Sejak peristiwa aksi kelompok bersenjata 14/1, saya mencermati dengan baik isu yang beredar di dunia maya bahwa aksi kelompok bersenjata 14/1 adalah rekayasa aparat keamanan. Sungguh, kebohongan publik tersebut juga deras airnya hingga menjadi perbincangan warung kopi.
Pasca 14/1, para kompasianer yang mengikuti tulisan saya, sudah diisyaratkan bahwa "menjadi pekerjaan rumah yang tidak mudah bagi unit-unit anti teror dari Badan Intelijen Negara (BIN), Polri dan TNI. Apalagi, terselip informasi yang dilontarkan oleh anasir-anasir politik nasional bahwa serangan teror di dua lokasi di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat, siang tadi, merupakan pengalihan isu, divestasi freeport dan kontrak karya. Informasi tersebut lumayan memperkeruh situasi pergerakan keamanan nasional". Jelas, aksi kelompok bersenjata 14/1 yang dilidik secara akurat oleh pihak unit-unit anti teror dari Badan Intelijen Negara (BIN), Polri dan TNI, untuk menghasilkan sketsa pelaku, jenis senjata, bahan peledak, identifikasi korban dalam waktu singkat menjadi terganggu oleh pihak-pihak yang membonceng popularitas aksi kelompok bersenjata 14/1 yang menewaskan orang tak berdosa, dengan isu rekayasa bom Thamrin. Informasi bahwa aksi kelompok bersenjata 14/1 adalah rekayasa aparat keamanan dan pertahanan negara sangat melukai sendi-sendi keamanan dan pertahanan negara yang bersatu padu untuk #KamiTidakTakut dalam melaksanakan tugas melindungi bangsa dan negara dari aksi terorisme.
Patut untuk disimak, saya mengutip akun twitter KopraL Bambang @KopBam, 3:41 AM - 14 Jan 2016 dan 4:00 AM - 14 Jan 2016
Kemudian beredar audio Bahrun Naim yang membantah tudingan bahwa ia mengendalikan serangan Sarinah dari Suriah. Meski belum dapat terverifikasi dan menjadi tugas pihak unit-unit anti teror dari Badan Intelijen Negara (BIN), Polri dan TNI, untuk menginvestigasi audio Bahrun Naim.
Selanjutnya, isu yang juga tak kalah hebohnya adalah beredarnya screenshoot di media sosial berjudul Emergency Message for U.S. Citizens: Avoid Area Around Sari Pan Pacific Hotel and Sarinah Plaza on Jalan Sudirman Thamrin, Jakarta (Pesan Darurat untuk Warga AS: Jauhi Daerah Sekitar Sari Pan Pacific Hotel dan Sarinah Plaza di Jl. Sudirman-Thamrin). Pesan tertanggal 14 January 14 2016 itu berbunyi sebagai berikut: “This emergency message is being issued to advise all U.S. citizens to avoid the area around Sari Pan Pacific Hotel and Sarinah Plaza on Jalan Sudirman Thamrin, in downtown Jakarta. Preliminary reports indicate an explosion and gunfire has occurred in the general vicinity and situation continues to unfold. Dalam screenshoot itu, terdapat keterangan waktu pukul 06.55 WIB [kotak merah], atau Kamis pagi sebelum terjadinya teror bom. Hal inilah yang menjadi viral dan memicu spekulasi liar.
Menyikapi persoalan tersebut, pihak Kedutaan Amerika Serikat mengeluarkan siaran persnya,
Klarifikasi Waktu Pemberitahuan Darurat untuk Warga Negara AS di Indonesia
14 Januari 2016
Setelah terjadinya serangan keji hari ini di Jakarta, Kedutaan Besar Amerika Serikat mengeluarkan dua Pemberitahuan Darurat untuk warga negara Amerika Serikat yang tinggal di Indonesia. Pemberitahuan Darurat tersebut dikirim melalui email, dari jaringan tanggap darurat yang menggunakan cap waktu (time stamp) “Greenwich Mean Time (GMT) + 7.” Email-email tersebut, yang dikirim pada 11:44 WIB dan 12:36 WIB, dikirim ke warga negara Amerika yang terdaftar dalam jaringan tanggap darurat, untuk memberikan mereka informasi mengenai perkembangan terkini dan informasi penting yang menyangkut keselamatan warga AS di luar negeri. Informasi yang terdapat dalam email-email tersebut juga telah diunggah ke situs web resmi Kedubes AS pada 12:16 WIB dan 13:04 WIB. Seperti yang telah disampaikan oleh Dubes AS Robert Blake melalui Twitter, kami mengucapkan turut belasungkawa kepada para korban serangan keji ini beserta keluarga mereka, dan kami siap membantu mitra-mitra Indonesia kami.
Dalam sejarah sosial media, informasi hoax dengan cepat menyebar melalui facebook, twitter, dan blog, misalnya memiliki puluhan akun, dan sangat membahayakan sebab kebohongan yang berulang-ulang akan menjadi sebuah kebenaran. Dapat dibayangkan, bukan? Tentunya, menjadi tanggung jawab bersama untuk melakukan kroscek jika ingin menukil sebuah berita, membangun rasa aman, dan damai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H