Mohon tunggu...
Max Webe
Max Webe Mohon Tunggu... Penulis - yesterday afternoon writer, working for my country, a reader, any views of my kompasiana are personal

"There is so much weariness and disappointment in travel that people have to open up – in railway trains, over a fire, on the decks of steamers, and in the palm courts of hotels on a rainy day. They have to pass the time somehow, and they can pass it only with themselves. Like the characters in Chekhov they have no reserves – you learn the most intimate secrets. You get an impression of a world peopled by eccentrics, of odd professions, almost incredible stupidities, and, to balance them, amazing endurances." — Graham Greene, The Lawless Roads (1939)

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Prasasti Tionghoa di Situs Makam Pangeran Pasarean

3 Januari 2016   00:52 Diperbarui: 3 Januari 2016   08:02 572
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="'Prasasti Tionghoa' di Kompleks Makam Panembahan Pasarean"][/caption]

Saya sengaja menuliskan Prasasti Tionghoa dalam tanda kutip, karena sampai sekarang 'Prasasti Tionghoa' itu belum diketahui secara pasti siapa pemiliknya? Apalagi belum ada penelitian terkait arti tulisan tersebut. "Batu ini ditemukan di sungai Cipager," ungkap Raden Hasan. Sungai Cipager, mengalir dari Gunung Ciremai hingga pesisir Utara Cirebon. 

[caption caption="Sungai Cipager, lokasi ditemukannya 'Prasasti Tionghia'"]

[/caption]

Saat ini, 'Prasasti Tionghoa' itu terpasang dekat dengan Makam Pangeran Pasarean bersama makam-makam yang lain. Patilasan Pangeran Pasarean terletak dipinggir Sungai Cipager. Lokasinya sendiri, kurang lebih 2 kilometer ke arah Timur Kabupaten Cirebon. Tepatnya, di RT 04 RW 01 Kelurahan Gegunung Kecamatan Sumber. 

Siapa Pangeran Pasarean?

Menurut Carita Purwaka Caruban Nagari, beliau pemilik nama asli Pangeran Muhammad Arifin, putra Sunan Gunung Jati dengan Nyai Tepasari, putri Ki Ageng Tepasan dari Majapahit. Sementara, Naskah Kanjeng Pangeran Raja Suleman Aria Bratawirya Sulendraningrat Kaprabonan Cirebon, beliau mendapat julukan Pangeran Jaka Lana. Sunan Gunung Jati memberikan tugas kepada Pangeran Pasarean untuk membuat tapal batas antara Cirebon dan Galuh. "Dalam menjalankan tugas dibekali senjata cis sejenis keris yang menyerupai tombak," ungkap Raden Hasan. Beliau menancapkan senjatanya dari bukit di lereng Gunung Ciremai, saat ini disebut Mandirancan. Kemudian, mengarah ke Utara hingga sampailah di suatu wilayah yang tanahnya menyerupai gunung, dan sekarang disebut desa Gegunung.

[caption caption="Naskah kuno yang tersimpan di Patilasan Pangeran Pasarean"]

[/caption]

Dengan keberadaan 'Prasasti Tionghoa' ini dengan sendirinya dapat membantah gagasan benturan peradaban Samuel Phillips Huntington, yang dikenal dengan sebutan the clash of civilizations, dan telah mewarnai jagad pemikiran selama lebih dari satu dekade. Mengutip Cheng Ho and Islam in Southeast Asia, karya Tan Ta Sen mengungkapkan Laksamana Cheng Ho (Zheng He) sebagai Muslim yang dipercayai Kaisar Yung-Lo (Yongle) bersama kawan-kawannya mendirikan pusat Islam di tempat para pemukim Tionghoa Muslim dan pedagang. "Semuanya membantu dalam penyebaran Islam dan juga melibatkan sejumlah orang Tionghoa dalam perpolitikan Jawa dan Sumatera. Memang sulit diramalkan apakah ada banyak dokumen dan artefak yang dapat mendukung penjelasan ini. Namun, bisa jadi dalam konteks ini, menyertakan peran Cheng Ho menawarkan perspektif segar tentang serangkaian peristiwa sangat penting dalam sejarah maritim China," kata Wang Gungwu dalam kata pengantar di buku tersebut.

Seluruh konsep baru, silang pendapat akan tetap muncul dan terus terjadi, sampai akhirnya ditemukan fakta dan data baru.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun