Mohon tunggu...
W_ MBK
W_ MBK Mohon Tunggu... karyawan swasta -

bukan syapa syapa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mallaby, dibalik Tewasnya Sang Jenderal di Surabaya

30 Oktober 2012   15:35 Diperbarui: 4 April 2017   18:28 12748
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah kondisi sempat teratasi, Rombongan Mobil Kontak Biro saat mendekati Jembatan Merah mendapatkan kondisi kembali memanas. Ketegangan meningkat karena terdapat massa radikal yang menginginkan tentara di dalam Gedung Internatio menyerah. Dalam kondisi panas muncul desakan agar Brigadir Jenderal Mallaby dan staff Biro Kontak masuk gedung Internatio untuk menyerukan penghentian tembakan. Mendadak ada usulan spontan yang tidak diketahui asalnya berteriak "Jangan Inggris tua pak, itu saja yang muda suruh masuk".

Menanggapi teriakan tersebut Mallaby  memerintahkan Kapten Shaw sebagai utusan. Diikuti pimpinan TKR Jendera Mayor Muhammad Mangundiprojo serta pemuda keturunan India Kundan mengikuti Kapten Shaw. Kapten Shaw, Mayor Jenderal Muhammad dan Kundan diberi waktu 10 menit untuk menjelaskan kesepakatan Soekarno Hawtorn. Sesampai di pintu gerbang Gedung Internatio, pistol di pinggang Muhammad diminta oleh penjaga dan kemudian Muhammad Mangoendiprojo serta pemuda Kundan diijinkan mengikuti Kapten Shaw menuju lantai dua Gedung Internatio.

Tetapi ternyata setelah di tunggu beberapa saat dan batas waktu 10 menit yang telah diberikan hampir habis, Muhammad dan Kundan justru melihat tentara Inggris mengarahkan mortir menuju sederetan mobil Biro Kontak. Saudara Kundan berbisik kepada Muhammad bahwa Inggris tidak bisa dipercaya lagi kemudian bergegas meninggalkan Muhammad di ruang tunggu. Sementara Muhammad tidak bisa meninggalkan ruang tunggu karena dua penjaga dengan senapan otomatis memberi isyarat agar dia tetap duduk. Beberapa saat kemudian ditembakkan mortir dari dalam Gedung Internatio. Salah satu tembakan tersebut mengenai mobil Mallaby yang sebenarnya juga mobil yang ditumpangi oleh Residen Soedirman.  Mortir-mortir tersebut segera mendapatkan balasan tembakan dari rakyat Surabaya.

Pada jam 21 malam, terdengar teriakan dari loudspeaker berupa seruan menghentikan tembakan kepada massa. Dijelaskan bahwa pada esok hari tentara Inggris segera menginggalkan Gedung Internatio dan menyerahkan kepada TKR.  Saat itu pula sudah terdengar kabar bahwa Jenderal Mallaby tewas di dalam mobil. Sementara perwira pendampingnya berhasil menyelamatkan diri.

Sementara kondisi di dekat Jembatan Merah  saat itu, serentetan tembakan dan mortir yang dilepas dari arah Gedung Internatio menyebabkan banyak jatuh korban diantara rakyat dan pemuda Surabaya.  Ditengah kekacauan tersebut masing-masing menyebar mencari selamat sendiri-sendiri.  Beberapa melompat masuk kali mas untuk berlindung.  Sementara itu secara serentak para tokoh Biro Kontak yang berhasil lepas dari tembakan musuh bertanya "Dimana Pak Dirman (Residen Soedirman)?"

Pak Dirman telah diamankan oleh beberapa Pemuda Pasukan Sukarela dan telah menyeberang ke arah Kembang Jepun. Pemuda tersebut juga melakukan aksi penyelamatan anggota Biro Kontak dari tembakan tentara Inggris dari dalam Gedung Internatio.

Sementara itu dari beberapa pemuda yang berhasil menyelamatkan diri dan melompat ke pinggir Kalimas mendekat ke anggota Biro Kontak dan berbisik.

"Pak, Sudah beres."

"Lho, apanya yang sudah beres?" tanya Doel Arnowo.

"Jenderalnya Inggris Pak, yang tua itu. Mobilnya meledak dan dia mati terbakar"

"Siapa yang meledakkan? tanya Doel Arnowo cs dari Biro Kontak

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun