Pada 1906 Wahidin Sudiro Husodo keliling Pulau Jawa untuk menyampaikan gagasannya mengenai Dana Belajar untuk anak pribumi tidak mampu yang cerdas. Desember 1907 Wahidin mengunjungi STOVIA dan menyampaikan gagasannya di sana. Beberapa bulan setelah kunjungannya para pelajar merencanakan gagasan mendirikan organisasi modern.
Rencana mendirikan organisasi disosialisasikan oleh Soetomo ke pelajar STOVIA lain untuk mendapatkan tanggapan dan dukungan. Mayoritas pelajar STOVIA setuju. 20 Mei 1908, Sootemo mengadakan musyawarah untuk mendirikan organisasi. Hingga terbentuklah organisasi modern pertama dengan nama Boedi Oetomo dengan Soetomo sebagai ketuanya.
Setelah berdirinya Boedi Oetomo, akhirnya terbentuklah beragam organisasi pergerakan nasional di Indonesia dengan berbagai corak. Beberapa contohnya seperti Perhimpunan Indonesia, Sarekat Islam, Muhammadiyah, Nahdatul Ulama , Indische Partij dan PNI.
Hingga pada 28 Oktober 1928, para pemuda berkumpul dari segala macam perbedaan organisasi, suku, agama dan ras. Mereka menyuarakan tanah air yang satu, bangsa yang satu dan bahasa yang satu.
Kami putra-putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia
Kami putra-putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia
Kami putra-putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia
Merinding ketika membayangkan kejadian saat itu di museum. Apalagi ketika masuk ke salah satu ruangan di Museum Kebangkitan Nasional, Asrama Mahasiswa STOVIA.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H