Mohon tunggu...
Yogi Setiawan
Yogi Setiawan Mohon Tunggu... Freelancer - Aku adalah

Pemuda yang penuh semangat, senang berbagi dan pantang menyerah. Mulai menulis karena sadar akan ingatan yang terbatas. Terus menulis karena sadar saya bukan anak raja, peterpan ataupun dewa 19.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Cinta Indonesia, Gunakan Produk Indonesia

17 Desember 2017   12:05 Diperbarui: 17 Desember 2017   12:23 2146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hasil kerjainan tas ibu-ibu Rusun Pulo Gebang (dok JKT Creative)

Per Mei 2017, untuk pertama kalinya, mobile internet connection kita sudah melewati Malaysia. Pertama Singapura. Kedua, Thailand dan ketiga Indonesia. Indonesia juga menguasai South East Unicorn di Indonesia. Ada Gojek, Traveloka, Tokopedia dan Bukalapak.

Tahun 2025, E-Commerce di Asia Tenggara akan naik 11 kali lipat. Indonesia akan naik 27 kali lipat. Nah ini penting, pada tahun 2030, ekonomi dunia akan kembali ke Asia dan Indonesia akan menjadi salah satu bagiannya. Peluang inilah yang harus kita manfaatkan.

Indomie, salah satu produk Indonesia yang mendunia. Ini iklan di Nigeria (IDN Times)
Indomie, salah satu produk Indonesia yang mendunia. Ini iklan di Nigeria (IDN Times)
Memajukan Produk Indonesia, Bisakah?

Iwet Ramadhan, penyiar radio yang mendirikan TIK untuk memajukan produk Indonesia. Awal pergerakannya karena ada isu Batik diambil oleh Malaysia. Kemudiann saat siaran  radio Iwet bertanya, "Apa itu Batik? Tau tidak motifnya apa aja?" Banyak orang tidak tahu. Dari hal itu bisa dilihat bahwa umumnya kita memnag belum mencintai produk Indonesia.

Kemudian Iwet mencoba mempromosikan batik dengan membuat kaos batik. Namun tidak laku. Kenapa tidak laku? Karena harganya lebih mahal dari kaos jenis lain. Kenapa lebih mahal? Karena masalah modal. Produk luar negeri mampu memproduksi banyak kaos sehingga harga mampu ditekan.

Menurutnya pula, orang Indonesia masih memilih batik print dibandingkan batik tulis. Padahal batik print itu dibuat dari Cina. Bukan dari pengrajin Indonesia. Kemudia siapa yang mendapatkan keuntungan?

Oleh karena itu, menurutnya, kesadaran orang Indonesia untuk mencintai produk Indonesia harus dibangkitkan lagi. Ia pun mencoba membuat JKT creative.

Iwet melihat sebuah masalah yaitu ada tunggakan di Rumah Susun, karena orang-orang di sana tidak mampu membayar listrik dan air. Akhirnya Ia mencoba masuk rusun untuk memberikan pelatihan keterampilan kepada ibu-ibu rusun.

Menurutnya, ada beberapa permasalahan kenapa produk Indonesia tidak mampu bersaing dengan produk luar negeri. Pertama tidak ada yang bisa membuat desain yang bagus. Kedua, quali control yang kurang bagus dan ketiga tidak mampu membranding produk.

Melihat hal-hal tersebut, Ia memberikan pelatihan keterampilan dan membeli putus barang ibu-ibu rusun. Kemudian dijual di tokonya di Senayan City. Rencana Ia akan membuka lagi di Pondok Indah Mall.

Peran Blogger?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun