Ada cewek yang menagih cinta cowoknya. "Yang, apakah kamu mencintai aku?" Sang cowok menjawab "Iya dong, aku cinta kamu". Si cewek kembali bertanya "Buktinya apa?" Sang cowok  mengalihkan pandangan dan terdiam karena bingung tidak bisa membuktikan cintanya.
Nah, Apakah kamu mencintai Indonesia? Kalau cinta, apa buktinya? Indonesia mungkin tidak akan menagih cinta kita kepada Indonesia seperti halnya cewek menagih cinta kepada cowonya. Tapi kita yang seharusnya membuktikan cinta itu.
Salah satu caranya adalah cinta menggunakan produk-produk Indonesia. Dengan menggunakan produk-produk Indonesia maka akan membantu kemajuan Indonesia. Haris Munandar, Sekretaris Jenderal Kementrian Perindustrian menjelaskan, mengapa harus menggunakan produk dalam negeri?
Pertama, kita akan membantu 16,57 juta orang tenaga kerja yang berperan dalam memproduksi barang Indonesia. Selain itu, peluang tenaga kerja juga akan terus meningkat.
Kedua, akan terbentuk gaya belanja baru. Orang Indonesia akan lebih banyak ikutan untuk membeli produk Indonesia. Jika membeli produk dalam negeri telah membudaya, maka produktivitas dan daya saing produk lokal juga meningkat.
Ketiga, kita berperan dalam memproteksi pasar nasional dari produk impor. Jika produk Indonesia lebih dipilih untuk dibeli, maka pasar produk impor akan kesulitan untuk masuk ke pasar nasional.
Keempat, industri akan bangkit dan ekonomi mandiri. Tahukan bahwa Indonesia punya industri andalan yang menyumbang PDB tertinggi. Empat industri tersebut yaitu industri makanan dan minuman. Industri farmasi, kosmetik dan alat kesehatan, industri elektronika dan telematika, keempat industri tekstil, kulit, aals kaki dan aneka kerajinan.
Kelima, bye-bye krisis moneter. Jika perekonomian dalam negeri kuat. Maka ketika ekonomi dunia memburuk, Indonesia mempunyai sistem imun untuk menghadapi hal tersebut. Perputaran ekonomi di Indonesia akan terus berjalan karena masyarakat Indonesia menjual dan membeli di Indonesia.
Akhyari Hananto, Founder & Editor in Chief Good News From Indonesia menceritakan saat bertanya di sebuah acara. Ternyata kebanyakan dari peserta tersebut hanya tahu produk Indomie.
Padahal bukan hanya itu saja, ada permen Kopiko yang mejadi cemilan bagi astronot di pesawat NASA. Selain itu Ban GT Radial, sepeda Polygon, alat outdor Eiger, coklat Silver Queen, mainan Hot Weels, CFC, J-CO, Excelso, Lea, Terry Palmer, Tomkins, dan masih banyak lagi produk Indonesia yang mendunia. Banyak yang kita tidak tahu, bahwa produk-produk itu merupakan produk Indonesia.
Per Mei 2017, untuk pertama kalinya, mobile internet connection kita sudah melewati Malaysia. Pertama Singapura. Kedua, Thailand dan ketiga Indonesia. Indonesia juga menguasai South East Unicorn di Indonesia. Ada Gojek, Traveloka, Tokopedia dan Bukalapak.
Tahun 2025, E-Commerce di Asia Tenggara akan naik 11 kali lipat. Indonesia akan naik 27 kali lipat. Nah ini penting, pada tahun 2030, ekonomi dunia akan kembali ke Asia dan Indonesia akan menjadi salah satu bagiannya. Peluang inilah yang harus kita manfaatkan.
Iwet Ramadhan, penyiar radio yang mendirikan TIK untuk memajukan produk Indonesia. Awal pergerakannya karena ada isu Batik diambil oleh Malaysia. Kemudiann saat siaran  radio Iwet bertanya, "Apa itu Batik? Tau tidak motifnya apa aja?" Banyak orang tidak tahu. Dari hal itu bisa dilihat bahwa umumnya kita memnag belum mencintai produk Indonesia.
Kemudian Iwet mencoba mempromosikan batik dengan membuat kaos batik. Namun tidak laku. Kenapa tidak laku? Karena harganya lebih mahal dari kaos jenis lain. Kenapa lebih mahal? Karena masalah modal. Produk luar negeri mampu memproduksi banyak kaos sehingga harga mampu ditekan.
Menurutnya pula, orang Indonesia masih memilih batik print dibandingkan batik tulis. Padahal batik print itu dibuat dari Cina. Bukan dari pengrajin Indonesia. Kemudia siapa yang mendapatkan keuntungan?
Oleh karena itu, menurutnya, kesadaran orang Indonesia untuk mencintai produk Indonesia harus dibangkitkan lagi. Ia pun mencoba membuat JKT creative.
Iwet melihat sebuah masalah yaitu ada tunggakan di Rumah Susun, karena orang-orang di sana tidak mampu membayar listrik dan air. Akhirnya Ia mencoba masuk rusun untuk memberikan pelatihan keterampilan kepada ibu-ibu rusun.
Menurutnya, ada beberapa permasalahan kenapa produk Indonesia tidak mampu bersaing dengan produk luar negeri. Pertama tidak ada yang bisa membuat desain yang bagus. Kedua, quali control yang kurang bagus dan ketiga tidak mampu membranding produk.
Melihat hal-hal tersebut, Ia memberikan pelatihan keterampilan dan membeli putus barang ibu-ibu rusun. Kemudian dijual di tokonya di Senayan City. Rencana Ia akan membuka lagi di Pondok Indah Mall.
Peran Blogger?
Sebagai blogger dan kompasianer, kita bisa mengajak dan menginformasikan produk-produk Indonesia. Bukan hanya mengajak loh ya, tapi juga kita beli dan kita gunakan. Yuk, jika kita cinta Indonesia, buktikan dengan membeli dan menggunakan produk-produk Indonesia.