Aku tak pernah mengira akan berada di sini. Aku tak menyangka arusnya sangat kuat hingga kuasaku akan diriku sendiri hilang.
Monster yang hidup tiap kali aku membuka mata, mati tiap kali aku tidur. Siapa yang mampu menghentikannya?
Aku melihat diriku di masa lalu lewat pikiranku. Kenangan-kenangan itu berubah menjadi panorama yang menyakitkan. Tawaku, tawa Ibu-ku, tawa teman-temanku. Tuhan! Aku ingin kembali ke sana.
Coba hentikan! Ya, aku mencobanya. Aku mencoba mengambil alih diri dan pikiranku. Tapi, monster itu semakin kuat dan kiat menakutkan. Dia tak mau mengalah. Lantas, apa yang harus kulakukan? Katakan.
Mereka bilang aku tak menyayangi Ibu-ku. Bahkan, Ibuku sendiri mengatakan itu. Aku tahu, aku anak yang mengerikan. Aku merasa tak seharusnya dilahirkan, kadang juga berpikir bahwa seharusnya Tuhan memberi wanita itu anak yang lebih baik.
Aku hanya lelah. Lelah dari semuanya.
Aku lelah berusaha menjadi normal ketika mereka semua mengatakan aku gila.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H