Mohon tunggu...
WA ODE AZLIA RAHIM
WA ODE AZLIA RAHIM Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

Saya adalah Mahasiswa Program Studi Jurnalistik di Universitas Halu Oleo Kendari, Sulawesi Tenggara.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Komunikasi Efektif sebagai Upaya Penanggulangan Bencana Alam di Kota Padangsidimpuan

5 Juli 2023   08:12 Diperbarui: 5 Juli 2023   08:20 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Bencana alam adalah suatu peristiwa alam yang mengakibatkan dampak besar bagi populasi manusia. Padangsidimpuan akhir-akhir ini terjadi bencana longsor terjadi di kelurahan Wek Dua, Lingkungan Lima, Silayang-layang, banjir di yang baru- baru ini terjadi di Kecamatan Padangsidimpuan Selatan Kota Padangsidimpuan. Banjir akibat hujan deras juga mengakibatkan sungai Batang Ayumi meluap dan akibatnya menyapu rumah-rumah di pinggiran sungai. Puluhan rumah dan kendaraan rusak akibat banjir tersebut dan bahkan ada beberapa jumlah korban meninggal dunia akibat banjir yang terjadi akhir-akhir ini. Bencana menurut UndangUndang Nomor 24 Tahun 2007 tentang penanggulangan bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.  

Dalam mengatasi banyaknya korban jiwa pada sebuah peristiwa bencana alam, maka sangat diperlukan strategi yang tepat untuk mengatasi peristiwa tersebut, salah satu nya melalui komunikasi. Dewasa ini keberadaan komunikasi merupakan ilmu dan aktivitas semakin disadari sangat penting dilakukan manusia. 

Sebagai manusia yang hidup dan berinteraksi dengan manusia lainnya. Sejak lahir sampai akhir kehidupan, manusia tidak terlepas dari komunikasi. Apalagi komunikasi ini timbul akibat adanya kebutuhan seperti kebutuhan rasa aman baik terhadap diri sendiri maupun orang lain. Komunikasi efektif (Uripni; 2003) adalah komunikasi yang mampu menghasilkan perubahan sikap (attitude change) pada orang yang terlibat dalam komunikasi. tujuan komunikasi efektif adalah memberi kemudahan dalam memahami pesan yang disampaikan antara pemberi dan penerima sehingga bahasa lebih jelas, lengkap, pengiriman umpan balik seimbang dan melatih penggunaan bahasa nonverbal secara baik. 

Bentuk dan karakteristik komunikasi efektif adalah mencakup komunikasi verbal efektif dan nonverbal efektif. Komunikasi verbal efektif mempunyai karakteristik jelas dan ringkas, perbendaharaan kata mudah dimengerti, mempunyai arti denotatif dan konotatif, intonasi mampu memengaruhi isi pesan, kecepatan berbicara yang memiliki tempo dan jeda yang tepat serta ada unsur humor. Sedangkan komunikasi non verbal dapat disampaikan melalui beberapa cara yakni penampilan fisik, sikap, tubuh, dan cara berjalan, ekspresi wajah dan sentuhan. Terkait dengan bencana alam, kajian komunikasi yang digunakan adalah melalui kajian komunikasi bencana. 

Istilah komunikasi bencana belum menjadi konsep popular dalam bidang komunikasi maupun bidang kebencanaan, meski penelitian komunikasi bencana sendiri telah banyak dilakukan, namun di Indonesia kajian komunikasi terkait bencana baru banyak dilakukan setelah peristiwa bencana alam gempa dan Tsunami di Aceh. meski demikian, kesadaran akan pentingnya komunikasi dalam penanganan bencana semakin tinggi belakangan ini. salah satu titik penting yang menjadi perhatian terkait komunikasi dalam bencana adalah masalah ketidakpastian. menurut Frank Dance (Littlejohn; 2006), salah satu aspek penting di dalam komunikasi adalah konsep reduksi ketidakpastian. komunikasi itu sendiri muncul karena adanya kebutuhan untuk mengurangi ketidakpastian, supaya dapat bertindak secara efektif demi melindungi atau memperkuat ego yang bersangkutan dalam berinteraksi secara individual maupun kelompok. dalam penanganan bencana, informasi yang akurat diperlukan oleh masyarakat maupun lembaga swasta yang memiliki kepedulian terhadap korban bencana.

Menurut Haddow dan Haddow (2008) terdapat empat landasan utama dalam membangun komunikasi bencana yang efektif yaitu:

Costumer focus, yaitu memahami informasi apa yang dibutuhkan oleh pelanggan dalam hal masyarakat dan relawan. Harus dibangun mekanisme komunikasi yang menjamin informasi disampaikan dengan tepat dan akurat

Leadership comitment, pemimpin yang berperan dalam tanggap darurat harus memiliki komitmen untuk melakukan komunikasi efektif dan terlibat aktif dalam proses komunikasi.

Situasional awareness, komunikasi efektif didasari oleh pengumpulan, analisis dan diseminasi informasi yang terkendali bencana. Prinsip komunikasi efektif seperti transparansi dan dapat dipercaya meenjadi kunci.

Media partnership, media seperti televisi, surat kabar, radio dan lainnya sangat penting untuk menyampaikan informasi secara tepat kepada publik. Kerjasama dengan media menyangkut kesepahaman tentang kebutuhan media dengan tim yang terlatih untuk bekerjasama dengan media untuk mendapatkan informasi dan menyebarkannya kepada publik.

Kajian penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif dengan focus kajian terutama mengenai bagaimana komunikasi efektif dalam penanggulangan bencana alam di Kota Padangsidimpuan.Penelitian ini menggunakan studi kasus sebagai kajian rinci atas suatu latar atau peristiwa tertentu. Robson (dalam Idrus, 2009) mengatakan bahwa studi kasus sebagai suatu strategi untuk melakukan penelitian. Ary (Idrus, 2009) juga mengatakan bahwa studi kasus adalah penyelidikan intensif seorang individu, namun studi kasus juga dapat dipergunakan untuk menyelidiki unit-unit sosial yang kecil seperti keluarga, sekolah, kelompok-kelompok dan geng anak muda.  Dalam pendekatan studi kasus, biasanya seorang peneliti akan meneliti satu individu atau unit sosial tertentu secara mendalam. Dengan begitu, peneliti berusaha menemukan semua variabel penting yang terkait dengan diri subjek yang diteliti. Selain itu peneliti juga meneliti bagaimana perkembangan diri subjek, penyebab terjadinya hal tersebut, perilaku keseharian subjek dan alas an perilaku itu dilakukan, serta bagaimana perilaku berubah dan penyebab terjadinya perubahan perilaku tersebut (Idrus, 2009).  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun