Mohon tunggu...
Wayunita Siregar
Wayunita Siregar Mohon Tunggu... Guru - Guru

Terstruktur, adalah hal yang selama ini dilatih dalam diri saya mulai dari skeolah dasar bahkan sampai saat saya bekerja sekarang. Selama menempuh pendidikan di Universitas dengan jurusan pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial dan melayani menjadi guru sejarah, saya semakin memahami bahwa dalam pelayanan dan pekerjaan saya membutuhkan semua hal dapat dilaksanakan dengan terstruktur. misalnya dalam memnuat metode pemeblajaran, bahan ahar, aktivitas kelas bahkan bagian administrasi selama pembelajaran. selanjutnya, saya sangat suka dengan hal unik dan menyenangkan misalnya tempat wisata yang masih belum banyak dikunjungi oleh orang lain(wisata alam ) atau makanan yang enak yang jarang orang pikirkan(misalnya kan mas yang dioleh dnegan asam dan rempah yakni makanan khas Batak Naniura) atau hal lainnya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Integrasi Model Bryan Smith Tahap 2 dalam Pembelajaran Sejarah Kelas X IPS

13 September 2022   10:25 Diperbarui: 14 November 2022   07:47 593
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

 Sebelum menerapkan integrasi model Brian Smith tahap 2, penulis menerapkan dahulu integrasi Brian Smith tahap 0 dan 1 kedua tahapan ini di lakukan dahulu dalam satu pertemuan, penulis ingin melihat apakah dengan tahapan 0 dan 1 siswa sudah dapat memiliki pengetahuan yang terintegrasi. Siswa dapat memberikan respon melalui pengetahuan yang terintegrasi. Seperti contohnya yang penulis dapatkan adalah melalui topik cara berfikir kronologis dalam sejarah (sudah diintegrasikan) siswa dapat memikirkan bahwa nanti mereka akan semakin mencintai diri mereka dan lingkungan serta semakin bersyukur atas pemeliharaan Allah. Pengetahuan yang terintegrasi ini, adalah pengetahuan yang dapat mengarahkan siswa memikirkan tindakan yang akan dterapkan dalam kediupan atas respon mereka terhadap pengetahuan yang mereka dapatkan. 

  1. Tahapan 0 dapat diterapkan melalui kegiatan-kegiatan yang bersifat kerohanian. Dalam hal ini, guru menerapkan untuk memulai serta menutup pembelajaran sejarah dengan doa. 

  2. Tahap 1 diterapkan melalui analogi Alkitab, maupun penggambaran materi yang dibawakan dalam prespektip Alkitab. Pada penerapannya, guru membawa materi mengenai cara berpikir kronologis dalam mempelajari sejarah dengan menggunakan penggambaran mengenai providensi Allah dalam sejarah. 

Setelah menerapkan tahapan 0 dan 1 penulis mengambil penilaian formatif yakni siswa membuat mind mapping mengenai materi yang sudah dipaparkan oleh guru(penulis). Anak didik diberitahu melalui penjelasan guru dan rubrik penilaian bahwa mereka harus mencantumkan satu paragraf kesimpulan yang memaparkan hubungan materi dengan kebenaran Alkitab. Hal yang terlihat adalah bahwa tidak ada satupun dari siswa yang mencantumkan seperti apa yang tertulis dalam rubrik, bahwa mereka harus menghubungkan paragraf kesimpulan mind mapping dengan providensi Allah dalam sejarah. 

Paragraf kesimpulan yang siswa buat hanya menjelaskan mengenai pengertian, bentuk serta contoh dalam cara berpikir krnologis dalam mempelajari sejarah saja. akhirnya penulis melanjutkan untuk menerapkan pada tahap selanjutnya yakni tahap 2 yang akan diterapkan pada pertemuan selanjutnya dengan materi lanjutan dari pertemuan ini materi pada pertemuan selanjutnya ini masih membicarakan mengenai cara berpikir kronologis dalam mempelajari sejarah. 

Dalam menerapkan tahapan selanjutnya yakni tahap dua, dilakukan dengan dua langkah penerapan. Dua langkah tersebut menunjukkan hal penting dalam masing-masing langkahnya. Langkah pertama harus menunjukkan bahwa melalui integrasi dalam pembelajaran sejarah siswa mampu melihat masa lampau untuk menentukan kebijakan di masa sekarang. Langkah kedua adalah menunjukkan Allah yang menakjubkan akan memelihara mereka (Smith, 2016). Penerapan integrasi pada kedua langkah tersebut dengan cara:

Langkah pertama dilakukan oleh penulis dengan memberikan rangkuman materi kepada siswa satu hari sebelum pembelajaran dimulai, dalam rangkuman materi tersebut berangkat dari Alkitab sebagai dasarnya, tidak hanya sekedar analogi lagi. Melalui materi cara berpikir kronologis dalam mempelajari sejarah penulis menggunakan Amsal 8:22-31 yang menjelaskan bagaimana Alkitab menjelaskan penciptaan Allah dalam kerangka berpikir kronologis

  Penerapan integrasi Bryan Smith tahap 2a ini membutuhkan partisipasi seluruh anak didik, karena penulis menerapkan integrasi tahap ini melalui rangkuman materi (pembelajaran asinkronus) maka penulis tidak dapat memastikan bahwa seluruh anak didik sudah benar-benar membaca rangkuman tersebut dengan cermat. Penulis memang sudah menanyakan kepada anak didik bahwa apakah mereka sudah membaca rangkuman tersebut dengan seksama dan mereka menjawab sudah. Akan tetapi hal ini tidak dapat dibuktikan bahwa jawaban mereka memang benar adanya atau tidak. Penerapan tahap 2a ini akan berhubungan erat dengan tahap 2b, karena tahap 2b merupakan respon anak didik atas penerapan tahap 2a.  

Langkah kedua diterapkan penulis melalui review pembelajaran dari aplikasi mentemeter, dari hal ini siswa diajak untuk memberikan respon konkret yang dapat mereka terapkan dalam sehari-hari. melalui mentemeter ini, guru memberikan link kepada siswa melalui fitur chat di aplikasi teams, link ini berisi pertanyaan yang harus siswa jawab mengenai respon yang dapat mereka lakukan setelah mempelajari materi yang sudah di integrasikan ini. Penerapan langkah ini tentunya dilakukan diakhir pembelajaran, setelah siswa memperoleh pengetahuan yang sudah di integrasikan dengan Alkitab sebagai sumber pengetahuan yang benar. 

Melalui pengetahuan yang siswa peroleh dalam integrasi pembelajaran sejarah dengan model Bryan Smith tahap 2 akan sampai pada titik di mana siswa diajak untuk memberikan suatu sikap yang akan mereka terapkan nantinya dalam kehidupan sehari-hari. Sikap ini merupakan respon mereka atas integrasi pengetahuan dalam pembelajaran sejarah yang telah mereka alami. Penerapan integrasi Bryan Smith tahap 2b ini juga membutuhkan keterlibatan semua anak didik, hanya saja hal yang terjadi pada prakteknya bahwa anak didik yang mengisi link mentemeter untuk mendukung penerapan integrasi Bryan Smith tahap 2b ini hanya 16 orang dari 24 orang. Jadi penulis tidak dapat melihat serta mengetahui seluruh pendapat anak didik mengenai respon nyata apa yang akan mereka terapkan dalam kehidupan sehari-hari atas pembelajaran terintegrasi yang sudah mereka peroleh  

Penerapan integrasi ini diterapkan dalam kerangka grand narative, yang dihubungkan dengan topik cara berpikir kronologis dalam sejarah. Melalui cara berpikir kronologis dalam sejarah dengan contoh yang dibawakan oleh penulis adalah peristiwa proklamasi. Siswa diperlihatkan bahwa pada peristiwa proklamasi ada kejadian-kejadian runtut yang membangun peristiwa tersebut yakni perumusan, pengetikan dan pembacaan teks proklamasi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun