves – you learn the most intimate secrets. You get an impression of a world peopled by eccentrics, of odd professions, almost incredible stupidities, and, to balance them, amazing endurances." — Graham Greene, The Lawless Roads (1939)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Antara Abu Bakar Ba'asyir, Oman Rachman, Abu Wardah, Bahrun Naim, dan Zul (Wanted)

18 Januari 2016   22:48 Diperbarui: 23 Januari 2016   00:25 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perburuan kelompok bersenjata Santoso alias Abu Wardah di di Pegunungan Tineba, Desa Taunca, Poso, Sulawesi Tengah masih berlangsung. Sekisar 2.000 Personil Gabungan TNI-Polri terlibat kontak senjata dengan menewaskan terduga teroris tanpa identitas. Hanya babak permainan kapan waktu yang tepat, kelompok bersenjata Santoso alias Abu Wardah segera dilumpuhkan. Meski demkian, jangan berpuas diri, dalam tulisan Teroris Cirebon, Jaringan Lama?  Sudah diungkapkan Jaringan teroris adalah suatu jala-jala atau susunan sel-sel khusus dalam suatu kelompok atau sindikat yang saling berkaitan dan berhubungan antara yang satu dengan yang lainnya, yang memiliki ikatan dan kesamaan visi, misi dan persepsi dimana bentuk jaringannya tidak dimunculkan secara transparan akan tetapi militan dalam menjalankan aktivitasnya. Sebab, versi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mendata jumlah WNI yang terlibat dalam jaringan ISIS hingga saat ini. Hasilnya, ada 500 WNI yang telah bergabung dengan kelompok radikal di Suriah itu.

Di tulisan ini, kelompok Jamaah Islamiyah sudah tidak memiliki jaringan karena tata kelola dan administrasi di tingkat atas, menengah, hingga para panglima dibawahnya sudah ditangkap. Diantaranya, Hambali alias Nurjaman Riduan Isamuddin alias Ecep, Abu Bakar Ba’asyir, Abu Dujana, Umar Patek atau Umar Arab alias Hisyam bin Alizein (kembali kepada NKRI), dan Aman Abdurrahman alias Oman Rachman sudah ditangkap. Meski Encep Nurjaman alias Hambali alias Nurjaman Riduan Isamuddin alias Ecep masih menyisakan sejumlah pertanyaan sebab hingga kini tidak ada kejelasan bahwa sumber informasi itu berasal dari Encep Nurjaman atau bukan.

Selanjutnya muncul kelompok bersenjata Santoso alias Abu Wardah yang mengklaim sebagai Mujahidin Indonesia Timur, Bahrun Naim alias Singgih Tamtomo alias Abu Rayan dengan kelompok Katibah Nusantara, entah besok siapa lagi. Bagaimana dengan Zulkarnaen alias Aris Sumarsono alias Daud? Menurut catatan dari National Counterterrorism Center dalam kalender 2013, ia adalah pemimpin pasukan Laskar Khos atau "pasukan khusus," yang anggotanya direkrut dari sekitar 300 orang Indonesia dan dilatih di Afghanistan dan Filipina. Zulkarnaen alias Aris Sumarsono alias Daud warga negara Indonesia berstatus orang yang paling dicari Pemerintah Amerika Serikat. Begitulah perkembangan analisa Tambo Terorisme di Indonesia. 

Namun, menarik untuk disimak, pernyataan Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Tito Karnavian membuka pintu seluas-luasnya kepada orang yang diduga sebagai otak di balik serangan teror di dekat Sarinah, Bahrun Naim alias Singgih Tamtomo alias Abu Rayan, untuk kembali ke Indonesia. "Oh kami sangat terbuka sekali kalau dia (Bahrun Naim) pulang karena banyak kasus yang menunggu," kata Tito seusai apel pengamanan di Silang Selatan Monas, Jakarta, Senin (18/1/).

Apakah tantangan Kapolda Metro Jaya itu melunakkan hati Bahrun Naim? 

Tentunya, hanya babak permainan kapan waktu yang tepat. Semoga unit-unit anti teror dari Badan Intelijen Negara (BIN), Polri dan TNI, dapat menuntaskannya.

 

Update:

Adapun nama-nama daftar DPO Poso Kelompok Santoso  di antaranya:

  1. Santoso alias Abu Wardah alias San 
  2. Ali Kalora alias Ali Ambo 
  3. Can alias Fajar alias Muh Fuad 
  4. Faris Bima 
  5. Nasir alias Cecep 
  6. Sogir alias Yanto alias Mas Yanto 
  7. Herman alias David 
  8. Busro alias Dan alias Atif Bima.
  9. Taufik Buraga alias Upik lawanga 
  10. Moh. Basri alias Bagong 
  11. Mamat.
  12. Hamdra Tamil alias Papa Yusran alias Man 
  13. Nanto Bojel.
  14. Mukhtar 
  15. Ibad.
  16. Samil alias Nunung 

 

Update:

  1. DS alias DD dari Cirebon yang bertugas membeli tabung gas untuk chasing bom di Jl. Thamrin, Jakpus.
  2. AH alias A bertugas membeli senjata api.
  3. C alias D.
  4. J alias JJ.
  5. AM alias LL.
  6. F alias AZ
  7. HF alias H yang bertugas sebagai penerima transfer dana sebanyak Rp 1 miliar dari beberapa kali pengiriman.
  8. SF alias A.
  9. S alias STN
  10. B alias M.
  11. WSB alias U.
  12. MFX alias F.
  13. (tidak cukup bukti sehingga dikembalikan/dibebaskan).
  14. AP alias A.
  15. EBM alias X.
  16. Z alias ZM.
  17. W alias HS.
  18. IM
  19. SA alias B.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun