[caption caption="'Prasasti Tionghoa' di Kompleks Makam Panembahan Pasarean"][/caption]
Saya sengaja menuliskan Prasasti Tionghoa dalam tanda kutip, karena sampai sekarang 'Prasasti Tionghoa' itu belum diketahui secara pasti siapa pemiliknya? Apalagi belum ada penelitian terkait arti tulisan tersebut. "Batu ini ditemukan di sungai Cipager," ungkap Raden Hasan. Sungai Cipager, mengalir dari Gunung Ciremai hingga pesisir Utara Cirebon.Â
[caption caption="Sungai Cipager, lokasi ditemukannya 'Prasasti Tionghia'"]
Saat ini, 'Prasasti Tionghoa' itu terpasang dekat dengan Makam Pangeran Pasarean bersama makam-makam yang lain. Patilasan Pangeran Pasarean terletak dipinggir Sungai Cipager. Lokasinya sendiri, kurang lebih 2 kilometer ke arah Timur Kabupaten Cirebon. Tepatnya, di RT 04 RW 01 Kelurahan Gegunung Kecamatan Sumber.Â
Siapa Pangeran Pasarean?
Menurut Carita Purwaka Caruban Nagari, beliau pemilik nama asli Pangeran Muhammad Arifin, putra Sunan Gunung Jati dengan Nyai Tepasari, putri Ki Ageng Tepasan dari Majapahit. Sementara, Naskah Kanjeng Pangeran Raja Suleman Aria Bratawirya Sulendraningrat Kaprabonan Cirebon, beliau mendapat julukan Pangeran Jaka Lana. Sunan Gunung Jati memberikan tugas kepada Pangeran Pasarean untuk membuat tapal batas antara Cirebon dan Galuh. "Dalam menjalankan tugas dibekali senjata cis sejenis keris yang menyerupai tombak," ungkap Raden Hasan. Beliau menancapkan senjatanya dari bukit di lereng Gunung Ciremai, saat ini disebut Mandirancan. Kemudian, mengarah ke Utara hingga sampailah di suatu wilayah yang tanahnya menyerupai gunung, dan sekarang disebut desa Gegunung.
[caption caption="Naskah kuno yang tersimpan di Patilasan Pangeran Pasarean"]
Seluruh konsep baru, silang pendapat akan tetap muncul dan terus terjadi, sampai akhirnya ditemukan fakta dan data baru.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H