Mohon tunggu...
Max Webe
Max Webe Mohon Tunggu... Penulis - yesterday afternoon writer, working for my country, a reader, any views of my kompasiana are personal

"There is so much weariness and disappointment in travel that people have to open up – in railway trains, over a fire, on the decks of steamers, and in the palm courts of hotels on a rainy day. They have to pass the time somehow, and they can pass it only with themselves. Like the characters in Chekhov they have no reserves – you learn the most intimate secrets. You get an impression of a world peopled by eccentrics, of odd professions, almost incredible stupidities, and, to balance them, amazing endurances." — Graham Greene, The Lawless Roads (1939)

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Tanda Peringatan 'Jangkar Kapal' Cheng Ho?

1 Januari 2016   14:07 Diperbarui: 3 Januari 2022   07:07 1070
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jangkar Kapal Diduga Milik Kapal Cheng Ho di Klenteng Welas Asih Cirebon. (dokpri)

Masyarakat etnis Tionghoa di Cirebon, terutama generasi mudanya , banyak yang sudah tidak mengenal tradisi leluhurnya. Demikian penuturan Ie Tiong Bie atau dikenal dengan nama Iwan Satibi. "Pelestarian dan pemeliharaan bangunan-bangunan kuno, khususnya sejarah masyarakat Tionghoa zaman dulu, tidak ada bekasnya lagi. Makam Kolonel Tan Tjin Kie dan makam Kali Tanjung misalnya, sudah tidak ada bekasnya lagi," penuturannya kepada Webe Kompasianer.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun