Kalau kita menonton pertandingan sepak bola ada sesi tendangan bebas. Dimana saat salah satu pemain dilanggar wasit memberikan hadiah kepada tim yang dilanggar untuk melakukan tendangan bebas. Biasanya yang jago melakukan tendangan bebas ada David Beckham dengan tendangan pisangnya, Roberto Carlos dengan tendangan geledeknya atau sekarang Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi yang menjadi ace di timnya masing-masing. Pemain-pemain tersebut memiliki tendangan yang akurat, sekali tembak bisa masuk ke gawang tanpa bisa diraih oleh sang kiper.
Free Fire adalah film tentang tembakan bebas yang sulit ditebak kemana arahnya. Awalnya ada transaksi jual beli senjata diantara dua geng. Namun ada ketidakpuasan terhadap transaksi tersebut sehingga terjadilah baku tembak. Banyak tembakan meleset dan bahkan ada yang salah sasaran. Saat menonton film ini saya tak tahu mana yang teman, mana yang lawan. Saya melupakan itu. Semuanya menembak lepas tanpa kontrol. Analaogi kalau main bola, para pemain main gaprak-gaprak aja.
Out of the Topic:
Saya menjadi ingat saat main tembak-tembakan saat masih SD. Pernah pakai tembakan yang berpeluru pelor plastik. Tapi menurut saya tembakan itu masih berbahaya. Alternatif lain, kami bermain tembak-tembakan menggunakan bambu yang berpeluru kertas basah. Nah ini lebih aman, bisa lepas tembakan secara bebas. Setelah menembak, kita kata-kataan, kemudian tertawa.
Back to the Laptop:
Jika ingin menonton film ini menurut saya lebih baik tidak ajak anak kecil, bahkan mungkin ini lebih pas jika ditonton untuk umur 21 tahun keatas. Banyak kata-kata kasar keluar serta adegan sadis yang membuat saya beberapa kali harus menutup mata. Namun disisi lain, saya juga bingung harus takut atau bagaimana, karena sesudah adegan sadis, ada saja celotehan, ledek-ledekan dan aksi konyol yang membuat saya tertawa.
Contoh saat pedagang senjata yang kesal gara-gara senjatanya hampir gak jadi dibeli. “Emang lu kira gue jualan pizza. Bisa jual senjata seperti yang lu pesen dengan jumlah banyak. Dapet senjata model ini aja udah susah, apalagi yang kayak lu pesen.” begitulah kira-kira.
Film Free Fire berlatar tahun 70-an di Boston dan bertempat di sebuah gudang tua. Bukan hanya latar waktu dan tempatnya saja tetapi juga musiknya. Geof Barrow dan Ben Salisbury memberikan alunan musik dengan komposisi menarik ala 70-an. Lagu Do the Boob dari Band The Real Kids, Annie’s Song dan This Old Guitar dan John Denver juga menjadi soundtrack film ini.
Komentar saya untuk film ini adalah ngeri-ngeri sedap, gokskil. Kalau bisa ketemu Ben Wheatley sang penulis dan sutradara, saya akan bilang “Buset dah, lu kira itu tembakan mainan, bikin cerita main tembak-tembak aja.” Efek setelah menonton film ini, saya seperti diajak berpikir dan mengambil hikmah dari setiap adegan.
Film
Cerita film ini ternyata ditulis oleh sepasang suami istri yaitu Ben Wheatley dan Amy Jump. Sutradara oleh Ben Wheatley.Para pemeran film: Chris (Cillian Murphy), Frank (Michael Smiley) serta dua ajudan mereka yang pecandu narkoba, Stevo (Sam Riley) dan Bernie (Enzo Cilenti) adalah pihak pembeli. Vern (Sharlto Copley), Martin (Babou Ceesay), Gordon (Noah Taylor) dan Harry (Jack Reynor) adalah pihak penjual. Ord (Armie Hammer) merupakan broker dari pihak Vern sementara Justine (Brie Larson) broker dari pihak Chris.