Mohon tunggu...
Yogi Setiawan
Yogi Setiawan Mohon Tunggu... Freelancer - Aku adalah

Pemuda yang penuh semangat, senang berbagi dan pantang menyerah. Mulai menulis karena sadar akan ingatan yang terbatas. Terus menulis karena sadar saya bukan anak raja, peterpan ataupun dewa 19.

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Belajar dari Amos tentang Perjuangan Hidup dan Kerendahan Hati

26 Mei 2020   17:30 Diperbarui: 27 Mei 2020   15:31 593
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Amos dan The Maestro (sumber: variety.com)

Keberaniannya jangan ditanya. Sebagai penderita glaucoma berat, Ia berani menunggangi kuda dan mengendarai motor. Sebuah hal yang sangat menantang, bagi mental dan jiwanya. Terutama bagi saya yang menonton. 

Apakah ia, ini semua dilakukan dalam dunia nyata. Ternyata ya, memang tokoh ini merupakan penggambaran Andrea Bocelli dalam kehidupannya.

Amos dan The Maestro (sumber: variety.com)
Amos dan The Maestro (sumber: variety.com)

Amos juga memiliki semangat pantang menyerah dalam menggapai suatu impian. Sempat putus asa, ketika suara merdunya berubah karena akil balig. Ia sempat merasa kehilangan jati dirinya. Namun, setelah bertemu dengan guru musiknya The Maestro. 

Menjadi penyanyi tak harus selalu bernyanyi sepanjang waktu. Penyanyi juga harus memiliki waktu untuk diam. Merasakan sekitar, merefleksikan diri dan menemukan jati diri.

Dari situlah ia kembali yakin, bahwa dengan suara yang ia miliki, ia mampu menjadi penyanyi tenor terbaik seperti Luciano Pavarotti. Di dalam studinya pun, walaupun dengan keterbatasan fisik, ia mampu menyelesaikan kuliahnya di jurusan hukum.

Karakter yang paling saya suka dari tokoh Amos adalah sifat tawadhunya terhadap guru. Ia tidak merasa sok hebat ketika ditawari untuk berduet dengan Zucchero, penyanyi Rock terkenal pada zamannya di Italia. 

Sebelum memutuskan untuk menerima tawaran tersebut, ia meminta izin terlebih dahulu kepada gurunya untuk berduet. Jika gurunya ridho, maka ia akan berduet dengan Zucchero, namun jika Maestro tidak menyetujuinya, Amos tak akan melakukannya. Sikap yang sangat patut dicontoh bagi seluruh murid di dunia ini.

Dan yang terakhir cinta. Ia mencintai keluarganya, perempuan yang menjadi istrinya, paman dan gurunya The Maestro yang mendukungnya dan ia mencintai musik yang menjadi jalan hidupnya. Agak sedikit klise mengatakan kata cinta ini bagi saya pribadi, namun memang itu yang ada pada dalam dirinya.

Saya pun menemukan sebuah kutipan dari Amos asli (Andrea Bocelli) "Ketika saya mendapatkan di atas panggung, tujuan pertama saya adalah untuk tidak menunjukkan keahlian saya, tetapi sebaliknya, untuk memberikan sedikit kebahagiaan, sukacita, keceriaan. Saya sangat yakin bahwa untuk menyanyi dengan baik, Anda harus mengasihi sesama dan menjadi bergairah tentang kehidupan."

Apakah ia, ini semua dilakukan dalam dunia nyata. Ternyata ya, memang tokoh ini merupakan penggambaran Andrea Bocelli dalam kehidupannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun